5. 003, 004 & 007

1K 144 4
                                    

Diam. Itulah yang saat ini dilakukan oleh Chanyeol. Tidak melakukan apapun, hanya diam di dalam kamar perawat itu. Mencoba mencerna apa yang saat ini sedang berputar di dalam kepalanya.

"Kenapa dia memperlakukan Sowon secara berbeda? Siapa gadis itu sebenarnya?"

Dia mengusap rambutnya frustasi, lalu menghela nafas yang terkesan berat dan dingin.

"Chanyeol hyung, cepatlah kemari," panggil Taehyung panik.

Chanyeol yang merasa dirinya dipanggil tadi langsung bangkit dari tempat tidurnya itu.

* * *

"Ada ap-" Mata Chanyeol langsung terbelalak saat melihat pasiennya Sowon yang saat ini sedang bertengkar dengan pasien dari Yerin dan juga Sinb.

"Ah... Chanyeol tolong atur pasienmu itu!"

Dengan cepat Chanyeol langsung berlari ke arah Sowon berusaha menjauhkan tangannya dari kepala Irene.

"Kau ini perempuan gila!" pekik Sowon sambil menjambak rambut Irene.

"Hei... Jauhkan tangan gilamu dari kepala pacarku," sambung Umji yang tiba-tiba masuk ke dalam pertengkaran antara Irene dan Sowon.

"Aduh... Irene ayo kita masuk ke dalam kamarmu saja, kita berdua main boneka saja. Ayooo!"

Yerin terlihat kewalahan mengatasi pasiennya itu, begitu juga dengan Sinb.

"Pacarmu itu akan baik-baik saja Umji, ayo... bagaimana kalau kita menghamburkan semua alat komestik milikmu?"

Sinb terlihat membujuk.

"Sowon ayo masuk ke dalam ruanganmu!" pintah Chanyeol.

"Ahrg... pacarmu itu adalah perempuan gila!" ucap Sowon masih berusaha untuk menggapai Irene, padahal tubuhnya sekarang sedang ditahan oleh Chanyeol.

"Enak saja. Kau yang gila!" pekik Irene tidak mau kalah.

"Padahal mereka semua sama-sama gila," ucap Heechul yang saat ini hanya berani melihat dari kejauhan.

"Sowon masuk ke dalam ruanganmu!"

Sowon semakin meronta saat Chanyeol menggendong tubuhnya secara paksa.

"Hey bodoh, kepalaku terjeduk lantai," protes Sowon yang saat ini sedang mengusap kepalanya yang habis mengelap lantai rumah sakit itu.

"Turunkan aku!" Chanyeol menurunkan Sowon tepat di atas tempat tidurnya.

"Astaga! Kenapa dahimu terlihat merah?" tanya Chanyeol.

"Ini semua gara-gara kau, kau pikir kepalaku ini apa? Kelapa? Kalau mau menggendongku bilang-bilang dulu, kepalaku habis terjeduk lantai."

Chanyeol tidak bergeming.

"Kenapa dia bisa terlihat cantik ya?" batin Chanyeol.

"Kau ini mendengarku atau tidak?"

Sowon memukul kepala Chanyeol pelan.

"Astaga Chanyeol, kau pasti sudah ikutan gila juga," lanjut batin Chanyeol.

"Kenapa kau bisa bertengkar dengan Irene dan juga Umji?" tanya Chanyeol.

Sowon menghela nafasnys, lalu menggoyangkan kedua kakinya yang mengangantung di atas tempat tidurnya itu.

"Irene, dia mengatakan kalau aku ini perempuan gila," protes Sowon.

Chanyeol terkekeh kecil melihat wajah Sowon saat ini.

"Sudahlah tidak usah membahas hal itu lagi. Sowon apakah aku boleh bertanya?"

Sowon mengangguk ragu, "Tapi jangan tanya berapa umurku, karena aku juga tidak tau hal itu," sambung Sowon.

"Apakah kau mempunyai hubungan dengan Dr. Yeon?" Chanyeol menatap Sowon ragu.

"Tidak! Aku bahkan tidak mengenal iblis itu," jawab Sowon yang terdengar dingin di telinga Chanyeol.

"Apa kau yakin tidak mengenalnya?" tanya Chanyeol lagi.

"Siapa kau sebenarnya? Siapa nama orang tuamu, dimana mereka? Kenapa kau disini? Kenap-"

Chanyeol menghentikan pertanyaan-pertanyaannya itu saat mendengar Sowon berteriak histeris.

"Akhh... Kepalaku sakit!" Sowon meringis histeris seraya memegangi kepalanya.

"Kau kenapa?" tanya Chanyeol panik.

"Semua itu... aku... mereka..." Sowon mencoba untuk mengatakan sesuatu, tapi semua itu tidak bisa dilakukannya.

"Sudahlah, jangan bebani pikiranmu," ucap Chanyeol berbisik ke Sowon. Memeluk gadis itu dalam diam, membiarkan gadis itu menangis di pundaknya.

"Minum obatmu ya," ucap Chanyeol.

Sowon memakan satu kapsul obat berwarna putih itu dengan air.

"Jangan dipikirkan apa yang aku tanyakan tadi, mungkin nanti kau bisa menjawabnya," sambung Chanyeol.

Update soon

Stay With Me ✔Where stories live. Discover now