Bag. 2

8.8K 730 210
                                    


Cerita ini akan diupload setiap hari💙
___

Tak pernah Azmi duga sebelumnya bahwa pernikahan ini terjadi. Di tengah euforia, suka cita keluarganya yang mengucapkan selamat dan doa-doa atas pernikahannya hari ini.

Seharusnya sebagai peran utama Azmi turut merasakan kebahagiaan yang sama. Tapi, tidak, dia bagai boneka yang hanya bisa menuruti perintah Tuannya. Memaksakan untuk terlihat baik-baik saja dan menyambut semuanya dengan bahagia.

Padahal, pernikahan ini tak pernah ia inginkan sebelumnya.

***

Sebulan lalu, ia memang pulang mengunjungi orang tuanya di Yogyakarta karena permintaan Ibu untuk bertemu. Setelah merintis perusahaan, dirinya lebih banyak menghabiskan waktu di Jakarta.

Ia tidak menduga bahwa kepulangannya justru disambut dengan perjodohan dengan perempuan yang tak pernah ia kenal.

Masih terbayang jelas, saat itu, Azmi yang baru saja datang ke rumah dengan menyeret kopernya. Dia heran saat melihat mobil asing terparkir di pekarangannya yang sedikit basah karena tanah yang baru saja terkena hujan.

Entah siapa, Azmi tidak pernah berpikiran jauh. Dia pikir hanya pertemuan Ayah dengan rekan bisnis seperti biasa. Tidak pernah ia menduga bahwa ia akan dipertemukan dengan calon mertuanya.

"Assalamualaikum," salam Azmi.  Dia melongok masuk, pintu tidak tertutup.

Terdengar suara bercakap diiringi tawa. Ragu dia melangkah, namun tak lama seruan salamnya terjawab.

"Walaikumsalam." Serentak semuanya yang berada di ruang tamu menengok ke arahnya.

"Azmi!!" pekik Ibu riang. Azmi segera melepas tas dan memeluk Ibu. Rasa rindunya membuncah, hampir dua bulan ia tidak pulang ke rumah.

Setelah berpelukan sebentar, Ibunya menarik lengan Azmi untuk ikut duduk di antara mereka. Selain Ayah, ada dua orang pasangan seumuran orang tua Azmi. Para tamu duduk berhadapan dengan Ayah, mengelilingi meja bundar yang penuh dengan hidangan. Azmi menyalami Ayah dan kedua tamu sebelum duduk.

"Nah ini, anak saya, Sof, Namanya Azmi."
Gunawan memberi isyarat agar Azmi menghormati tamunya. Dia hanya menganguk.

Kedua tamu Ayah tertawa pelan. Mereka memperkenalkan diri. Pak Sofyan dan Ibu Halimah adalah salah satu investor dalam perusahaan ayah Azmi di bidang kuliner. Selain itu Pak Sofyan sendiri adalah teman Ayah semasa kuliah.

Azmi hanya memperhatikan percakapan orang tuanya. Awalnya mereka membahas perkembangan perusahaan, mengenai saham ataupun investor baru yang akan berkecimpung di dalam perusahaan itu.

Namun, raut wajahnya berubah seketika saat Ayah membahas soal pernikahan. Apa lagi menyebutkan namanya dan nama seorang perempuan asing yang tidak ia ketahui.

"Azmi, Pak Sofyan adalah teman lama Ayah, bahkan Ayah sendiri sudah mengangapnya saudara laki-laki. Beliau banyak membantu Ayah di bisnis kuliner ini," jelas Ayahnya.

Azmi tak ingin menebak-nebak. Dia hanya menatap lurus dan senyum tipis ke wajah Pak Sofyan.

"Kami bermaksud menjodohkanmu dengan Aisyah, anak Pak Sofyan. Bagaimana?" tambah Ayah.

Senyumnya tipis itu membentuk garis lurus, tidak berusaha menutupi keterkejutan yang pasti di wajah Azmi. Dia berusaha menutupi dengan mengusap sudut alisnya, bibirnya merapat seolah berat untuk menjawab pertanyaan Ayah.

Setulus Kasih Aisyah [Terbit]Where stories live. Discover now