Terluka

19.2K 3.4K 299
                                    




•••

Thank you, Na.
Jungwoo

•••










Sorakan demi sorakan, lemparan demi lemparan, bentrokan demi bentrokan memenuhi tempat tersebut. Sesekali umpatan kasar satu sama lain saling menimpali.

Seorang laki-laki bangkit dari serangan yang membuat dirinya lemah. Lalu mengambil batu besar yang berada di dekatnya. Dan segera melemparnya. Lemparan tersebut mengenai pundak laki-laki lain.

Pundak laki-laki itu adalah Jungwoo. Ia menyentuh pundaknya yang berdarah. Teman-temannya khawatir dan ingin menghampiri Jungwoo. Namun naasnya bersamaan dengan suara sirine dari mobil polisi. Buru-buru mereka membubarkan diri mereka masing-masing.

Begitu pula dengan Jungwoo, ia segera berlari menjauhi tempat tersebut dengan tergopoh-gopoh. Di rasa ia sudah berlari cukup jauh. Ia segera mendudukan dirinya di pinggir jalan sambil memegang pundaknya yang semakin lama semakin mengeluarkan darah.

" Shit ", gumamnya. Ia tak sanggup berjalan lagi. Tubuhnya benar-benar sudah tak bertenaga lagi.

" Loh? Lo kenapa? ", tanya si gadis berhelm pink.

Buru-buru si gadis berhelm pink tersebut menepikan motornya dan menatap Jungwoo khawatir sebab baju putihnya penuh dengan noda merah.

" Yana? ",

" Iya gue Yana. Ah ga penting kalo gue nanya kenapa lo bisa tau nama gue, padahal gue penasaran gimana bisa tau", kata Yana.

" Tapi, ayo gue anterin ke klink terdekat", katanya lagi sambil mengulurkan tangan mencoba membantu memapah Jungwoo untuk menaiki motornya.

" Jangan. Gue ga suka ke sana", kata Jungwoo.

" terus kemana? Gue anterin ke rumah lo aja ya. Dimana alamatnya?", tanya Yana. Buru-buru Jungwoo menggelengkan kepalanya, bisa-bisa ibunya akan khawatir melihat kondisinya yang seperti ini.

" Ke rumah kamu aja, Na",




•••



Yana berharap ayah dan ibunya belum pulang ke rumah. Dengan begitu ia tak perlu ditanyai hal aneh-aneh. Dan benar saja di rumahnya tidak ada siapa-siapa. Kakaknya yang biasanya setiap Yana pulang sudah nongkrong di ruang tamu pun belum juga datang.

Sejujurnya ada rasa khawatir di dalam diri Yana, bagaimanapun orang yang dipapahnya adalah laki-laki. Belum lagi apa kata tetangga jika tau dirinya membawa laki-laki disaat kedua orang tua dan kakaknya tidak ada di rumah.

" Eh, rumahnya ga ada siapa-siapa Na? ", tanya jungwoo. Yana menganggukan kepalanya dan menyuruh Jungwoo untuk masuk ke rumahnya.

Sementara itu Yana mencari kain kapas dan obat merah. Sedang Jungwoo duduk di ruang tamu sambil menatap sekelilingnya.

" Kenapa? ", tanya Jungwoo kepada yana yang berada di sebelahnya.

" Buka kancing bajunya",

" Ha? Astagfirullah Na sa.. ",

" Bukan itu anjir. Ini gimana gue mau ngobatinnya. Kan lukanya ada di pundak ", balas Yana.

" Oh iya yaa",

Jungwoo segera melepaskan seragamnya dan menyisakan kaos putih ditubuhnya.

" Kaosnya juga ga? ", tanya Jungwoo dengan polosnya.

" Ya ga usahlah. Tinggal gulung dikit aja",

Yana segera menggulung lengan kaos putih milik jungwoo. Setelahnya ia membersihkan luka tersebut terlebih dahulu dengan kapas dan air. Jungwoo hanya meringis menahan suaranya.

Setelah itu, Yana mengambil kapas kering dan memberinya obat merah. Lalu menempelkan ke pundak Jungwoo. Kemudian melilit pundak Jungwoo dengan kain kasa.

Tanpa sadar posisi wajah Yana dan juga Jungwoo tinggal sejengkal. Belum lagi Jungwoo yang menatap Yana dengan intens. dan Yana sama sekali tidak menyadari pasalnya ia sendiri fokus dengan lilitan kain kasa.

" Makasih, Na", tiba-tiba saja Jungwoo berbisik di telinga Yana. Sungguh membuat Yana merinding. Lalu dengan canggung Yana sedikit menjauhi Jungwoo.

" Ngomong-ngomong gue sering liat lo di kafe deh kayanya",

" Kamu baru sadar, Na? ", tanya Jungwoo. Yana menganggukan kepalanya.

" oh ya kenalan dulu. Gue Jungwoo kelas 12", kata Jungwoo.

" Wah kakak kelas berarti lo. Jadi gue panggil kak Jungwoo aja ya", Jungwoo menganggukan kepalanya.

" ngomong-ngomong, lo anak apa kak? ", tanya Yana.

" Gue. Eh gue... Enggg guee... Anak es...",







" LOH NA, BERANI-BERANINYA KAMU BAWA COWOK KE RUMAH DI SAAT GA ADA SIAPA-SIAPA DI RUMAH",

mampus.

Itu suara ayah Yana.

ANAK STM || Jungwoo √Where stories live. Discover now