14

8.1K 897 29
                                    

"waktu Mom mengandungku, mom ngidam apa?"


Deg!

Sebuah pertanyaan terlontar dari bibir Zedd. Pertanyaan yang langsung membuat jantung Ashley berdegup beberapa kali lipat lebih cepat dari biasanya. Keringat dingin juga menetes di pelipis nya. Ia menggigit bibir bawahnya.


'Apa yang harus ku katakan pada Zedd?'

Zedd yang bingung melihat ekspresi ibunya itu hanya bisa menaikkan sebelah alisnya. "Mom? Are you okay? Kau haus ya?"
Ashley pun tersadar dari pikirannya soal jawaban apa yang harus ia berikan pada Zedd. "Y-yeah, i'm O--okay"Jawanya gelagapan.
"Jadi saat mengandungku, kau ngidam apa Mom? Apa kau ngidam suara uncle jaybe juga?hahaha"canda Zedd.

Namun Ashley hanya diam dan kembali menggigit bibir bawahnya. "Uhm-- saat itu Mom.. Mom selalu ingin--"



Kring... Kring...

Ponsel yang berada di saku Zedd berbunyi. Ia pun langsung mengambilnya dan melihat siapa yang menghubunginya pagi-pagi begini.

Fiuhhhh....

Ashley menghela nafasnya. 'Thanks God'

"Mom, uncle hazz menelponku, aku ke kamar dulu ya.. Love you Mom"Zedd mencium pipi Ashley kemudian berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
"Love you too, honey!"teriak Ashley.

Wanita hamil berambut brunette itu masih terdiam di sofa sebentar, sebelum akhirnya ia memutuskan masuk ke kamarnya untuk mengatakan apa yang baru saja terjadi pada Niall.


Ceklek.

Ashley membuka pintu kamarnya dan Niall dengan perlahan agar tak menimbulkan suara yang mungkin saja bisa membuat Niall terbangun. Namun dugaannya salah, Niall sudah membuka kedua kelopak matanya, tetapi tubuhnya masih terbaring di tempat tidur dengan keadaan shirtless.
"Hi sayang"sapa Niall yang langsung duduk di pinggir tempat tidur. Ashley pun menghampirinya dan membiarkan bibir mereka bertemu selama beberapa detik.
"Ku kira kau belum bangun"Ashley mendaratkan kepalanya pada bahu Niall.
"Aku baru saja bangun, tapi tenang, aku sudah menyikat gigiku sebelum menciummu"canda Niall sambil mengusap kepala Ashley.
"Hahaha, kalau tadi kau belum menyikat gigimu mungkin hari ini kau tak dapat sarapan"Ashley membalas candaan Niall dan langsung diikuti tawa renyah Niall. "Dad, i wanna tell you something about Zedd"
"Tell Me, Mom"
Ashley menarik nafasnya sejenak. "Tadi pagi aku dan Zedd meng cover lagu. Nah setelah itu tiba-tiba aku ingin sekali mendengar suara Justin, sepertinya ngidam. Lalu, ketika aku selesai berbicara dengan Justin, Zedd menanyakan ketika aku mengandungnya aku ngidam apa.."jelas Ashley dengan kepala yang masih tersender mesra di bahu kiri Niall.
Mata Niall membulat. "Lalu?"
"Untungnya saat itu Harry menelponnya"
Niall menghela nafasnya lega.
"Tapi aku takut ketika ia menanyakan hal itu lagi padaku. Aku tak tega berbohong padanya, tapi aku lebih tak tega jika memberitahu yang sebenarnya padanya."ucap Ashley lirih.
"Tidak, Zedd masih terlalu kecil untuk itu. Kita tak akan beritahu dia sampai kapanpun. Kau tahu? Aku menyayangi Zedd sama seperti aku menyayangi Darren dan Pearl"jelas Niall. "Dan aku janji akan selalu menyayanginya sama seperti Darren dan Pearl."
"Kau bisa pegang janjimu, Dad?"tanya Ashley ragu sambil mengangkat kepalanya.
"Yeah"Niall pun merubah posisi duduknya menghadap Ashley dan menggenggam tangannya lembut. "Aku janji. Dan kita akan sama-sama membesarkan Zedd, Darren dan Pearl dengan kasih sayang yang sama, okay"
Ashley mengangguk lembut. Dan langsung disambut oleh dekapan Niall yang selalu menghangatkannya. Niall mengusap kepala belakang Ashley lembut. Dan tiba-tiba saja Ashley menjauhkan tubuhnya dari tubuh Niall yang tidak menggunakan sehelai kaus pun.
"Keringat mu bau, Mr. Niall"


---
Setelah berhasil membujuk Niall untuk mandi, Ashley pun keluar kamar dan kembali berniat untuk duduk di sofa ruang keluarga. Namun niatnya tertunda karena bel rumah yang memiliki Arsitektur sangat indah itu berbunyi. Dengan segera ia menuju pintu utama untuk melihat siapa yang mendatangi kediaman keluarga Horan.
"Selamat pagi"sapa seseorang yang berada di balik pintu. Seorang gadis remaja yang membawa sebuah tempat berisi kue bolu. Gadis itu tersenyum sumringah ketika melihat Ashley yang muncul dihadapannya.
"Pagi"Ashley tersenyum membalas sapaan gadis itu.
"Hi, Ashley. Kenalkan, aku Flo, dan aku directioner"gadis bernama Flo itu mengulurkan tangan kanannya.
Ashley menjabat nya dengan terus tersenyum. "Ashley"
"Ohiya, aku kemari ingin menyerahkan ini"Flo menyerahkan sebuah kantung plastik bening. Ashley menerimanya dengan senang hati. "Thankyou"
"Jangan dimakan ya, ku mohon, dan tetaplah tersenyum seperti itu"Flo masih tersenyum seperti sejak awal kedatangannya kerumah keluarga Horan.
Ashley yang tadinya ingin mengerutkan dahinya kembali memasang senyuman palsunya. "Sebenarnya ada apa?"
Flo kini tersenyum makin lebar. "Seseorang memberikan bubuk racun pada kue itu, dan jika aku tidak memberikannya padamu, ia mengancam akan membunuhku. Ia mengawasi kita dibalik pohon di ujung sana. Dan jangan alihkan pandanganmu kesana"ucap Flo to the point mengatakan yang sejujurnya.

Aneh.

Benar-benar aneh. Tersenyum disaat membicarakan hal yang sama sekali tak memiliki nilai humor ataupun kesenangan. Awkward.


"Baiklah, Ash, terimakasih atas waktumu, aku permisi dulu. Tolong sampaikan salamku pada Niall, Zedd, dan si kembar, bye"dengan cepat Flo pergi meninggalkan pekarangan rumah Horan. Ashley yang masih tersenyum bingung itu mengalihkan pandangannya sebentar pada sekitar. Dan benar saja, ia melihat sesosok bayangan dari balik pohon yang ada di pekarangan rumah Mrs. Willy, dua rumah dari rumahnya. Dan Ashley pun kembali masuk, berniat untuk membuang kue bolunya sesegera mungkin.

"Hi, mommy, apa itu? Woah, kau tau saja kalau aku sedang lapar"tanpa aba-aba, Niall yang baru selesai mandi dan belum mengenakan kausnya itu mengambil kantung plastik yang ada di tangan Ashley.
"Ni--"
Namun Niall tetap bersusah payah untuk membuka tempat kue tersebut.
"NIALL JANGAN DIMAKAN!"teriak Ashley dan langsung menjatuhkan sepotong kue yang akan Niall masukan ke mulutnya.
Niall menaikkan sebelah alisnya.
"Kue itu beracun, seseorang ingin menyakitiku, dan ia menyuruh seorang directioner untuk memberikan kue ini padaku, tapi untungnya gadis itu baik dan memberitahukan semuanya padaku"Ashley kembali memasukkan potongan kue itu ke dalam plastik.
"Aku tak mengerti"
"Kurasa Emily, ia ingin merebut kau dariku"ucap Ashley mencoba untuk santai. Padahal jauh di dalam lubuk hatinya, ia merasa sangat takut jika Emily melakukan tindakan yang kelewat batas demi menyingkirkan dirinya dari Niall.
"Hey, kau tak usah takut, Ash. Aku akan selalu menjagamu dan anak kita"tangan Niall mengelus perut besar Ashley.
"Tapi aku takut jika Emily nekad melakukan hal yang lebih dari ini"ucap Ashley lirih.
"Sshhhh.. I'm always here beside you, okay?"Niall mengecup kening Ashley lembut.

'Yeah, kuharap ini percobaannya yang terakhir'



---
Haaaai. Makin absurd ya nih cerita u,u

Btw i need your vomments,

And Read my ff called 'Lies'

Thankyou!

-billa x

Horan's Little Family [Book 2 of The Cutest Dad]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang