Pria kecil yang ternyata jahil

6 0 0
                                    

Aku tak memikirkan apa yang terjadi tadi pagi. Rasa penasaran akan membunuhku, pikirku mungkin begitu.

Kududukkan diriku di sofa ruang tamu, membenarkan pakaianku yang setengah tersingkap. Aku mencoba duduk senyaman mungkin sambil memutar pandangan mencari remote tv. Setelah benda penuh tombol itu berhasil kutemukan, kubuka beberapa toples snack di depanku. Kuambil beberapa kacang goreng, lalu melemparkannya kedalam mulutku.

"Hi..hi..hi," suara tawa manis terdengar sewaktu aku asyik menonton siaran berita siang ini.

"Hi..hi..hi," tawa itu terdengar lagi dan lagi, tawa seorang gadis yang baru kukenal.

Tawa itu cukup imut seperti suaranya. Nampak begitu hidup mengingat pandangan mata gadis itu selalu terlihat kosong. Namun kali ini entah apa yang membuatnya terdengar begitu bahagia.

Ku mencoba mendekat perlahan, setidaknya menangkap sedikit apa yang Sella lakukan di depan pintu rumah.

Hanya terlihat Sella berjongkok sambil melihat kebawah, namun dia tertawa tanpa sebab. Rasa penasaranku tak tertahan lagi, aku dekatkan diriku lebih.

"Kak, lihat deh dia lucu banget," ucap Sella yang nampaknya tahu aku mengendap-endap dibelakangnya.

"Lihat apaan sih, seru banget," dengan ekspresi kepergok aku memunculkan diri.

"Itu," Sella nampak menunjuk sesuatu. Sesosok makhluk dengan beberapa kaki berbuku-buku, badan berwarna merah bola mata yang mencuat keluar serta dua buah capit.

"Yuyu?" tanyaku heran. Karena benar-benar yang kulihat ini adalah Yuyu, kepiting sawah di daerah sini.

Sella memandangku, dengan pandangan penuh kekesalan yang aku tak tahu penyebabnya apa.

"Bukan yuyu kak," dengan geram dia menarik tanganku, membuatku mendekat padanya. Kepalaku tak lebih dari sepuluh centimeter di dekat bahunya. Dia menggosokkan tangan mungilnya ke mataku.

"Itu loh kak!" aku masih mengucek mataku ketika dia mengatakan hal itu.

Saat kucoba membuka mataku yang tadi sempat ditutup Sella, aku terkejut. Bukan karena apa, saat ini dengan mata kepalaku sendiri, seorang makhluk kecil berada disekitar yuyu tadi.

Menari dengan gemulainya, tawa kecilnya terdengar ringkih menjurus ke suara kakek-kakek. Makhluk berukuran hanya dua kali besar si yuyu tadi. Berwajah pucat, taring-taring menyembul ketika makhluk itu menyeringai. Dia memakai cawat, atau celana dalam yang terbuat dari kain yang dililitkan. Rambutnya botak, dan sekujur kulitnya pucat pasih.

"Lucu kan kak," Sella tersenyum padaku.

"I...itu makhluk apa Sel," tanyaku terbata-bata.

"Tuyul!" katanya tanpa beban.

. . .

Aku merebahkan tubuhku di kasur, kali ini di ruanganku yang terlihat biasa saja. Dengan cat berwarna krem dan beberapa barang termasuk lemari kayu dan meja belajar.

Aku lega ruangan ini jauh lebih bagus dari yang terlihat di mimpiku. Namun aku teringat lagi kejadian tadi siang, aku melihat Sella dengan cerianya bermain dengan tuyul. Memainkan yuyu dan memutar-mutarnya, serta bergaya konyol di depan cermin. Namun dengan tuyul itu sempat lari ketakutan tatkala rambut Sella yang panjang itu dia julurkan kearah tuyul tadi, tak elak membuat Sella tertawa terpingkal.

Aku senang tahu kalau Sella bisa tertawa lepas seperti itu, walaupun tertawa dengan makhluk ghaib yang dia lihatkan padaku. Mungkin benar tanggapan orang tentang Sella yang dikutuk, atau mungkin setidaknya dia adalah gadis yang di cintai mereka yang sudah mati.

Pikirku, setidaknya Sella bisa menikmati hari-harinya tanpa menggubris omongan orang terhadapnya.

"Eh bentar, tadi itu...tuyul kan," mataku terbelalak, aku benar-benar lupa akan sesuatu. Mungkin tawa ceria Sella membuatku lupa satu hal.

"Tuyul kan...Suka mencuri uang," dengan sigap kubuka dompet disaku belakangku, mengais segala bentuk kertas dari dalamnya. Benar saja, hanya tersisa beberapa pecahan uang receh, selembar uang seratus ribuan dan limapuluh ribuan raib.

"Padahal tuh uang baru mau tak pakai keperluan kuliah," aku menepuk jidatku perlahan.

Hahahaha...hahahaha...hahahaha suara anak kecil laki-laki terdengar lagi, dan lama-kelamaan tawa itu berubah menjadi suara kakek-kakek.

Woman Who Loved By DarkWhere stories live. Discover now