23. Tell Everything

6.1K 296 60
                                    

Author.  POV












7  A. M.


Boruto mengerjapkan matanya beberapa kali untuk memperjelas sudut pandangannya. setelah mulai nampak, yang ia lihat hanyalah langit-langut atap dinding berwarna biru muda. Dimana aku?  Sekian kalinya pertanyaan tersebut muncul dikepalanya. Ia tidak ingat.

Ia menoleh ke arah samping bagian kanan, sesosok familiar tengah tersenyum padanya dengan rambut Violet yang menyapa. Sumire?! Seketika tatapan boruto menjadi horor. Dengan gerakan cepat, ia melirik dibawah selimut, dan...


"Akhahaha... Memangnya apa yang boruto-kun pikirkan? " tanya sumire mengernyit dahi sekaligus tertawa terbahak-bahak.

"Huh... " boruto menghelah nafas legah, dirinya tidak naked. Tapi, bagaimana ia bisa disini? Langsung bayangan menghampiri otak pintarnya dengan kenangan tadi malam, sarada...

"Boruto-kun sangat menikmati pelukanki, ya?! " goda sumire.

"Heh?! " boruto tersentak dari lamunannya, pipi nya memerah.  "Hah... J-jam berapa sekarang? A-aku harus pulang, S-s-sebelum sarada mengkhawatirkanku" ucapnya sedikit gagap berusaha menahan malu.

"Heh..? Bukankah boruto-kun ingin menghindari sarada? " raut sumire menjadi kecewa seketika.

"Mau bagaimana lagi?..." Boruto beranjak dari tempat tidur. "...Aku tidak ingin nyawaku jatuh ke sasuke-san" seraya berjalan menuju pintu, memakai sepatu kesayangannya.

"Apa hubungan kalian akan baik-baik saja? " Tanya sumire dengan gaya cemasnya.

"Jangan khawatir! Aku telah memiliki rencana, sebelum itu... " ucap boruto kesal dan mengepalkan tangannya menahan amarah yang bergejolak ingin keluar.  "....iin-chou 'arigato', sepertinya hanya kau penenangku" boruto menampilkan senyum khasnya.


Boruto keluar dari apartemen sumire,  meninggalkan sumire yang tersenyum remeh ke arahnya yang sedari tadi sudah memunggunginya. Disepanjang jalan, semua ibu-ibu tengah menggosipi dirinya. Kenapa ia tidur diapartemen? Bukankah ia sudah bersama istrinya?  Namun boruto hanya menganggap itu semua adalah angin lewat.






















********----********----*********


~Kediaman Borusara~


Diruang makan yang berdesain minimalist, tampak seorang gadis yang sudah dikatakan wanita tengah mondar-mandir kesana-kemari dengan telunjuk yang ia gigit di gigi yang mulai gemetaran. Menunggu seseorang, itulah yang dilakukannya.


Sebegitukah boruto marah padaku? Tapi, apa salahnya dengan jujur? Tidak, seharusnya aku mengatakannya baik-baik. Tidak, mungkin seharusnya belum waktunya. Tapi, semua sudah terjadi bukan?! Waktu tetaplah waktu, semua yang telah terjadi tidak bisa diputar kembali. Batin sarada menundukkan kepalanya.










Klieekkk
(Pintu terbuka)

"dia sudah datang? " ucap sarada pada dirinya sendiri secara pelan. Tanpa menunggu waktu, ia tidak ingin boruto menghindarinya. Segera ia berlari dan menemukan punggung tubuh boruto yang duduk seraya melepas alas kaki dan meletaknya secara rapi. Senyum mengembang dibibir sarada.

"Kau sudah pulang? Okaerii" ucap sarada lembut bahkan melebihi sumire jika boruto yang membandingkan.




Boruto tak bergeming dengan posisinya, entah kenapa ia tak ingin mendengar suara sarada sekarang dan mungkin selamanya... Boruto berdiri, menyiapkan mental untuk memberanikan dirinya menatap sarada, wanita itu tersenyum dan bibirnya bergerak seperti ingin mengatakan sesuatu...

Sarada's Destiny [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang