Perempuan dan Luka

65 5 0
                                    

Karya : Egadlestari

Di kota ini,
jagat rayanya berhenti.
Ia tumbuh sendiri,
bersama luka yang dirawat setiap hari.

Di kota ini,
semestanya berkonspirasi.
Ia tetap sendiri,
bersama senja yang dibawa pulang untuk menemani.

Ia yang tangguh,
Ia yang sungguh,
Ia yang mampu,
membahagiakan dunia,
ketika dunianya sendiri
tak karuan lagi.

Adalah senyum yang dipaksa.
Adalah tawa yang didusta.
Adalah rasa yang dirahasia.

Ia perempuan itu,
yang ku temui di sebuah persimpangan,
langkahnya terseok-seok.
Di bawah cahaya temaram,
ia menyimpan sakit tak tertahan.

Ia perempuan itu,
yang ku temui di satu senja dekat dermaga,
ketika menikmati langit terbakar oleh jingga.

Ku dengar ia bicara,
suaranya tak lagi lantang,
seolah dipaksa bungkam.

"Dunia kejam ini, akan membunuh kita, perlahan."
tatapannya menerawang jauh, jauh.

"Kuatlah, tabahlah"

Kumpulan Puisi 1Where stories live. Discover now