Bonus: Alyssa's View

1.6K 163 51
                                    

Kata orang, cinta pertama itu cinta yang paling berkesan dan akan sulit dilupakan. Ya, itu, sih, kata mereka sebelum gue sadar kalau semuanya benar. Memang benar, cinta pertama itu sangat sulit untuk dilupakan. Bukan hanya cinta pertama, tapi segala sesuatu yang pertama lo lakuin dalam hidup, pasti akan sulit untuk dilupakan.

Bohong kalau gue gak ingat siapa itu Irsyadi Khairul.

Kalau dihitung sejak hari pertama gue mendeklarasikan rasa cinta gue ke dia meskipun dalam diam dengan buku diari yang menjadi saksi sewaktu SMP dulu, mungkin tahun ini sudah genap sepuluh tahun gue memiliki rasa dan harap kepada Irsyad. Ah, ya. Benar-benar sepuluh tahun jika saja masalah gak datang dan perlahan seakan mengubur rasa cinta gue ke Irsyad.

Waktu itu, saat gue memutuskan untuk mengubur rasa cinta gue ke Irsyad, adalah masa tersulit yang pernah gue lalui. Lo bayangin aja. Lo suka sama cowok dari kapan tahu, terus lo curhat tentang cowok itu ke sahabat lo, tapi tiba-tiba lo mergokin sahabat lo itu SMS-an sama cowok yang lo suka, bahkan cinta, seakan-akan lupa kalau ada lo yang jauh lebih dahulu punya rasa.

Emang kadang gak adil dan terkadang, keberuntungan jauh lebih membawa hasil baik daripada kerja keras.

Setelah kejadian itu, hubungan gue dengan Laras alias sahabat gue yang jalin hubungan dengan Irsyad buruk. Kita gak saling tegur dan baru mulai mencoba mengikhlaskan semua setelah hampir tiga bulan lamanya bertingkah seakan-akan kita gak saling kenal.

Gila, emang. Cuma karena satu cowok, persahabatan gue dan Laras hancur. Meskipun sekarang udah membaik, tetap aja masih ngebekas. Kalau lo tanya gue tentang Laras, gue akan tetap kasih tahu Laras itu sahabat gue. Cuma, sejak kejadian itu kepercayaan gue ke Laras berkurang. Gak penuh seperti dulu. Laras pun paham dan seakan jaga jarak, gak jauh, sih. Tapi tetap kejadian itu seakan ngasih jarak buat kita berdua.

Lamunan gue terhenti sejenak saat ponsel gue bergetar. Gue ambil dan nama Irsyad muncul di layar yang sontak bikin gue senyum kecut.

Al, bisa ketemuan nanti malam?Aku jemput di tempat kerja kamu?

Andai gue masih Alyssa yang dulu, gue mungkin akan sujud syukur tiap kali dapat pesan singkat dari seorang Irsyadi Khairul. Andai gue masih Alyssa yang dulu, mungkin kisah gue bisa berakhir bahagia karena kisah dongeng. Andai.

Sori, Syad. Capek banget. Mau istirahat di rumah.

Balasan itu gue kirim cepat sebelum gue taruh ponsel di atas meja kerja. Rumah sakit hari ini gak seramai biasanya. Mungkin, taraf hidup orang Indonesia membaik jadi, gak harus pergi berlibur ke rumah sakit makanya, gue belum memiliki pekerjaan apapun sekarang.

Ah, ya. Udah satu tahun belakangan gue jadi dokter junior di Rumah Sakit Budhi Asih. Gue belum dapat tugas berat dari awal masuk. Paling cuma ngehadapin korban kecelakaan. Udah itu aja. Ada, sih, tugas berat. Tapi gue cuma jadi asisten, bukan pengeksekusi langsung.

Udah tiga bulan terakhir Irsyad ngejar-ngejar gue. Bukannya gue terlalu percaya diri atau apa, tapi gue baru tahu Irsyad tipikal orang yang paling susah basa-basi. Tiga bulan lalu, gue secara gak sengaja dipertemukan sama Irsyad di rumah sakit, dia lagi antar temannya yang kecelakaan ringan, dagunya sobek. Gue yang nanganin temannya itu dan setelah selesai, Irsyad minta nomor gue dan terus hubungin gue. Awalnya, gue biasa aja, tapi lama kelamaan risih. Gue bahkan sampai mikir: kayaknya dulu gue berharap keadaan ini ada, tapi sekarang keadaan ini datang gue malah risih.

Masih dengan alasan yang sama.

Ponsel gue kembali bergetar dan kali ini, pesan yang masuk adalah dari grup chat di WhatsApp yang beranggotakan gue, Laras, Yeslin, Ryan dan Ricky. Oke. Sebuah kejutan juga, Yeslin jadian sama Ryan, si anggota OSIS SMA dulu yang jadi salah satu orang beruntung yang gue ajak ngobrol selama OSIS, hehe. Gue lebih kagetnya lagi waktu Laras kasih tahu dia jadian sama Ricky. Gue gak paham mereka ketemu di mana dan kok bisa jadian? Gak tahulah. Yang jelas, gue berbahagia atas kebahagiaan sahabat-sahabat gue dan terus meminta Tuhan agar kasih gue kebahagiaan yang sama.

UNDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang