13.2 Someone

6K 268 16
                                    

Author POV







cuaca di pagi hari cukup segar di kota mizu no kui, kirigakure. apalagi dengan sambutan antrian panjang hanya karena satu pembeli yang susah untuk dipahami kemauannya. Bahkan penjualnya sampai membaca majalah harian hanya untuk menunggu si pembeli mengeluarkan sepatah kata yang mengandung arti 'apa yang dipesan?! '.


Boruto yang ingin membeli sarapan untuk dirinya tentu juga untuk mata empat, maksudnya sarada, menelan ludah setelah melihat hampir 50 orang mengantre panjang hanya untuk satu makanan saja. helaan nafas ia keluarkan.

ia pun dengan santai menerobos antrean banyak omelan yang keluar dari mulut para pembeli, namun tak satupun ia gubriskan. saat diujung antrean ia mulai tau apa penyebab dari panjangnya antrean.



"permisi pak! " sapa boruto kepada pembeli yang unik dan super lambat. bukannya si pembeli yang menoleh melainkan si penjual-lah yang menoleh. dan penjual tersebut langsung menutup majalahnya dengan cepat dan kasar setelah melihat boruto.

"bukankah kau...? " tanya penjual.

"ojii-chan? "

"kau! orang konoha, Uzumaki
Boruto? "

"ternyata masih ingat? " tanya boruto menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"tentu saja... bukankah kau laki-laki jantan yang memberikan cumi-cumi panggang dariku kepada perempuan cantik itu, kan?"

"akhahaha...(tertawa dengan jijik) maksud ojii-chan... sarada? "

"entahlah, tapi ia terlihat cantik...jadi, bagaimana kabarnya?" tanya paman si penjual cumi-cumi panggang.




Desiran apa hingga boruto enggan untuk menjawab. sebenarnya, dalam lubuk hati ia malu. bagaimana ekspresi paman ini, jika mengetaui perempuan yang ia beri cumi-cumi panggang kini telah menjadi istrinya? pasti akan ada sejuta godaan.

"oji-chan! sepertinya ini enak? aku ingin beli dua" ucap boruto ingin mengalihkan topik.

"heh? banyak sekali? apa kau ingin melakukan program gendut? "

"bukan begitu. satunya aku ingin berikan kepada temanku. "

"akhahaha(tertawa) aku hanya bercanda... baiklah, ini! (memberikan dua potong cumi-cumi panggang) cukup bayar 1 saja! "
boruto langsung menyambar dua potong dan memberikan selembar uang kepada paman tersebut.





"aku do'a-kan hubungan kalian berdua panjang dan tak ada yang memisahkan" ucap paman tersebut tiba-tiba.

"huh? "

"aku tau itu bukan untuk temanmu, melainkan untuk gadis yang sama dengan yang dulu"

"apa maksud, paman? ini untuk temanku. bagaimana paman bisa mengambil kesimpulan itu?"

"pria seperti ku selalu tau... dan sepertinya firasatku benar! atau salah? entahlah itu tidak penting"

"lupakan itu! ngomong-ngomong, terimakasih untuk cumi-cumi nya" boruto langsung berjalan menjauhi kedai kecil tersebut.










ngomong apa dia? dasar orang tua! hubungan panjang katanya?  batin boruto dengan kesal nya yang ia pendam sedari tadi.









boruto berjalan dengan tegap langkahnya seperti pangeran yang hendak memasuki istana melalui karpet merah. Jika boruto menyadari, bahkan sekarang para kaum wanita yang ada disana dengan diam-diam atau nama lainnya tanpa izin mengambil gambar wajahnya berupa foto. pasti para kaum wanita tengah berpikir.



Sarada's Destiny [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang