Hujan

442 43 8
                                    

Karya : lancarramai_31

Puisi ini bukan tentang Dilan dan Milea yang sedang booming di tanah air.
Bukan pula tentang Nathan dan Salma yang saling mencintai.
Ini hanya puisi tentang aku dan dia.

Hujan

Dulu, dulu sekali aku begitu munafik mencecar hujan.

Menurutku, hujan itu bodoh.

Seakan tegar, walau jatuh berkali-kali.

Seakan tak peduli, dengan caci-maki mulut manusia yang benci dengan kehadirannya.

Seakan bahagia, bisa membasahi bumi.

Padahal diabaikan dan ditentang oleh semua mahkluk.

Namun sekarang aku tahu makna dari semua itu. 

Hujan adalah anugrah.

Dia turun, karena dia mencoba setia.

Dia tegar, karena itulah yang dia inginkan.

Dia selalu jatuh, karena itu memang sudah takdirnya.

Aku ingin seperti hujan,

Aku ingin setia, dengan perjuanganku mendapatkannya.

Aku ingin tetap tegar, walau kehadiranku dia abaikan.

Aku ingin tetap bangun, walau tau rasanya jatuh berkali-kali itu sakit.

Dan, terakhir.

Aku ingin memberi tahu kepadanya.

Bahwa setitik air hujan itu sangat berarti bagi manusia.

Ya, begitulah aku.

Kecil seperti tak berguna, tetapi akan selalu bermakna.

***

Kumpulan Puisi 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang