1028

28 3 0
                                    

     Andrew menarik kopernya dan memesan kamar hotel di resepsionis. Ini kali kedua dia datang kembali setelah dua bulan lalu upayanya gagal.

     "Kamar 1028 kosong?", tanyanya pada resepsionis.

     "Ya, pak. Kamar itu sedang kosong.".

     "Aku mau.".

     Andrew meletakkan kopernya disamping ranjang lalu rebah diatas kasur. Dipejamkannya mata sejenak, berusaha merengkuh kenangan termanis dalam hidupnya yang ditorehkan oleh wanita bernama Gina, disini, dikamar ini.

     Rasa rindunya pada Gina dipendam rapi, siap dipelukkannya pada Gina saat wanita pujaannya itu datang dihadapan.

     Tanpa bekal alamat apalagi nomer telepon, mencari Gina bak jarum dalam jerami. Membuat kedatangannya ke hotel ini dan memesan kamar yang sama menjadi rutinitas adalah satu-satunya ide gila namun tetap dilakoni Andrew.

     Logikanya, identitas dan data penyewa kamar hotel adalah hal rahasia dan jika saat itu Gina bisa mengetahuinya, maka pasti ada bantuan dari orang dalam atau bahkan mungkin Gina bekerja di hotel ini? Entahlah, yang jelas, Andrew berharap upaya ini berhasil.

     "Ingatlah kamar ini, Gina. Aku menunggumu..".
***

DEBAR YANG TERLAMBATWhere stories live. Discover now