#12

3.6K 120 23
                                    

Terimakasih buat yang udah vote di chapter sebelumnya 😍
Happy reading 💞

•*•*

Jika memang dengan cara ini takdir agar kita bisa bersama. Aku akan menerimanya. Sesakit apa pun pengaruhnya.

****

Victor terduduk di lantai depan ruang ICU. Menunggu orang yang ada di dalam sana terbangun dari tidurnya. Cukup sekali bagi Victor menangis malam ini. Dan dia tidak mau menunjukkan kerapuhannya lagi.

Dengan sekuat tenaga Victor meremas rambutnya sendiri. Sekarang dia menjadi merasa sangat kehilangan setelah bertemu Aletha sebentar tadi. Dia bahkan belum mendapat kalimat sapaan dari Aletha.

Di jam-jam seperti ini biasanya Aletha akan meneleponnya. Sekadar menanyakan kabar dan memperdengarkan suaranya saat bernyanyi. Walau suaranya pas-pasan tapi mampu membuat hati Victor terasa damai.

Sekarang Victor rindu wajah jutek Aletha. Rindu suara ketus Aletha. Rindu mengusap puncak kepala Aletha. Rindu ekspresi Aletha saat menaikkan satu alisnya ke atas. Rindu semuanya yang ada dalam diri Aletha.

Di saat-saat seperti ini Victor masih sempat-sempatnya saja teringat akan saudara bangsatnya itu. Victor bangkit setelah mengusap kasar wajahnya. Dia mengeluarkan ponselnya hendak menghubungi Reno.

Untuk menanyakan tentang keberadaannya sekarang saat Aletha sedang berjuang sendiri di ambang kematian di dalam sana.

Ponsel Reno tidak bisa dihubungi. Dan itu membuat Victor semakin kesal padanya.

Seorang dokter akhirnya keluar dari ruangan Aletha dirawat. Nicholas sekeluarga dan Angga juga Salma langsung mengelilingi dokter itu.

"Bisa saya berbicara kepada orang tua pasien?"

"Ya. Saya Papanya."

"Baiklah, Anda ikut saya sebentar." saat Nicholas hendak berjalan tetapi Sheila menghalanginya.

"Aku ikut. Aku orang tua kandungnya Etha."

Nicholas tersenyum lalu menenangkan istrinya. "Kamu di sini aja nungguin Etha. Biar aku sama Angga yang ikut sama dokter."

"Tap..."

"Udahlah La. Sama aku aja di sini. Atau kita ke musola berdoa buat Aletha."

"Tuh dengerin Salma. Di sini atau ke musola aja buat doain Etha biar cepet sembuh." Sheila mengangguk. Lalu dia dituntun oleh Salma untuk berjalan ke musola.

Sekarang di depan ruang ICU yang tersisa hanyalah Victor, Arnold dan Alena. Arnold dan Alena duduk di kursi besi sementara Victor berdiri menyandarkan punggungnya ke dinding bercat putih.

Lima belas menit kemudian teman-teman Aletha datang. Nicholas dan semuanya sudah berkumpul di sana. Tapi Victor tidak melihat kehadiran  Reno di sana. Dan itu sudah mampu membuat amarahnya tersulut.

"Reno ke mana? Kenapa dia gak ke sini?" tanya Victor dengan nada dinginnya. Membuat Yoga dan teman Aletha yang lain tidak berani menatap Victor.

Sebuah panggilan masuk di ponsel Victor. Setelah membaca nama penelepon di layar yang menyala mati Victor langsung mengangkatnya.

alvino✅Where stories live. Discover now