17. ㅡMiracle

14.8K 1.7K 213
                                    

Cerita ini murni dari imajinasi-ku, jika ada kesamaan dalam nama, alur dan unsur cerita, Itu semua hanya kebetulan :)

♧ ♧ ♧ ♧ 

"Dan memalukan mengajak orang cacat di Restaurant berkelas ini"

Jimin menutup matanya kasar, mencoba untuk tidak mencerna kata-kata orang yang membicarakannya tanpa mengetahui ceritanya.



"Ayo sayang kita pulang sajaㅡ." Kata Jungkook tiba-tiba ada didepannya.

"Huh? K-Kenapa?." Jimin bingung.

"Banyak sampah disini dan aku takut sampah ini merusak kecantikan-mu." Kata Jungkook sambil menatap tajam orang-orang yang melukai perasaan omega-nyaㅡ orang-orang itu seketika menunduk tak berani menatap Jungkook.

Jungkook mendorong pelan kursi roda Jimin.

"Tunggu Tuan Jeon? Kenapa anda pergi?." Gugup pelayan.

"Maafㅡ kami ada urusan mendadak, saya akan memastikan untuk datang kembali tapi tidak dengan sampah disanaㅡ Dan ini pesanan yang sudah terlanjur kami pesan tadi." Jungkook menunjuk orang-orang yang mengolok Jimin dan memberikan uang cukup mungkin lebih untuk pelayan itu.

"Jungkook." Jimin menatapnya tajam, Jungkook mendesah pelan.

"Kami permisi."

Jungkook mendorong kursi roda Jimin dengan pelan, Jimin hanya diam saja dengan Alpha-nya.

"Kenapa kau diam saja saat mereka mengejekmu?." Jungkook memecah keheningan mereka.

"Lalu aku harus apa? Bukankah mereka ada benarnya." Jimin pasrah.

"Sayang, kau bukan seperti apa yang mereka katakanㅡ kau tidak pernah merepotkanku dan aku bahagia dengan apa yang aku miliki sekarangㅡ kau akan selalu menjadi omega yang tercantik untukku Jimin." Jungkook berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Jimin.

Jimin menatapnya lembut dan menangkup pipi suaminya.

"Dan kau selalu menjadi Alpha-ku yang bijaksana."

Jungkook tersenyum.

•••

Jimin tersenyum melihat bayi-nya Jihan, menatapnya lembut sambil jemari mungilnya memegang erat jarinya.

"Kau benar-benar seperti ayahmu eh?."

Jihan tersenyum miring.

"Apa kau akan sebijaksana seperti Ayahmu? Atau memiliki keberanian sepertiku?." Jimin mengecup jari mungil bayi-nya lalu menggendongnya meskipun ia masih duduk di kursi roda.

Jimin mengajak bayi-nya mengelilingi Penthouse mewah milik mertuanya.

"Kalau kau besar nantiㅡ Ayah akan mengajarimu menunggang kuda." Lirih Jimin menatap Jihan dengan lembut.

"Ohㅡ jadi kau sudah melahirkan?." Kata seseorang membuat Jimin terkejut.

"Yeri?."

My Beautiful Omega  [Kookmin]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora