팔(delapan)

541 35 8
                                    

.
.
.
.
.
®azzahrl;2018

Malam ini Sehun terlihat tengah tertidur di kamarnya. Ketika ibu nya baru saja membukakan pintu kamar, terlihat Sehun yang sudah terlelap dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Ibu nya pun hanya berpikir mungkin Sehun kelelahan setelah melalui hari yang panjang di Seoul karena pekerjaannya. Akhirnya ibu menutup pintu kamar Sehun dan tak mengganggunya.

Keesokan harinya, Sehun berjalan keluar kamar, dengan handuk yang dilipat melingkari lekukan pinggangnya. Terpampang jelas ABS dari lelaki dengan marga Oh, kotak-kotak dan membuat siapa saja segera terpana ketika melihatnya. Sehun berjalan perlahan tanpa bantuan tongkat, karena ia sudah merasa pulih sejak pemijatan nya semalam. Ia berdiri di luar kamar dan berteriak memanggil ibunya.

Tak ada respon. Mau tak mau Sehun mengambil langkah menuju dapur, setelah hidungnya mencium aroma sedap dari sana. Menuruni beberapa anak tangga, dan ia sampai di dapur.

"Eomma, dimana sabun danㅡ" ucapan nya terputus setelah melihat seorang wanita tengah terduduk di kursi dapur dan menatap Sehun tanpa berkedip.

"YA!!" sontak Sehun berteriak dan menutupi sebagian tubuh atas nya dengan kedua tangan ia silangkan didepan dada.

"Maaf," ucap Sejeong setelah itu baru menutup kedua matanya.

Ibu nya berbalik setelah menyelesaikan masakan pagi ini.

"Ya! Sehun, sedang apa kau?!" bentak ibunya setelah melihat anaknya yang setengah telanjang itu.

"Eomma! Kenapa dia disini?! Dimana sabun dan sampo?! Kenapa diatas tak ada?!" balas Sehun ikut membentak, ia masih terkejut dan panik setelah melihat Sejeong terduduk di kursi dapurnya. Ia masih menyilangkan kedua tangan nya didepan dada.

"Sudahlah, kalian seperti baru pertama bertemu, kalian kan sudah berteman hingga kepala dua, tenanglah." kata ibu berjalan melewati Sehun dengan membawa nampan berisi makanan untuk sarapan pagi ini.

Kini tersisa dua sejoli di dapur. Sehun menangkap Sejeong yang masih menutup kedua matanya dengan telapak tangan. Sehun pun melepas tangan nya dari dada, dan berjalan menghampiri Sejeong. Sejeong yang masih membuka mata hanya tertutup oleh tangan, melihat tubuh Sehun sudah berdiri tepat di hadapan nya.

"Apa yang kau lakukan?!" tanya Sejeong mulai panik. Semakin mendekat, dan Sejeong membulatkan matanya.

Ternyata Sehun hanya mengambil gelas yang tepat ada di atas kepala Sejeong. Gelas yang tergantung itu berhasil diraih nya dan ia menjauhkan lagi posisi badannya. Setelah merasa tak ada tubuh Sehun di hadapan nya, Sejeong perlahan membuka matanya. Akhirnya ia bisa bernapas lega, setelah menahan napas dan jantungnya yang semakin tak karuan berada di dekat Sehun yang setengah telanjang itu.

Sejeong memegang dada dan menghembuskan napas nya pelan. Punggung Sehun terlihat jelas ketika ia menyeduh air putih dari kulkas. Setelah itu Sehun meminum minuman nya didepan Sejeong dengan keadaan menyamping. Terlihat jakun nya naik-turun, dan itu membuat jantung Sejeong berdegup kencang.

"YA! Sehun-ah!" teriaknya begitu memejamkan matanya dengan kuat.

Sehun menaruh gelas di meja sebelah Sejeong, dan menatap wanita itu dengan tatapan datar.

"Apa? Kau ingin mandi bersamaku?" tanya Sehun masih memasang wajah datarnya. Seketika wajah Sejeong memerah semerah tomat.

"Kau gila?!" bentak nya.

"Bukannya dulu kita sering mandi bersama? Memang apa salahnya?" ungkap Sehun sembari berjalan pincang menuju kamar nya.

Saat ini terlihat keluarga Kim tengah sarapan bersama Sejeong dan bibi nya. Canda-tawa terjadi diantara mereka. Sampai akhirnya perhatian mereka menuju Sehun yang sudah duduk di kursi depan Sejeong dengan handuk yang melingkar di lehernya. Dengan rambut basah, dan tak beraturan itu juga membuat jantung Sejeong berdegup kencang sama seperti sebelumnya. Sejeong pun melempar perhatian nya ke bawah, ia berusaha untuk tak menatap lelaki yang kini terlihat jauh lebih sexy dari biasanya.

Love Is Painful (COMPLETED)Where stories live. Discover now