IV

123 19 0
                                    

Kami kembali dengan aku yang terus menunjukan wajah kesal. Terhitung sudah dua kali aku dibuat kesal dan keduanya diakibatkan oleh Aiden. Sementara Aiden berjalan dengan wajah riang setelah berenang dari sungai seperti merasa tidak melakukan apapun malah semakin membuatku ingin memukul kepala dungunya.

Tetapi saat kami sampai di pinggiran turunan jalan bendungan semua rasa kesalku kubuang jauh-jauh digantikan dengan rasa penasaran karena mandapati turunan jalanan di seberang ramai dengan truk angkut prajurit yang memasuki bendungan padahal mereka baru saja berangkat dua hari lalu. Dari atas kami juga melihat semua orang yang terlihat terburu-buru untuk berkumpul di depan aula Barak 1. Teman-temanku berjalan memasuki bendungan dengan wajah terheran-heran dan melangkah lebih cepat untuk menghampiri kerumunan yang berkumpul di depan aula Barak 1 membuatku kesusahan menyamakan langkahku dengan mereka.

"Ada apa?" Tanya Dacian saat menemui Ruth yang juga baru akan bergabung kekerumunan.

Ruth menatap kami bingung "Kalian tidak mendengar pengumumannya??" Tanya Ruth.

"Kami baru saja kembali dari sungai." Jawab Mark.

"Komandan Ezra baru saja mengumumkan bahwa kita akan menjalin aliansi dengan Negeri Cantramour." Ruth menjelaskan sambil terus berjalan menuju kerumuanan dengan kami yang membuntutinya. "Dan mereka meminta kita untuk berkumpul di aula untuk menyambut kedatangan Jenderal dari Cantramour, sekalian dia ingin menyampaikan sesuatu katanya." Lanjut Ruth.

"Aku dengar Jenderal dari Cantramour seorang penyihir." Ucap Blair terdengar kesal saat menyebut kata penyihir.

"Siapa yang memimpin bukan jadi masalah, meskipun tidak percaya tetapi niat mereka kesini untuk membantu kita." Kata Ruth yang mengerti rasa kesal Blair.

Blair tidak bisa disalahkan karena membenci penyihir, semua keluarga Blair meninggal ditangan para penyihir tepat di depan matanya sendiri saat umurnya 7 tahun. Jadi aku rasa itu menjadi alasan kuat untuk Blair merasa benci dan tidak percaya kepada penyihir.

Kami masih beberapa langkah lagi dengan kerumunan orang-orang yang sudah berkumpul di aula Barak 1 saat kami melihat mobil mewah melintas di atas bendungan beserta mobil besar mewah pengankut prajurit yang tidak jauh mengikuti dibelakangnya. Semua orang menatap mobil-mobil mewah tersebut melintas di atas dan kemudian turun memasuki bendungan dengan ekspresi beragam. Mobil mewah yang pertama tiba berhenti di belakang barak paling akhir begitu pula mobil yang lainnya berhenti di belakang mobil tersebut.

Jenderal Zephyr berjalan membelah kerumunan warganya dengan Kolonel Clarence mengikuti di belakangnya untuk menghampiri gerombolan orang-orang yang baru saja datang dari Negeri Cantramour. 

Sementara dari kejauhan satu orang keluar dari mobil pengangkut prajurit dengan pakaian biasanya, hanya menggunakan kaus hitam dan celana panjang hitam yang tidak begitu ketat. Sama sekali tidak dibaluti dengan pakaian prajurit. Ia terlihat sangat muda, seumuran denganku mungkin. Wajahnya begitu manis dan terlihat sangat ramah. Ia mengedarkan pandangan kekerumunan orang-orang dari jauh sana sambil berjalan menuju mobil pertama untuk membukakan pintu mobil tersebut. Sang Jenderal turun dari mobil saat pintu dibukakan oleh pemuda tersebut, ia terlihat masih muda dengan rambut hitam pekat dan setelan jas mahal berwarna serba hitam. Kemudian pemuda tersebut membuka pintu mobil yang satunya lagi dan keluarlah satu orang lagi dengan rambut coklat dan setelan jas berwarna abu-abu tua. 

Setelah sang Jenderal keluar dari mobilnya, para prajurit yang adalah manusia biasa, pengendali alam dan juga penyihir mulai keluar dari mobil mereka, menampakan orang-orang gagah dengan pakaian yang biasa di pakai oleh prajurit tetapi lebih mahal dan keren dari pada milik kami. Semuanya berpakaian berwarna hitam dengan rompi anti peluru dan senapan ditangan mereka. Wajah mereka dutupi dengan masker dan penutup kepala bahkan kaca mata. Di samping kanan lengan baju mereka juga memiliki tanda masing-masing untuk setiap kaum mereka. Benar-benar jauh berbeda dengan milik kami. Milik kami bukan hanya tidak memiliki pelindung kepala, bahkan bajunya saja sudah sangat lusuh dan mudah robek. Dacian saja beberapa kali memintaku untuk menambal pakaiannya sepulang menjaga tembok karena tidak diberikan yang baru.

The Witcher And The Last Water Bender | Jung JaehyunKde žijí příběhy. Začni objevovat