Bab 4 : Padang Ilalang

2.3K 348 32
                                    

"Apa?"

Komandan Teguh menghentikan laju mobilnya di bahu jalan. Segera dimatikannya siaran radio rik agar dia dapat mendengar dengan jelas informasi dari si penelpon. Telinga dan hatinya mendadak terasa begitu panas. Bagaimana tidak? Dia baru saja tiba di daerah Bukit Dangas, dan sialnya dia harus mendengar berita duka dari salah seorang anggota tim tiga.

"Putri Abraham, kau bilang?"

"Ya, Komandan. Jasadnya sudah dibawa ke Rumah Sakit BHK untuk proses otopsi lebih lanjut," sahut Kendra di seberang.

Komandan Teguh menghela napas gusar. Ini gila, batinnya. Bagaimana bisa putri Abraham menjadi korban pembunuhan? Komandan Teguh mulai mengira-ngira, bisa jadi alasan inilah yang membuat Abraham mendadak dibebastugaskan dari jabatannya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Abraham saat ini. Kehilangan anak semata wayang yang teramat sangat dia kasihi pastilah menjadi pukulan terberat bagi Abraham. Komandan Teguh turut berduka untuk rekannya itu.

"Baiklah. Kabari secepatnya jika ada perkembangan. Aku harus periksa TKP di padang ilalang."

“Siap, Komandan!” sahut Kendra.

Panggilan pun diputus kemudian.

Komandan Teguh menyakukan kembali gawainya. Usai turun dari mobil dan menutup pintu, perwira berpangkat Ajun Komisaris Polisi itu disambut oleh luasnya padang ilalang di kanan-kiri—terhampar sampai sejauh tiga kilometer. Di sekitar bibir jalan telah ramai oleh barisan mobil patroli polisi dan kendaraan milik wartawan yang bertugas melakukan liputan berita.

Bukit Dangas merupakan daerah yang cukup sepi. Tetapi hari ini Komandan Teguh melihat setumpah manusia membanjir di sana laiknya sekompi demonstran Serikat Buruh. Mereka bergerak, saling dorong, dan menginjak-injak ilalang lantaran merasa begitu penasaran dengan apa yang tengah terjadi. Mengakibatkan proses olah tempat kejadian perkara menjadi sedikit terkendala.

“Mundur! Mundur!” teriak lantang salah seorang petugas polisi. Dia memberi hormat dengan sikap tegas ketika Komandan Teguh datang menghampiri. Segera dia persilahkan Komandan yang mengepalai tim dua Divisi Pembunuhan itu menyelinap ke dalam kerumunan massa.

Komandan Teguh melangkahi parit, kemudian berlari-lari kecil menuju sekelompok polisi di tengah lapangan. Padang ilalang yang berlokasi di Jalan Bukit Dangas itu sempat mengalami kebakaran beberapa bulan lalu sehingga sebagian area yang dia lewati hanya ditempati oleh rumput kering dan bekas jelaga.

Namun, ilalang liar sejatinya dapat tumbuh dengan cepat. Sehingga, meski tidak dilakukan penanaman ulang, tunas-tunas hijau telah kembali merimbun dengan sendirinya. Di sebagian tempat tingginya bahkan telah mencapai pinggang orang dewasa. Pemandangan itu terlihat jelas di sisi kanan dan makin dipercantik oleh indahnya bunga ilalang liar yang sedang bermekaran.

Memasuki musim berbunga seperti sekarang ini, padang ilalang bisa menjadi salah satu pilihan lokasi yang pas untuk berswafoto. Namun, rasa-rasanya saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk memikirkan hal semacam itu. Sebab, sesuatu yang mengerikan tengah terjadi di sini.

Padang ilalang telah menjadi saksi bisu—tempat di mana seorang pelaku pembunuhan membuang potongan tubuh korbannya. Komandan Teguh telah mendapat kabar sebelumnya. Setengah jam lalu, ketika dia masih duduk di kantornya sembari menyeruput secangkir kopi, dia mendapat panggilan masuk. Lewat sambungan telepon, salah seorang anak buahnya melaporkan bahwa ada koper mencurigakan yang ditemukan oleh seorang warga di daerah padang ilalang Jalan Bukit Dangas. Tebakan Komandan Teguh, isinya, kemungkinan besar, adalah jasad yang telah dipotong-potong.

Komandan Teguh menyusuri jalan setapak yang sebelumnya sengaja dibuat oleh anggota Sektor Sekupang untuk memudahkan akses masuk. Ilalang yang menjulang tinggi sedikit banyak menghalangi pandangan namun tidak menghambat langkahnya untuk terus maju. Setelah berjalan kira-kira sejauh tujuh meter, dia baru bisa melihat garis polisi yang dipasang melingkar di antara rimbunnya ilalang liar. Para polisi berseragam yang sedang bertugas segera menyambut begitu melihatnya. Komandan Teguh membalas dengan senyum tipis.

CIRCLE [Revisi]Where stories live. Discover now