9.

2.2K 256 2
                                    

"namja itu misterius sekali, aku jadi penasaran." taeyong mengamati langit-langit kamarnya.

"aku tahu, dia kemarin meninggalkan motornya ditoko itu, barangkali motor itu masih disana, ya, aku harus ke tempat itu." taeyong mengambil jaket nya lalu ia pergi.

"kau mau kemana malam-malam begini?" tanya sana yang saat itu tengah menonton drama kesukaanya.

"aku ingin kesuatu tempat, tidak akan lama, jadi eomma tak perlu kawatir." taeyong pun segera pergi sebelum hari mulai larut malam.

Taeyong bergegas menuju toko tersebut, kebetulan memang toko tersebut jaraknya tak jauh dengan rumahnya, jadi ia hanya tinggal berjalan kaki saja mengambil motor tersebut.

"benar dugaanku, motor itu masih disana."kata taeyong.

Taeyong berlari menuju motor tersebut yang terparkir ditoko.

Taeyong segera masuk kedalam toko dan meminta izin untuk mengambil motor tersebut, pegawai tersebut memberikan kunci motor kepada taeyong karena mereka pikir dia pemilik motor tersebut.

"haha, aku mendapatkan motornya....yeyyyy." taeyong mengendarai motor tersebut dan membawanya kerumahnya.

Skip

"kenapa kau terus menatapku"

Irene langsung glagapan, ia ketahuan jika sedang memandang v saat v tengah sibuk dengan ponselnya.

"aku hanya penasaran, kenapa saat itu kau menyelamatkanku?"

V tertegun, sebenarnya ia sendiri juga tidak tahu kenapa menyelamtakan gadis ini.

"kebetulan aku melihatmu waktu itu, jangan ge er"

Mendengar ucapan v, irene sedikit lesu, ia berharap bukan kata itu yang keluar dari mulut v.

"lalu, apa kau mengijinkanku berada disini lagi?"

Nada irene sangat hati-hati, ia takut v akan marah mendengar perkataanya.

'mungkin lebih baik dia berada disini, suatu saat nanti bisa saja dia berguna'

"hn."

Irene senang, namun ia menyembunyikan rasa senang itu, karena ia malu, memang ini yang irene inginkan.

'yessss, ya Tuhan terimakasih kau telah memberiku tempat berlindung.'

"kenapa dengan wajahmu."

V melihat wajah irene yang memerah dan lagi, ia juga melihat tingkahnya yang konyol.

"tidak, aku hanya berfikir, setidaknya aku tidak akan terancam mati, hehe, kau tahu mereka sangat menakutkan, aku yakin mereka tidak akan tinggal diam, dan mereka semua pasti suruhan ayahku, jika kau berada diposisiku kau akan merasakan bagaimana mungkin seorang ayah tega menukar putrinya dengan bisnis, dia sudah gila."

V mendengar semua keluhan irene, namun ia berlagak cuek.

"aku tidak akan pernah menjadi dirimu."

V bangkit dari ranjangnya dan memasukan ponselnya kedalam saku.

Setelah mendengar ucapan v, irene kesal, irene sudah menduganya, v bukan orang yang peduli, jadi sia-sia saja berkeluh kesah didepanya.

V mengambil jaket hitamnya, dan mengambil ransel nya diatas meja.

"kau mau kemana?"

V menghentikan langkahnya, ia berbalik menghadap irene.

"sejak kapan aku harus memberitahumu aku ingin pergi kemana? Itu semua bukan urusanmu."

My Name Is VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang