16.

2.1K 252 3
                                    

"kau mau kemana malam-malam begini?" irene menarik kaos v saat v hendak keliuar dari rumah.

Sudah menjadi kebiasaan irene, ia selalu menarik ujung kaos v.

"memang sudah kebiasaan."ucap v sambil menatap irene.

Sadar perkataan v menyindirnya irene melepaskan tanganya.

"mianhe.... "ucap irene sambil menundukan kepalanya.

"aku harus mengurus sesuatu."ucap v.

"aku ikut, kau tega meninggalkanku sendiri disini, aku takut.."

'selalu seperti ini, menyebalkan.' batin v.

"aku tidak akan lama, dan tidak akan ada apa-apa disini." v lalu meninggalkan irene.

"dasar manusia tanpa hati, aku benci, aku benci." irene menaiki ranjang tersebut dan ia menutupi tubuhnya dengan selimut.

Skip

"apa hyung masih belum memberikan kabar?" tanya taeyong.

"dia tidak menelpon sama sekali."kata mingyu

"apa sebaiknya kita mencarinya?" kata sana yang khawatir pada v.

"apa eomma sudah gila, kota ini luas, dan kita tak mungkin menemukanya."kata mingyu.

"taeyong, jaga bicaramu."kata mingyu.

"mianhe." taeyong menunduk karena ia merasa bersalah telah berucap kasar pada eommanya.

Suara bel terdengar, ketiga orang yang sedang berdiskusi tersebut langsung menoleh kearah pintu.

"itu pasti hyung." taeyong segera berlari dan membuka pintunya.

"hyung... "teriak taeyong.

"berisik, minggir, aku ingin bertemu paman."kata v sambil berjalan melewati taeyong.

"v, apa yang sedang terjadi, kenapa kau tiba-tiba menghilang diacara pernikahan tersebut."tanya mingyu kepada v.

Semua tatapan menuju pada v,
"ada urusan mendesak paman, aku ingin berpamitan pada kalian."

"maksut hyung, hyung ingin keluar dari rumah ini,.. Waeoo?" taeyong sangat penasaran.

"kenapa kau tiba-tiba ingin keluar." kata mingyu.

"aku sudah menemukan tempat tinggal untuku, dan tidak jauh dari sini. Terima kasih karena kalian semua telah menolongku."ucap v sambil tersenyum.

Sumpah demi apa, ini pertama kalinya v berterima kasih kepada seseorang, v yang notabenya berhati keras hari ini ia mengucapkan terimakasih.

"aku harus pergi,.." v beranjak dan melangkahkan kakinya. Sana mengejarnya, ia mengambil sesuatu yang ada dilaci tvnya.

"tunggu!" v menghentikan langkahnya dan berbalik.

Sana mengalungkan syal dileher v. V terkejut ia tak tahu apa maksut dari semua ini.

"apa ini" sana tersenyum saat mengikatkan syal tersebut dileher v.

"agar kau tetap hangat, jaga kesehatanmu, kau harus tetap kuat, rumah kami selalu terbuka untukmu, v kalau kau tidak sibuk, mainlah kerumah kami, bibi akan senang."ucap sana sambil mengusap syal yang sudah bertengger manis dileher v.

Mata v berkaca-kaca, ini pertama kalinya hatinya merasa hangat, entah karena syal ini atau orang yang ada didepanya ia tak tahu yang pasti hatinya sangat tenang dan hangat.

V menganggukan kepala, setelah itu ia benar-benar pergi, sana melihat v sampai v menghilang dari pandanganya.

"appa, kau memikirkan sesuatu?" tanya taeyong yang melihat appanya dari tadi tengah berfikir saat v pergi.

My Name Is VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang