HAN NAMJA♡ONE MAN♡6

1.4K 142 5
                                    

Aku memilihmu karena aku mencintaimu biarpun pada akhirnya aku yang terluka akan cintaku sendiri.

Bagaimana caranya agar seseorang itu mencintai kita?, bagaimana carannya kita mengubah seseorang itu agar dapat mencintai kita?.
Apakah bila kita mengungkapkan perasaan dia akan menerima dengan senang hati, apakah bila cinta diperjuangkan akan terbalas.
Cinta itu suci hingga membuat seseorang ketakutan bila ia telah membuat cinta itu kotor, Cinta tidak berdusta tapi seseorang yang berdusta dengan kata kata cintanya.
Setelah sampai dikosan kimbum, kimbum mengajak soeun untuk masuk sambil berjalan kimbum dapat melihat ibunya duduk disofa dan disampingnya ada seorang gadis yang ia yakini adalah hyuna.
"Eomma"panggil kimbum membuat ibu dan hyuna menoleh kebelakang, hyuna tersenyum dan berdiri, hingga senyumnya memudar ketika melihat seorang gadis dibelakang kimbum, hyuna mempunyai firasat buruk saat ini, apa yang akan dilakukan kimbum?.
"Kau sudah pulang, siapa itu?"seakan mengerti kekecewaan hyuna ibu kimbum langsung bertanya.
"Dia kim soeun temanku dari smp, dia satu desa dengan kita eomma"ada rasa gembira yang ibu kimbum lihat saat kimbum menjelaskan siapa soeun.
"Kim soeun, ternyata kau"dengan senang hyuna menghampiri soeun yang sudah berada disamoing kimbum, hyuna memeluk sebentar soeun dan mengajaknya duduk disofa, soeun masih diam saja, ia belum memahami suasana ini.
"Apa kabarmu, eomma dia soeun anak bibi jihyo"jelas hyuna pada ibu kimbum.
"Oh... anaknya song jihyo, ternyata kau sudah besar ya dan kau semakin cantik"senyum ibu kimbum pada soeun.
"Trimakasih eomonim, kabarku baik"balas soeun tersenyum pada ibu kimbum dan menoleh membalas ucapan hyuna.
"Kimbum duduklah, kenapa diam saja"suruh hyuna melihat kimbum yang masih berdiri diam, kimbum melihat soeun yang tersenyum seakan sadar iapun duduk didepan para wanita yang asik berbicara dan mengabaikannya.
"Tumben sekali kau mengajak gadis, hyuna saja dulu menghampiri eomma sendiri tanpa diajak olehmu"ucap ibu kimbum tiba tiba membuat kimbum yang benggong bingung ingin menjawab apa, karena ia juga tidak tahu apa alasannya membawa soeun untuk bertemu ibunya, dengan menggaruk leher dan tertawa lucu kimbum menatap wanita yang ada didepannya bergantian.
Hyuna tersenyum miris mengingat dulu ia selalu membujuk kimbum agar membawanya bertemu ibunya tapi selalu ditolak dengan alasan klasik hingga ia dengan memberanikan diri pergi sendiri kerumah kimbum untuk bertemu orang tua kekasihnya tersebut dan saat itu kimbum sempat marah dengan mendiaminya selama 1 minggu, dan apa sekarang ia tidak memiliki alasan kenapa ia membawa soeun bertemu ibunya, hingga membuat hyuna sekian kalinya kecewa terhadap kimbum.
"Tadi kami tidak sengaja bertemu dan mengobrol hingga kimbum ingin mengenalkan eommanya padaku"jelas soeun yang tadi sempat melirik hyuna yang tersenyum miris.
"Baiklah kalau begitu, bagaimana kalau kita bertiga memasak untuk makan"usul ibu kimbum dengan ceria, ia tidak memiliki ana seorang gadis jadi tidak bisa diajak untuk masak dan belanja bersama, ia hanya memiliki dua anak laki laki yang satunya sudah menikah dan mempunyai anak 1.
"Setuju eomma"jawab hyuna antusias, soeun mengangguk tersenyum saat ibu kimbum melihat menunggu jawaban darinya.
Kimbum melihat mereka bertiga dari kursi meja makan, ia juga lapar jadi lebih baik menunggu.
"Apa yang akan kita masak?"binggung ibu kimbum saat melihat bahan bahan yang ada dikulkas kimbum sedikit.
"Hmm.. bagaimana kalau eomonim duduk saja, sepertinya aku tahu apa yang akan kumasak"jelas soeun dengan tersenyum mengajak ibu kimbum duduk disamping kimbum dan kembali untuk memasak dengan dibantu hyuna.

Setelah beberapa menit makanan pun telah terhidang dimeja.
"Maaf eomonim hanya ini yang bisa aku masak"ucap soeun sedikit penyesalan ia hanya bisa membuat sup sayur,telur gulung,dan sedikit daging yang disambel manis karena hanya itu yang tersedia dikulkas kimbum.
Ibu kimbum tersenyum tanda tidak apa apa dan menyuruh soeun dan hyuna duduk untuk makan bersama, hyuna sedaritadi diam, ia memang tidak bisa memasak dari dulu jadi ia merasa malu saat tadi malah mengacaukan masak soeun.
"Bum mau aku ambilkan?"tanya hyuna melihat soeun yang mengambil makanan untuk ibu kimbum, kimbum melihat ibunya sebentar dan mengangguk hingga membuat hyuna tersenyum.
Mereka makan dengan diam dan nikmat, ibu kimbum tidak menyangka masakan soeun seenak ini, masakan sederhana seperti ini saya sudah enak apalagi yang lebih mewah, dan pun sama dengan sang ibu ia tidak percaya soeun dapat memasak seenak ini.
"Masakanmu sangat enak"puji ibu dan kimbum bersamaan setelah menghabiskan makanannya membuat hyuna yang mendengarnya tersenyum kecut.
Ibu dan kimbum tertawa dengan ucapan mereka dan soeun hanya tersenyum.
"Aku akan membereskannya eomma"ucap hyuna saat melihat ibu hendak membereskan bekas makanan.
"Biarkan kami yang melakukannya eomonim"ucap soeun lagi dengan senyum kecil.
"Baiklah kami akan menunggu diruang tengah"ibu mengajak kimbum untuk keruang tengah dan soeun serta hyun membereskan dan mencuci piring.

Saat diruang tengah kimbum menghidupkan Tv dengan dusuk santai ia sudah kecang jadi yabg dapat ia lakukan hanya duduk bersantai dan ibu menggelengkan kepala saat melihat tingkah laku anak bungsunya seperti ini.
"Bagaimana dengan pernikahanmu dengan hyuna"ucap Ibu menatap kimbum.
"Aku tidak berpikiran untuk menikah dengan cepat eomma, dan juga aku mempunyai firasat tidak menikah dengan hyuna"balas kimbum melihat ibunya dengan serius, ia belum ingin menikah dan entah mengapa ia yakin tidak menikah dengan hyuna nantinya.
"Kalau kau tidak ingin menikahinya jangan tahan dia bersamamu kimbum"dengan sabar ibu menasehati, ia tahu jika pada akhirnya hyuana akan terluka, sejak pertama kali hyuna datang kerumahnya dulu tanpa kimbum yang membawa ia tahu anaknya ini bingung dengan perasaannya terhadap hyuna.
"Aku juga tahu itu eomma"dengan pelan kimbum berujar.
"Kalian sudah selesai, duduklah"suruh ibu melihat soeun dan hyuna telah menghampiri, hyuna duduk disamping kimbum dan soeun duduk disamping Ibu, kimbum sekilas menatap soeun dan hyuna bergantian.
"Apa eomma akan lama disini?"tanya hyuna
"Ya mungkin 1 minggu"
"Benarkah?"ucap soeun tiba tiba.
"Kalau begitu bisakah kita pulang bersama eomonim, 3hari lagi aku akan ada perlombaan selama 2 hari dan setelah itu kami akan libur selama 2 minggu dan aku ingin pulang bertemu orangtuaku"jelas soeun melihat kebingungan dari mereka bertiga, ibu mengangguk tanda mengerti.
"Tidak masalah"senyum ibu.
"Memangnya kau sudah yakin menang?, bukannya yang menang dapat libur?"tanya kimbum yang memang tahu tentang perlombaan itu.
"Tidak, tapi aku percaya dapat 5 besar, dan 5 besar diperbolehkan libur selama 2 minggu"ucap soeun tersenyum pada kimbum.
"Aku sebagai Narasumber diperlombaan mereka"jelas kimbum melihat ibu dan hyuma seakan bertanya tanya bagaimana ia mengetahuinya.
"Apa pekerjaanmu lancar hyuna?"tanya ibu yang sedaritadi mengabaikan hyuna yang hanya mendengar, hyuna tersenyum sebelum menjawab.
"Ya dan untuk bulan ini aku sangat sibuk menyusun data keuangan dan sekripsi kampus"
"Aku tidak heran kau cepat selesai"iri soeun, sedari dulu hyuna memang pintar jadi tidak heran dapat menyelesaikan kuliah dengan cepat dan bekerja diperusahaan tanpa tes.
"Dan aku tidak heran kau jadi penulis"kekeh hyuna pada soeun yang tidak berubah sedikitpun masih dengan pipi yang berisi dan badan pendek dan mungil dan hanya berubah semakin cantik dan semakin dewasa.
"Hehe aku tidak suka ada angka"tawa soeun.

"Apa kau mau pulang?"tanya ibu melihat soeun memakai tas selempangnya.
"Ya eomonim ini hampir malam, dan aku harus naik bus"ucap soeun sambil berpamitan pada Ibu dan tersenyum sebentar pada kimbum dan hyuna.
"Aku akan mengantarmu"kimbum menahan lengan soeun, soeun melihat hyuna seakan tidak suka kimbum mengantarnya.
"Tidak aku bisa pulang sendiri"tolak halus soeun dengan tersenyum.
"Aku yang mengajakmu, jadi aku akan mengantarmu pulang"putus kimbum.
"Eomma aku akan mengantar soeun"ucap kimbum berpamitan pada ibunya dan memeluk hyuna sebentar lalu mengajak soeun.
Kimbum mengantar soeun menggunakan motor sportnya, motor ini jarang ia pakai dan ia pikir agar cepat sampai tanpa macet dengan lama dijalan lebih baik menggunakan motor.

"Aahh kau terlalu kencang membawanya"kesal soeun sesampai diapartemennya dan turun merapikan rambutnya yang berantakan.
"Kau tidak memakai helm"kimbum tersenyum sambil membantu merapikan rambut panjang soeun.
"Kau tidak memberikan helm"balas soeun dengan kesal.
"Kau tidak meminta"
"Seharusnya kau memberikannya tanpa kuminta"kesal soeun yang dibalas terus oleh kimbum, sungguh menyebalkan dengan pria yang tidak peka.
Kimbum tersenyum menatap soeun dengan lekat, kimbummengelus rambut panjang soeun dengan lembut dan menarik soeun kedalam pelukannya.
"Apa yang..."
"Aku ingin membuktikan sesuatu diamlah"kimbum mempererat pelukannya, kimbum memejamkan matanya memeluk soeun ia merasakannya, kimbum merakasakannya, merasakan nyaman yang dulu sempat hilang dari hidupnya rasa nyaman yang pernah hilang karena kebodohannya.

Kimbum membuktikan rasa yang dulu sampai sekarang tidak berubah hanya yang berubah, sekarang ia menyadarinya tidak seperti dulu yang selalu menyangkal dan menolak kehadiran perasaan ini.
Kimbum tersenyum melepas pelukannya dan menatap soeun dengan lekat dan mendekatkan wajahnya mencium bibir soeun.

"Aku mencintaimu"ucap kimbum melepas ciumannya dan kembali memeluk soeun yang hanya diam terbengong, apa yang baru dilakukan dan diucapkan kimbum, apa ia bermimpi saat ini, bila ia bagunkan soeun dengan cepat ia tidak ingin terlalu lama dengan kesenangan mimpinya.

TBC

ONE MAN✔Where stories live. Discover now