Seekor babi didalam hutan bambu

6 0 0
                                    

"Babi ngepet...!!!!" teriak salah seorang warga ketika ia melihat sekelebat bayangan hitam berlari ke arah kebun kelapa.

"Kamu yakin tadi babi ngepet yang kita kejar," ucap salah seorang petinggi desa, gue yang saat itu ikut melakukan pengejaran terhadap sosok yang belakangan meresahkan warga desa.

. . .

Ceritanya beberapa waktu kemarin, warga desa di gegerkan dengan hilangnya uang kas desa. Polisi di kerahkan untuk penyelidikan akhirnya memutuskan bahwa bendahara desa yang menjadi tersangka. Namun karena kasus itu kembali terulang dan ini di tempat yang berbeda akhirnya kami melepaskan dan meminta maaf pada pak bendahara itu.

Desas desus semakin mencuat terlihatnya seekor babi berkeliling di malam hari memperkuat bukti bahwa babi ngepet adalah salah satu tersangka terror ini. Walau tak melukai siapapun hilangnya beberapa harta warga benar-benar membuat perekonomian desa ini menurun.

. . .

Akhirnya disinilah kami, mengejar seekor makhluk yang diduga babi ngepet. Bahkan Sella ikut dalam pengejaran ini.

"Bukankah menyenangkan bisa menangkap babi itu," seperti itulah ungkapan yang dia ucap ketika aku berangkat.

"Babi....!!!" Teriak beberapa orang di penghujung sawah lain.

Aku berniat mengikuti arah suara itu. Namun pergerakanku terhenti, tangan mungil Sella menggenggam erat lenganku, seakan mengajakku ke tempat lain.

"Cara menangkap babi ngepet lebih cepat kalau kita nemuin yang jaga lilinnya," ucap Sella seraya tersenyum padaku.

Sekali lagi aku tak mampu menolak gadis yang terlihat mempesonaku ini. Tangan dinginnya benar-benar menggenggam erat ketika kami berjalan diantara hutan bambu. Mengingatkanku kembali, sebuah cerita dimana Sella pernah di culik wewe gombel disini.

"Kata beberapa penunggu, ada seseorang melakukan pesugihan sekitar sini," ucap mulutnya yang imut.

Benar saja, nampak diantara beberapa rimbun bambu terlihat cahaya temaran. Cahaya itu berbentuk bola api mungil. Sebuah lilin dan tepat di belakangnya seseorang terlihat duduk sambil memasang beberapa dupa di dalam sebuah gerabah berisikan tanah dan kelopak-kelopak bunga.

"Itu kak, sepertinya dia yang jaga lilinnya," ucap Sella setengah berbisik sambil menunjuk kearah orang tadi.

Kami mendekat perlahan, kumatikan senterku dan hanya memanfaatkan penerangan dari bulan malam ini. Kami mencoba mengitari orang tadi, mencoba menyergapnya dari belakang.

"Siapa itu," orang itu mendengarkan, terlihat rambut lurus dan berwajah bersih tanpa bulu, dia seorang wanita.

Kami mulai panik, kucoba menangkap wanita tadi. Aku berlari kencang untuk menyergapnya. Dengan sigap wanita tadi menghindar, kemudian membalas dengan menendang tubuhku. Membuatku terpental beberapa meter dari tempat itu.

Dia kini mencoba mendekati Sella, seringai di bibirnya seakan mengatakan akan melukai gadis ini.

"Kakak lilinnya," Sella berteriak saat tau aku berusaha bangkit. Wanita tadi tak tinggal diam, berlari kearahku berniat memukul lagi menggunakan sebuah batang bambu yang tergeletak di tanah.

Namun sebuah sosok terlihat diantara aku dan wanita ini, sesosok makhluk dengan rambut gimbal tak beraturan, wajah menyeramkan dengan taring-taring menyembul. Serta dua buah dada menggelambir.

Dia adalah wewe gombel yang pernah menculik Sella. Pantas saja aku merasa familiar dengan hutan bambu ini, yang ternyata tempat dulu Sella pernah di culik.

Wanita itu terdiam, ketakutan.

"Kakak, tiup lilinya sekarang!" Sella berteriak lagi.

Aku berlari, dengan setengah pincang karena kakiku terkilir ketika wanita itu menendangku. Wanita tadi tak bergeming, dia mematung tepat di depan wewe gombel yang melayang ringan di depan kami.

"Wuusss...!!!" aku berhasil meniup lilin tadi.

. . .

Tak lama setelah itu, akhirnya sang babi tertangkap karena telah berubah sosok menjadi manusia. Sang wanita yang ternyata istri dari sang babi ngepet tak luput dari sergapan warga. Ternyata waktu itu wanita itu pingsan sambil berdiri, melihat wujud wewe gombel di depannya.

Setelah dibawa ke kantor polisi mereka di dakwa dengan pidana pencurian, mungkin karena kasus ini hampir tak masuk akal dan terlewat terbawa takhayul. Tapi bukti berupa uang curian berhasil di kumpulkan.

Aku tak tahu yang terjadi setelah aku meniup lilin tadi, Sella berlari ke kamarku sambil bercerita kalau wewe gombel itu juga menghilang bersamaan sewaktu api lilin padam. Kurasa aku berhutang terima kasih pada wewe gombel tersebut.

End

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 13, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Woman Who Loved By DarkWhere stories live. Discover now