Bag. 5

7.4K 492 87
                                    

Selamat membaca❤️
Jangan lupa vote dan komentar❤️
______

Selepas salat subuh, Aisyah sudah bersiap untuk menyambangi kampus. Dia menatap pantulan dirinya di cermin. Gamis navy dengan list abu di bagian tangan dan khimar abu sebagai penunjang penampilannya pagi itu.

Permintaan untuk mengantarnya ke kampus
yang disetujui Azmi untuk membuat Aisyah bersemangat. Tak henti pula ia mengulas senyum.

"Bismillah," ujarnya sebelum memulai hari.
Sedikit menghela napas untuk meredakan kegugupannya.

Dia melangkahkan menuju dapur. Seperti tadi malam, dia akan mencoba merebut kembali hati Azmi dengan membuatkannya makan. Tidak ada salahnya, toh Bi Uti juga baru kembali hari ini.

Nasi goreng dan telur mata sapi menjadi menu andalan pagi ini. Setelah matang,  Aisyah menyajikannya dalam dua piring seperti semalam.

Dia tersenyum puas menatap nasi goreng kecap di sana. 

"Ah, semoga saja Kak Azmi suka," harapnya.

Tak lama dia dengar derap langkah mendekat. Aisyah segera berbalik, mungkin saja Azmi telah siap mengantarnya.

Aisyah tertegun sebentar saat melihat Azmi yang menuruni tangga dengan tergesa sembari merapikan penampilannya, kemeja biru tua berpadu jas hitam membalut tubuhnya.

Saat sampai di bawah tangga, mata Aisyah tak lepas melihatnya yang begitu menawan. Pertama kalinya, Aisyah melihat Azmi menggunakan pakaian formal. Kemeja yang melekat pas di tubuhnya itu menambah kesan dewasanya di sana.

Saat pandangan Azmi yang sudah bearalih ke arahnya, Aisyah memalingkan wajah segera. Tangannya memilin khimar yang menjulur menutupi kecanggungannya. 

Aisyah melirik nasi goreng yang telah disajikan. Dia memberanikan diri mengangkat wajah.

"Kak, sarapan dulu," ujarnya dengan menampilkan senyum.

"Maaf, Aisyah, saya ada urusan mendadak. Kamu bisa sarapan sendiri?" ujar Azmi, Aisyah bisa lihat Azmi yang terlihat terburu-buru.

"Urusan apa, Kak?"

Aisyah melihat Azmi mengusap alis sebelah, lantas memandangnya kembali.

"Rapat. Saya bisa sarapan di kantor," ujarnya dengan senyum tipis.

Gadis itu mengangguk samar. Nafsu makannya juga menurun seketika. Dia mungkin bisa sarapan di kampus juga.

"Kita berangkat sekarang?" tanya Aisyah.

"Kita?" tukasnya. Tautan alisnya terlihat di sana.

Astagfirullah, jangan bilang Azmi lupa! Aisyah membelalakan mata.

"Kak Azmi tadi malam bilang, bersedia mengantarku pagi ini ke kampus, kan?" timpal Aisyah hati-hati.

Bisa dia lihat Azmi membasahi bibir, "Maaf, Aisyah, bisa kamu berangkat sendiri saja?"

Hati Aisyah bagai jatuh dari ketinggian dan terhempas begitu saja. Hancur berkeping-keping. Dia menaruh harapan terlalu tinggi, membayangkan kedekatannya bersama Azmi dan mengurangi jarak antara mereka, tapi, semua nihil.

Semalaman Aisyah tidak sabar menunggu pagi ini. Dia memilih pakaian terbaik dan mempersiapkan diri sedari subuh. Namun, ucapan Azmi membuat semuanya sia-sia.

Sadar Aisyah! Dia bahkan tidak menginginkanmu, kamu yang terlalu bersemangat mengharapkannya!

Tak lama Aisyah lihat Azmi mengeluarkan kartu ATM dari sakunya. Dia juga menyodorkan ponselnya ke Aisyah.

Setulus Kasih Aisyah [Terbit]Where stories live. Discover now