Indahnya Kita

52 3 0
                                    


^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
WARNING: MATURE CONTENT. READ IT WISELY.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

     Hari itu hari Sabtu, kantor Gina libur sehingga Gina leluasa menunggu dihotel tempat Andrew Kim menginap. Sudah jelang malam saat Andrew dan rombongannya kembali ke hotel, melewati lobi dan deretan sofa dimana Gina sedang dengan nyaman menunggu ditemani ipad dan secangkir coklat panas. Andrew menengok pada Gina sesaat saat lewat, membuat mata mereka beradu. Andrew tersenyum ramah dan berlalu begitu saja. Gina yang sudah salah tingkah dengan cepat menyadari, senyum barusan hanya senyum khas seorang idol yang memang harus selalu ramah pada semua orang. Seorang idol mempunyai image yang harus selalu dijaga.

     Kini Gina berdiri didepan kamar hotel. Angka 1028 tertanam didaun pintu, dibingkai lempengan plat tipis berwarna tembaga yang sedikit kontras dengan daun pintu berbahan kayu berpelitur itu. sambil mengatur nafas, dimantapkannya hati lalu mengetuk pintu itu pelan.

     Andrew baru selesai mandi saat pintunya diketuk dari luar. Tak merasa sedang menunggu siapapun atau memesan apapun dari room service, Andrew pun tak mengindahkannya. Mungkin ketukan itu untuk kamar sebelah, begitu pikirnya. Ketukan terdengar lagi dan kali ini Andrew yakin itu berasal dari pintu miliknya. Andrew pun beranjak membuka pintu.

     Seorang wanita berdiri didepannya. Andrew ingat melihat wanita itu duduk disofa di lobi hotel.

     "Yes?", tanya Andrew dengan tak yakin. "Looking for me?".

     Andrew melihat wanita itu hanya menatapnya dan mengangguk, tipikal fans yang sedang terpesona padanya. Andrew tersenyum kecil dalam hati.

     Gina berulang kali berusaha mengendalikan diri untuk tak melanjutkan rencananya namun berulang kali juga dia gagal. Wajah rupawan bak pahatan dewa dan suara lembut yang meresapi relung sunyi jiwa Gina itu membuyarkan semua logika. Habis akal sehatnya.

     "Andrew ssi*, Aku Gina.". (*tuan)

     Andrew hanya mengangguk sambil menampilkan senyum. Pintunya yang setengah dibuka mengisyaratkan pengusiran. Gina tak tanggap.

     "Boleh aku masuk?", tanya Gina.

     "Errr..", Andrew berpura-pura tak mengerti perkataan Gina.

     "Jangan berpura-pura. Aku tahu kamu fasih berbahasa milik ibumu ini."

     Kini Andrew melotot terkejut.

     "Gi.. Gina ssi, right? Ada perlu apa?", tanya Andrew serba salah.

     Andrew tak menyangka Gina akan bersikap segalak itu.

     "Aku perlu kamu..".

     "Wha-..".

     Andrew tak melanjutkan kata-katanya karena Gina menerobos masuk kedalam.

     "Gina ssi? Apa yang kamu lakukan?".

     "Dengar, Andrew ssi.. Mungkin bagimu aku sama layaknya berjuta fansmu, tapi bagiku kamu adalah alasanku untuk tetap hidup hingga detik ini. Dan aku ingin mengucapkan terima kasih..".

     Gina meraih kedua tangan Andrew yang melongo heran dan perlahan menarik lelaki itu mendekatinya.

     "Maybe it sounds crazy but just trust me now.. You have nothing to loose..".

     Gina berjinjit dan mengecup pelan bibir Andrew, membuat Andrew tersentak seakan tersadar dari lamun.

     "Gina ssi... What are y-".

     "Stt..".

     Gina menutup mulut Andrew dengan kecupannya lagi. Andrew  menarik kepalanya menjauhi wajah Gina namun Gina menarik kedua tangan Andrew yang masih digenggamnya sehingga jarak mereka rapat lagi. Ditatapnya kedua mata Andrew untuk menenangkan lalu didorongnya pelan lelaki itu hingga jatuh diatas ranjang. Sebelum Andrew sempat bergerak, Gina menunggangi pinggangnya dan merunduk, mencium bibir Andrew.

     "Gina ssi.."

     "Just trust me and let me do everything. You don't even have to kiss me back if you don't want..".

     Gina berbisik disela gesekan bibir mereka berdua. Tangannya perlahan melepaskan satu per satu pakaian yang melekat ditubuh Andrew lalu disusul melepaskan pakaian ditubuhnya sendiri.

     Andrew menatap tak berkedip saat Gina melakukan hal seksi itu, melepaskan helai per helai pakaiannya, diatas tubuh Andrew yang terbaring telentang, telanjang. Sepelik apapun heran yang berkutat dikepalanya, Andrew adalah seorang lelaki, nalurinya mulai menelan akal sehatnya sendiri.

     Gina yang sekarang telanjang, mulai menciuminya lagi. Tak peduli Andrew yang tak membalas ciumannya, Gina terus bergerak, mengecup bibir, wajah, dan terus turun, menjelajah tiap inci tubuh Andrew hingga akhirnya Andrew mengerang pelan. Gina telah sampai di spot kebanggaan Andrew.

     Gina tersenyum kecil mendengar erangan Andrew. Diulangnya kecupan itu lalu memberikan oral service yang membuat erangan Andrew semakin keras. Semangat Gina terpompa, hasratnya merayap makin tinggi. Tak ingin menunggu lama, Gina memasukkan milik Andrew pada miliknya yang sudah basah. Gina menegang sesaat, memejamkan mata, begitu juga Andrew. Bersama mereka menikmati sensasi saat keduanya bersatu. Andrew membuka mata. Ditatapnya Gina dengan rasa kagum membuncah. Dan saat Gina mulai bergoyang, seluruh dunia Andrew tiba-tiba berpusat pada wanita itu. Leher jenjangnya, lekuk tubuhnya, lentur goyangannya, dan desahnya, membuat Andrew terbuai. Dipejamkannya mata, meresapi sensasi nikmat yang Gina berikan. Satu hentakan sensasi dari milik Gina yang menjepit lembut miliknya membuat mata Andrew kembali terbuka, erangannya membuat Gina tertawa kecil, puas bisa membuat Andrew terkejut seperti itu.

     Simpul kendali Andrew seakan benar-benar terlepas bebas sekarang. Dilonjakkannya badannya bangun, diraihnya Gina dan diciuminya bibir lembut itu dengan penuh hasrat. Perlahan, tanpa rela melepaskan bibirnya, direbahkannya Gina lalu dikecupnya pipi Gina yang bersemu merah. kemudian Andrew mulai menggerakkan pinggulnya, maju mundur. Gina menjerit dan mengeratkan pengangannya pada bahu Andrew. Ditatapnya Andrew seakan marah namun itu hanya membuat Andrew semakin tertantang dan meneruskan aksinya. Gina menjerit semakin keras, diselingi desah dan erangan nikmat hingga dia terengah-engah. Andrew merunduk, mengecup tiap inci wajah dan tubuh atasnya, membuat Gina menggelinjang pasrah.

     "You like it this way?", bisik Andrew sambil menghujamkan miliknya lebih dalam pada milik Gina.

     Tak ada jawab, hanya pekik nikmat yang membuat Andrew semakin mengerti. Andrew mengulang hujaman itu dan menambah cepat ritmenya. Gina menjerit dan gelinjangnya semakin liar. Andrew mengerang saat milik Gina menjepit miliknya. Kali ini sensasinya begitu luar biasa, Andrew menghujamkan lebih cepat sehingga Gina memekik tak lama tubuhnya bergetar. Andrew menyusul dengan satu hujaman final, memasukkan miliknya dalam-dalam dan menyerukan satu nama: Gina!
***

Author's note:
Haduh, jujur author panas dingin mau posting part ini.
Smoga readers semua yang baca bisa menyikapi dengan bijak ya.

DEBAR YANG TERLAMBATWhere stories live. Discover now