Bagian Sebelas

1.2K 15 2
                                    

SEBELAS

Dua minggu telahberlalu, Sebastian masih saja belum menemukan cara untuk menemukanbidadari suci. Sebastian masih duduk terdiam dia dalam outlet-nya,ponselnya berdering beberapa kali, tapi dia meangguhkan untukmengangkatnya. Dalam pikirannya, ia bertanya-tanya, mengapa Auliabegitu yakin bahwa gadis yang muncul dalam mimpinya itu adalah yangterbaik buat dia. Dan itu berarti kini dia harus mencari dua orang,Fitri dan juga gadis itu.

Tak lama setelahitu, Sebastian menyempatannya untuk membukan ponselnya. Memang banyaksekali SMS yang masuk, diantaranya ada yang datang dari pemilik GNT.

"Mas, saya besokpagi berangkat ke sana. Setelah seminar selesai, saya akan mampir kesana." Sebastian sangat senang membaca SMS ini.

"Baik, sayatunggu Mbak," balas Sebastian.

Sebastian kembaliberbaring, tapi hatinya lebih bahagia. Secercak ada rasa rileksteresendiri setelah mebaca SMS itu, setidaknya usahanya kini sedanglancar. Jadi tidak menambah beban pikirannya.

Besoknya,pagi jam sepuluh lewat lima belas menit. Sebastian duduk di tempatduduknya, di sampingnya, dua karyawannya sedang melakukan printingkaos. Dengan rasa penasaran, Sebastian siap-siap memberi sambutanyang hangat kepada kliennya itu.

Tak berapa lamakemudian, datanglah seorang gadis bersama teman lainnya. Tampak diadatang bersama pemilik GNT yang lainnya, tepat waktu. Sebastianberkesimpulan, bahwa ketiga pemilik GNT semuanya mengikuti seminaritu.

Langkah merekasemakin mendekat ke pintu, dan dari kaca outlet-nya, kini jelaslah dimata Sebastian, bahwa salah satu dari mereka adalah....

"Fit...tri...?"ucap Sebastian sedikit tertahan.

"Assalamualikum,ucap salah satu dari mereka ketika tepat di depan pintu.

"Waalaikum salam"

"Ibas...?"

Sebatian tak mampumengungkapkan kegembiaraannya, sejenak dia terhenti untuk menjawab.

"Fit, aku mencarikamu. Kamu kenapa nggak pernah kasih kabar ke aku, Mama dan Papa?"

"Bas, jadi inibenar-benar kamu? Aku kira Sebastian lain orang."

"Kamu ke manasaja Fit? Papa dan Mama inginkan kamu dan keluargamu kembali kerumah," ucap Sebastian. Dia kini tampak terpesona dengan perubahanpenampilan Fitri. Dia lebih cantik dan tampak sangat manis, tampaknyakesan anak pembantu benar-benar hilang darinya.

"Sekarang bapakdan emak usaha kecil-kecilan di bidang makanan, kebetulan emak kansuka sekali masak.

"Oh begitu, yaalhamdulilah kalau begitu, tapi mampirlah kapan-kapan bersamakeluargamu."

"Ya insyaAllahBas,"

"Trus, kenapakamu sampai biasa di Solo?"

"Ceritanyapanjang, tapi ternyata ini semua membawa perubahan padaku Fit.Perubahan yang positif."

"Ya sih, akumenilai juga begitu, kamu sangat berbeda dengan yang dulu,he...he...he..."

"Oh ya, kenalinini teman-temanku di GNT, kami bertiga patungan untuk membuat usahaini."

Sebastian menghadapkedua teman Fitri dan sedikit menganggukkan kepalanya tanda bahwa diarespon kepada mereka. Dan mereka berdua tampaknya mengerti bahwaSebastian pemilik Gamexier Distro ini enggan berjabat tangan denganwanita. Tapi tampaknya mereka berdua ingin bertanya, apakah memangFitri dan pemilik distro ini sudah kenal, tapi mereka menundanya, danberniat menanyakan pada Fitri nanti.

"Fit, bisangomong bentar empat mata," demikian Sebastian mengirim SMS kenomer Fitri.

"Emangnya ada halpenting yang harus dibicarakan empat mata?" balas Fitri.

Waktu Tak Pernah Menyembuhkan LukaWhere stories live. Discover now