16

597 85 10
                                    

"Haera!" Chanyeol melambaikan tangannya semangat dengan memamerkan gigi rapinya saat melihat Haera yang baru saja keluar dari pintu lift, "Sorry, gak jemput di bawah. Tadi ada telepon penting."

Haera menyipitkan matanya ketika sampai di depan Chanyeol, "Aish, masih kaku aja kayak kerah kemeja baru, hahaha. Gak apa-apa, santai."

Chanyeol terkekeh mendengar ucapan Haera dan mengacak poninya asal, "Ya udah, yuk masuk," Ia membuka pintu di balik tubuhnya.

"Lho, bukannya studio lo pintu yang ini?" Haera menunjuk pintu maroon yang berada tepat di sebelahnya.

Chanyeol menggeleng sebentar, "Itu memang ada connecting door, tapi pintu utamanya ini kalau ke tempat recording," Haera mengangguk pelan kemudian mengikuti Chanyeol yang memasuki ruangan.

"Guys, kenalin temen gue, Haera. Haera kenalin ini Donghae," Chanyeol menunjuk pria manis dengan rambut fluffy, "Dan ini Kyungsoo," Kali ini Chanyeol menunjuk laki-laki dengan kacamata berbingkai hitam.

Haera membungkuk sebentar, "Salam kenal, saya Haera."

"Hallo, Haera," Donghae mengulurkan tangannya mengajak Haera berjabat tangan, "Calon pacar Chanyeol, ya?" Ia setengah berbisik pada Haera namun tetap terdengar oleh semua manusia di ruangan tersebut dan sukses membuat Donghae mendapatkan pukulan ringan di belakang kepalanya dari Chanyeol, "Yak, Park Chanyeol! Berani ya lo sama gue sekarang," ucapnya sembari mengusap belakang kepalanya.

"Lagian lo mulutnya ember banget," Chanyeol memutar bola matanya malas.

"Hei, Haera. Gue Kyungsoo," Laki-laki berkacamata tersebut melambaikan tangannya sekilas kemudian beralih pada tombol-tombol di depannya.

"Duduk sini, Ra," Chanyeol menepuk sisi sofa yang masih kosong di sebelahnya.

"Lo katanya mau bikin demo lagu, kok duduk di sini, Chan?" Haera duduk di samping Chanyeol sembari melepas tas selempangnya.

Chanyeol melirik ponselnya sebentar dan membalas notifikasi yang masuk kemudian memasukkan ke dalam sakunya, "Composer gak selalu bisa nyanyi, Ra. Itu salah satu kelemahan gue, hahaha."

Mulut Haera membuka tak percaya, "Gue kira lo yang bakal demo-in."

Chanyeol menggeleng, "Yang bakal nyanyi masih on the way," Ia mengusapkan kedua telapak tangannya bersamaan, "So, abis ini kita bakal jalan kemana?" Chanyeol tersenyum lebar.

Haera meletakkan telunjuk kurusnya di dagu, berpikir sejenak, "Gimana kalau jalan-jalan sekitar sini sambil jajan street food?"

"Jalan kaki?"

Haera mengangguk sembari melipat bibirnya menjadi sebuah garis tipis, "Pasti seru jalan-jalan sore gitu," Chanyeol terdiam namun tetap menyunggingkan senyumnya, "Kenapa ngeliatin gue begitu? Gak mau, ya?"

Chanyeol menggelengkan kepalanya, "Bukan. Lo bener-bener beda dari sekian perempuan yang gue temuin. Biasanya mereka bakal minta buat shopping, atau minimal makan di restoran berbintang. You are such a beauty different."

Haera tidak bisa menahan pemerah pipi alami yang mendadak muncul, "Bahagia itu sederhana, Chan. Gak perlu yang mewah," Chanyeol lagi-lagi mengacak poni Haera gemas, "Aah, ya. Nanti gue yang traktir! Gantian," Haera menaik-turunkan kedua alisnya.

Chanyeol menyipitkan matanya ragu, "Sorry to say nih, tapi lo punya uang? Bukannya lo gak kerja? Hahaha."

"Aish, siapa bilang? Gue kan setiap hari masak buat Baekhyun dan dia ngasih gue uang tiap bulan. Bukannya itu berarti gue kerja sama dia?"

BREATHE | book 1 of 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang