15 : English Club

640 137 6
                                    

Hari Senin ini, Alyssa menjadi petugas PMR yang berjaga-jaga di barisan belakang, takut jika ada siswa yang tak kuat berdiri dalam waktu yang cukup lama lalu, jatuh pingsan. Tapi setelah setengah upacara, tak ada tanda-tanda akan adanya siswa yang pingsan. Semua terlihat kuat dan bersemangat mengikuti upacara bendera.

Bagaimana tidak? Kelas XI IPS 1 yang bertugas hari ini, sesuai permintaan Kepala Sekolah yang sepertinya memang sangat membanggakan kelas tersebut. Jika di sekolah lain, IPA yang cukup dibanggakan, maka di SMA 188, justru jurusan IPS yang paling dibanggakan. Kepala Sekolah sendiri adalah mantan guru Sejarah makanya, tak heran jika setiap upacara dan dia yang menjadi pembina, pidatonya bisa sangat panjang. Sepanjang sinetron-sinetron di RCTI yang tak kunjung tamat.

Masa bodoh dengan Kepala Sekolah, jurusan IPS di sekolah ini memang salah satu yang terbaik. Bahkan alumni yang merupakan angkatan Zico, mengumpulkan modal bersama untuk membuka sebuah usaha rumah makan yang sampai sekarang cukup ramai. Mereka benar-benar menggunakan disiplin ilmu mereka dengan baik. Banyak yang memutuskan untuk berwiraswasta sambil kuliah. Beberapa tengah menjajal ilmu pengetahuan sosial yang lain. Mereka membanggakan sekolah.

Well, jika upacara di hari Senin biasanya semua malas-malasan, apalagi banyak siswi yang beralasan tengah PMS untuk tidak mengikuti upacara, maka hari ini sangat berbeda. Berterima kasihlah pada komandan upacara bendera paling disukai di sekolah yang juga berstatus sebagai Ketua OSIS dengan jumlah pemilih yang fantastis.

Siapa lagi jika bukan Elang Devara Septian?

Setiap kelasnya mendapat giliran upacara, Elang pasti menjadi komandan. Padahal, cowok itu tak pernah mengikuti latihan baris berbaris dengan benar. Bukan rahasia lagi juga jika Elang adalah siswa kebanggaan Kepala Sekolah. Caranya memperlakukan Elang dengan siswa lain berbeda. Makanya, tak sedikit siswa terlebih lagi senior yang terang-terangan mengakui tidak menyukai Elang. Terlebih lagi siswa yang menggilai kehormatan.

Setelah beberapa saat, upacara berakhir dan semuanya berhamburan meninggalkan lapangan yang mulai disinari hangatnya cahaya matahari. Termasuk Alyssa yang buru-buru menyingkir di depan ruangan Kepala Sekolah yang sepi ketika yang lain berdesak-desakan menuju kelas masing-masing. Alyssa melihat kerumunan siswa itu dan akan menunggu hingga kerumunan tak sepadat sekarang, baru dia berjalan menuju ke kelas.

Alyssa tak pernah menyukai keramaian, bukankah itu cukup jelas?

"Alyssa?"

Alyssa yang baru mulai ingin menuju ke kelas saat kerumunan sudah tak seperti tadi menghentikan langkahnya dan menoleh untuk mendapati salah satu Kakak Kelas yang dulu pernah mengikuti pidato Bahasa Inggris, Rayhan. Sekarang dia duduk di bangku kelas XII IPA 1. Salah satu siswa berprestasi di sekolah.

"Ya, Kak?"

"Lo udah gak ikut English Club lagi, ya?" tanyanya, lembut.

Alyssa nyengir sebelum menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal. "Maaf, Kak. Selama semester ini, aku emang belum ada waktu buat ikut English Club. Barengan terus sama jadwal rapat OSIS. PMR aja udah gak kepegang."

Rayhan menghela napas dan mengangguk. "Pak Imron nanyain lo mulu ke gue, gue bingung jawabnya gimana. Lo tahu sendiri, kan, lo siswi kesayangannya dia? Bentar lagi ada kompetisi juga."

Alyssa tak tahu harus berkata apa. Duh, memang sejak bergabung dengan OSIS, Alyssa sudah mulai melupakan jadwal PMR dan English Club-nya. Baiklah, jika PMR masih dapat diatur karena Yeslin-lah ketuanya, tapi English Club adalah sesuatu yang berbeda. Siswa yang bergabung di sana adalah pilihan langsung guru Bahasa Inggris. Jadi, sama saja sebagai ekstrakurikuler yang lebih penting.

"Nanti pulang sekolah dateng, ya? Di kelas gue. Jam setengah 3 kita langsung mulai. Pak Imron yang mimpin."

English Club bentrok sama rapat OSIS yang Elang share semalam. Gimana gue ngomongnya ke Elang?

UNDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang