Chapter 7 (Aldo)

16 2 0
                                    

Ctak. ctik..

Hanya suara keyboard yg terdengar di ruangan pribadi milik Aldo, sebagai seorang direktur di perusahaan furniture miliknya, Ia sangat sibuk.

Padahal umurnya baru saja 17 tahun. muda, tampan, jenius, namun dingin. siapa saja tidak bisa lepas dari pesona anak muda satu ini.

Namun, semenjak Ia kehilangan saudara kembarnya 5 tahun yang lalu, Ia hampir tak pernah lagi tersenyum. Ia bahkan tak pernah menginjakan kaki lagi ke Indonesia. Ia benar-benar  terpukul dan merasa gagal sebagai seorang Kakak.

Dengan setumpuk file-file yg harus Ia periksa, serta meeting dengan Klien dan masih banyak lagi, maka Ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia. dan kini Ia sangat sibuk di depan laptopnya.

Namun pikirannya masih belum bisa lepas dari kejadian kemarin, Ia sangat penasaran terhadap gadis yg tiba-tiba memeluknya dan menangis sesegukan. Ia tau bahwa gadis itu salah mengira dirinya sebagai orang lain.

Eh? Orang lain?

Jika saja itu benar maka yg mirip dengannya itu hanyalah Dian.. Ardian Refallo saudara kembarku.

"Permisi Pak." terdengar suara dari balik pintu, yg Ia tau itu adalah sekertarisnya.
"Masuk." ucap Aldo.
"Sejam lagi Anda ada meeting dengan Perusahaan Amange AM, Pak." Sirvia menjelaskan.
"baiklah."
Sirvia pun keluar dari ruangannya.

"Sirvia tunggu."
"Ia pak ada yg bisa bantu?" tanya nya sedikit kaget.
"Tolong kamu cari tau tentang gadis ini." Aldo menyodorkan foto seorang gadis.
"Kemarin Dia masih di rumah sakit, lihat keadaannya apa Dia baik-baik saja. Dan cari informasi sedetail mungkin mengenai Dia, dan orang-orang l yg ada di sekitarnya" titah Aldo.
"Baik Pak." Jawab Sirvia.

***

"Kila, kamu makan dlu ya." bujuk sang mamah hati-hati.
"Kila gak lapar mah." Jawab Kila.
"Kalo Kamu gak makan, nnti kamu gak sembuh sayang." Ucapnya penuh kasih sayang, dan mengelusi puncak kepala putrinya.
"....."
"Katanya kamu mau cari Raka, kamu harus sehat dulu biar bisa cepet cari Raka, yah.." bujuk sang Mamah lagi.

"Mah..."
"Apa aku bisa ketemu Raka lagi?"
"jam pasti bisa sayang." ucap mamah sambil menghapus air matanya.

Tidak lama hanya 2 hari Kila dirawat di rumah sakit, akhirnya Ia di izinkan pulang, karna sejak kejadian itu Ia tidak pernah masuk sekolah. Sekarang Ia harus ikut ujian susulan, karna sebentar lagi Ia harus lulus SMA.

Sekolah memberikan Dispensasi Khusus karna kejadian waktu itu. Sementara yang lain sudah menjalani ujian dan hanya menunggu pengumuman kelulusan.

Mana mungkin Kila bisa fokus ujian sementara  pikirannya saja kemana-mana, Akhirnya Ia hanya bisa menghela nafas kasar.

"Kil.. ujian lo udah selesai?" Tanya Salsa.
Sepertinya Ia sudah biasa saja atau hanya pura-pura biasa aku tak tau.
"Iya, barusan selesai." jawabku.
"syukur deh, tadi ada yg nyariin lo Kil", lanjut Salsa.
"Hah? Siapa?" tanya Kila penasaran.
"Entah, itu... tapi Di-Dia..." Jawab Salsa terbata-bata.
" Apa?"
"Dia.. itu Kil," jawab Salsa setengah-setengah.
"Ngomong aja lo susah amat sih, kayak lagi ijab kabul aja!" Kesel gue.
"Itu.. yg nyariin lo, mirip banget sama Raka" jawab Salsa.

Setelah mendengar kabar dari Salsapun Kila akhirnya langsung lari mencari keberadaan laki-laki trrsebut, tapi nihil. Kila tidak bisa menemukannya

THE DREAMSWhere stories live. Discover now