18

7.8K 911 48
                                    

"Kira-kira kapan aunty dokter itu mengantarkan alatnya pada Bianca, Mom?"tanya Zedd pada Ashley saat mereka dalam perjalanan kembali ke mobil mereka yang berada di seberang jalan.
"Akan diusahakan secepatnya, Zedd, Zedd yang sabar ya, Mom yakin Bianca itu gadis kuat"Ashley merangkul Zedd dengan lengan kirinya.

Ketika mereka tiba di trotoar jalan dan hendak menyebrang melalui zebra cross, ponsel putih Zedd bergetar dan menampilkan sebuah pesan dari ayahnya.
"Mom menyebrang duluan saja, Zedd nanti bisa sendiri kok"ucap Zedd pada Ashley lalu fokus untuk membalas pesan ayahnya, Niall. Karena melihat jalan raya yang sepi, Ashley akhirnya memutuskan untuk menyebrang duluan.
"Lihat kanan kiri sebelum menyebrang, honey"ucap Ashley sambil memperhatikan kanan kirinya, dan setelah memastikan tak ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi, Ashley mulai melangkahkan kakinya menyebrangi zebra cross.

"Okay Mom!"ucap Zedd sambil mengangkat pandangannya untuk melihat Ashley yang kini berada tepat di tengah zebra cross, dan tiba-tiba saja mata Zedd menangkap sebuah mobil sedan hitam dengan kecepatan tinggi berada tak jauh dari sisi kanan Ashley yang hanya memfokuskan matanya ke depan.

Ya, sebuah mobil sedan yang memiliki stiker nama sebuah butik di London itu melaju cepat kearah Ashley.


"MOMMY! AWASSSS!!!"

----
Seorang lelaki berambut pirang dan bermata biru sedari tadi tak berhenti mondar-mandir sambil menggenggam ponsel ditangannya. Wajahnya terlihat cemas dan gelisah. Sesekali ia pun mengacak rambutnya yang sudah dipenuhi keringat.
"Niall, bisakah kau berhenti mondar-mandir seperti itu? Kau membuatku pusing"kata lelaki berambut keriting, Harry yang sedari tadi bingung melihat tingkah sahabat karib seband nya itu. "Ada apa, sih?"
Lelaki Irlandia bernama Niall itu akhirnya menghentikan aktivitas mondar-mandir nya dan beralih pada sofa di sebelah Harry.
"Ashley dan Zedd tidak mengangkat telepon ku sedari tadi"Niall kembali mencoba untuk menghubungi istrinya, Ashley.
"Mungkin mereka sedang sibuk, atau batre handphone mereka habis"sahut Harry.
Niall yang tak mendapat suatu jawaban dari Ashley itu melempar ponselnya ke celah kosong yang berada diantara dirinya dan Harry. "Entah mengapa perasaanku tiba-tiba tak enak. Aku takut terjadi sesuatu pada mereka"
"Jangan berpikiran yang aneh-aneh! Mereka pasti baik-baik saja, calm Down bro, Acara amal ini kan dipercepat, jadi beberapa jam lagi kita take off"Harry mencoba menenangkan Niall.

Niall hanya membalasnya dengan anggukan dan helaan nafas pasrah. Namun tiba-tiba ponsel nya berdering dan menampilkan sebuah nama yang sedari tadi ia tunggu-tunggu kabarnya, Zedd.


"Zedd! Kau ini kemana saja dari--"

"AP--APAA?!"seketika itu juga ponsel yang menempel di telinganya terjatuh ke lantai. Wajah Niall pun seketika berubah pucat, keringat mengucur deras di pelipisnya. Mata birunya pun mulai berkaca-kaca.

Harry yang berada disebelahnya pun hanya menatap lelaki itu bingung. "Ada apa, Ni?"
Niall hanya diam. Kini air matanya mulai jatuh membasahi pipinya.
"BERITAHU AKU APA YANG TERJADI!"teriak Harry yang mulai panik ketika melihat air mata yang sudah membanjiri wajah cute Niall Horan itu.
"A--Ashley dan Zedd kecelakaan. Aku harus kembali ke London sekarang"Niall langsung bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan Harry yang terkejut mendengar berita kecelakaan Ashley.




---
Sepanjang perjalanan dari Afrika selatan kembali ke London, di dalam jet pribadinya, Niall tak henti-hentinya menangis dan mengkhawatirkan Ashley dan Zedd. Ia tak tidur dan selalu memanjatkan do'a untuk keadaan Ashley dan Zedd.

Dan setelah penerbangan yang memakan waktu cukup lama, Niall pun tiba di London International hospital, rumah sakit yang kini menangani Ashley dan Zedd. Sebenarnya setelah insiden tadi, Ashley dan Zedd dibawa ke sebuah rumah sakit di Irlandia, namun karena keterbatasan peralatan, akhirnya mereka dirujuk ke London International hospital.

Niall mempercepat langkahnya memasuki ruangan perawatan Ashley setelah ia sedikit berbincang dengan dokter yang menangani istrinya dan anaknya itu. Ia membuka pintu ruang perawatan yang memiliki fasilitas sangat lengkap.

Mata birunya menangkap sesosok wanita brunette sedang menyandarkan punggungnya dan memandang jendela yang langsung memperlihatkan suasana kota London yang ramai.
"Ashley"ucap Niall lembut sambil berjalan mendekati wanita itu.
Ashley menoleh, terlihat sekali matanya sembab dan masih berair. "Niall"tanpa aba-aba, Ashley pun langsung memeluk Niall sangat erat.
Niall membalas pelukan istrinya dan mengusap kepala bagian belakang Ashley lembut. Dagunya juga menempel pada puncak kepala istrinya itu. "Kau baik saja kan, honey? Aku sangat mengkhawatirkan mu, Ash, tapi syukurlah kau baik-baik saja"
"Ma--maafkan aku Niall"Ashley semakin terisak. "Me--mereka pergi"

Niall melepas pelukan Ashley dan menatap wanita itu lekat-lekat. Sejenak ia melirik perut Ashley yang kini sudah tak membuncit seperti dua hari lalu sebelum ia pergi ke Afrika. Dan airmata pun kini kembali membanjiri pipi Niall. Kemudian kedua tangannya bergerak untuk menghapus airmata yang begitu deras mengalir di pipi Ashley. Niall mencoba tersenyum walaupun hatinya terasa nyeri, sedih, dan kecewa. Karena, calon kedua anak lelakinya kini sudah kembali pada Tuhan sebelum mereka benar-benar merasakan bagaimana hidup di dunia.


"Ini rencana Tuhan, sayang. Mungkin Dia menginginkan kita untuk fokus pada Darren dan Pearl, serta Zedd dulu"Niall yang delapan tahun lalu masih bertingkah seperti anak kecil, kini ia sudah semakin dewasa dan bijak.
"Kenapa Tuhan tak membiarkanku ikut mereka?! Mereka bahkan belum sempat melihat kita, Niall!"Ashley kembali terisak frustasi.
"Ashley sayang, kau tak boleh bicara seperti itu.. Mungkin lain kali Tuhan akan mengirim yang lain untuk menggantikan mereka.. Cobalah untuk merelakan kedua jagoan kita, Ashley"Niall kini kembali menenggelamkan Ashley kedalam dada bidangnya.
Ashley pun perlahan-lahan mencoba menghadapi takdir yang telah mengambil kedua anak kembar lelakinya yang sudah enam bulan berada di perutnya. "Ma--maafkan aku, Niall"
"Tidak, kau tak salah, it is our destiny"Niall pun mencium dahi Ashley lembut.
"Kemana Zedd? Dia-- dia tak apa kan, Dad?"tanya Ashley yang sejak ia sadar tadi belum mendapatkan kabar soal anak lelakinya itu. "Soalnya tadi aku melihatnya tak sadarkan diri,Ni"


Ya, tadi setelah melihat ada mobil yang melaju kencang kearah Ashley, Zedd langsung berlari dan mendorong Ashley ke trotoar agar terhindar dari mobil sedan hitam tersebut. Ashley tak tertabrak mobil, tetapi sayangnya posisi jatuhnya menyebabkan kandungannya keguguran. Dan Zedd, bocah sembilan tahun itu yang menggantikan ibunya. Ia tertabrak mobil tersebut hingga terpental dan langsung tak sadarkan diri. Tindakan hero Zedd untuk menyelamatkan nyawa ibunya, meskipun resikonya keselamatan dirinya sendiri dan kehilangan calon kedua adiknya.



Niall terdiam.
"Niall, bagaimana keadaan Zedd? Dia baik-baik saja kan? Ayo antarkan aku untuk melihat keadaannya, aku sangat khawatir padanya"Ashley menggoyangkan lengan Niall yang terdiam karena mengingat perkataan dokter padanya tadi.
"Zedd--"ekspresi wajah Niall terlihat berubah.


"Zedd koma"


---
Haaaai, update kan.... Hehee

Kayaknya chapter ini absurd bgt deh.....

Maafkan dakuu jika sangat membosankan.....

Hehehe,

Aduh kebanyakan hehehe nih....hehehe...

Leave vomments aja yaa kalo suka

Thankyou. Ily.

-billa x

Horan's Little Family [Book 2 of The Cutest Dad]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang