11. Liburan

837 72 68
                                    

"Segala perubahan itu pasti ada sebabnya. karena tak akan ada akibat jika tak ada sebab."

((Akhwatul_iffah))

Prakkk prakkk.

Suara itu terdengar keras, begitu  mengagetkan diriku dan Ummi yang belum sempat membuka pintu rumah. Tak berpikir lebih lama lagi, aku dan Ummi berjalan cepat melihat keadaan sekitar dengan raut penuh penasaran, suara apakah gerangan?

Ternyata benar dugaan kami, ada kecelakaan mobil dengan motor.
Betapa kagetnya diriku saat kusadari, mobil sedan hitam yang kuihat itu adalah milik Kak Diyah yang baru beberapa menit lalu keluar dari pekarangan rumah ini.

Dengan langkah cepat, aku dan Ummi menghampiri tempat kejadian untuk melihat keadaan sang pengemudi. terlihat motor itu menubruk mobil Kak Diyah di bagian belakangnya.

Tapi, Alhamdulillah keadannya pun tak begitu parah, hanya terdapat lecet di beberapa bagian tubuhnya, si pengendara motor.
Mobil Kak Diyah hanya rusak ringan di bagian belakangnya.

"Kak diyah gak apa-apa?" Aku langsung bertanya, saat kulihat Kak Diyah keluar dari mobilnya mendekat ke arah Aku dan Ummi yang masih melihat keadaan pengendara motor.

"Alhamdulillah gak apa-apa kok Fath, Tante."

"Bagaimana keadaan Bapak? apa perlu saya antar ke rumah sakit terdekat?" Tanya Kak Diyah beralih dari tempatku berdiri, terlihat khawatir terhadap Bapak-Bapak setengah baya yang telah menabrak mobilnya.

"Gak apa-apa, Neng. Maafin saya ya. Tadi saya benar-benar enggak sengaja nabrak mobil Eneng. Sayatadi sempat ngantuk, Neng." Bapak tadi tampak menghela nafas sejenak.

"Dan.. untuk mengganti kerusakan mobil Eneng ini kira-kira berapa ya?" jelas lagi Bapak itu merasa bersalah dengan wajah yang terlihat sedih.

"Iya nggak apa-apa, Pak. Yang penting lain kali hati-hati ya, Pak. Kalau Bapak ngantuk mending ke tepi jalan dulu aja istirahat atau ngopi dulu, dari pada dipaksakan malah akan membahayakan nyawa bapak dan orang lain kan nantinya.
Soal mobil saya. Bapak tidak usah ganti apapun, lagian mobil ini hanya mengalami kerusakan ringan aja kok."

"Maa syaa Allah... terima kasih ya, Neng atas semua kebaikan, Eneng. Padahal saya yang salah. Tapi Eneng enggak minta ganti apapun pada saya. Semoga kebaikan Eneng akan dibalas oleh Allah SWT," ucap Bapak itu penuh haru.

"Aamiin yaa Robbal'alamiin.. Iya Pak sama-sama," ucap Kak Diyah tersenyum ramah.

"Ya udah kalau gitu. Bapak permisi dulu ya, Neng. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salamwarohmatullah wabarokatuh. Hati-hati, Pak."

Setelah berlalunya bapak-bapak itu. Kak Diyah pun berpamitan kepadaku dan juga kepada Ummi.

-***-

Di keheningan pagi selepas sholat subuh berjamaah. Di rumahku, yang biasanya memulai beraktifitas di dapur. Kini berbeda. Kami masing-masing sibuk berkemas di kamar.

Hari ini, Kami sekeluarga akan bersilaturahmi dan menginap beberapa hari di rumah Kakek dan Nenek. Mumpung liburan sekolah kata Abi kepada kami saat berkumpul semalam. Dan Abi sudah ambil cuti dua hari dari kerjanya ikut berlibur bersama kami. 

Hampir setiap liburan semester, kami sekeluarga menyempatkan diri berkunjung ke rumah Kakek dan Nenek dari pihak ummi. Karena dari pihak Abi, Kakek Nenekku telah meninggal beberapa tahun silam, karena kecelakaan. Saat aku masih berumur 2 tahun.

Jadilah kami hanya bisa berkunjung ke makam beliau maksimal 1 bulan sekali. Karena letaknya tak begitu jauh dari rumah tempat kami tinggal sekarang.

Cinta Fathimah  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang