Chapter 19

4.6K 350 5
                                    

Fucha Yangyong duduk sebagai ketua perkumpulan melati. Dalam ruangan remang itu duduk beberapa pejabat tinggi dinasti Qing serta seorang lelaki asing, lelaki itu masih muda sekitar 20-24 tahunan, lelaki itu merupakan orang asing yang di temui Furong tadi pagi. Penampilannya rapi, layaknya para bangsawan terhormat di Eropa.

“let me introduce you, this is minister Fucha, he hold the large connection in this land” penerjemah itu menghadap Yangyong. “menteri Fucha ini lord of Winston, perwakilan dari kerajaan Inggris, namanya Albert Lugwind Lucious”

Yangyong dan Albert bersalaman, Yangyong bersikap seresmi mungkin. Dia telah lama memimpikan hari ini, dia tak ingin merusaknya .

“salam kenal lo . . .lo . . “ Yangyong kesulitan memanggil.

“panggil aku *beile, atau bisa juga Albert” Albert berbicara dengan aksen bahasa China janggal.

“baik, tuan beile” Yangyong tak masalah.

Perkumpulan itu mulai berdiskusi, mereka membicarakan penyerangan dan kerja sama dengan militer asing. Satu persatu menteri mulai mengajukan pendapat dan pertanyaan, Yangyong hanya duduk diam menikmati saat-saat paling gembiranya. Tiba-tiba saat mengenai pasukan penyerangan Yangyong angkat suara, dia kurang setuju.

“menggunakan prajurit kami? Aku tak setuju. Bagaimana pun juga persenjataan kalian lebih unggul” Yangyong meminum tea-nya.

“tenang saja, kami akan memberi pasokan senjata berlimpah”

“itu lebih buruk! Mustahil prajurit kami dapat menguasai senjata kalian dalam waktu singkat”

“okay, kami akan menyerang istana, dan kalian tangkap putera mahkota”

Yangyong tak berbicara lagi, mereka segera menanda tangani persetujuan dalam 2 bahasa Mandarin dan Inggris. Yangyong menanda tangani dengan tuasnya dan Albert memakai pena. Mereka lalu bersalaman mengakhiri pertemuan hari ini.

“datanglah ke rumah makan awan harum, saya akan menjamu anda” ujar Yangyong beramah tama.

“tak usah” Albert berpikir-pikir. “aku menginginkan sesuatu”

“oh? Apa itu? Katakan saja”

“seorang wanita”

“wanita? Hal yang gampang. Aku bisa membawakanmu selusin atau lebih”

“tidak, bukan pelacur. Aku menginginkan wanita baik-baik”

Yangyong agak ragu, meskipun dia disebut orang kejam, dia tak suka melukai wanita, buat apa melukai yang lemah itulah pendapatnya. Albert melihat keraguan Yangyong, dia seolah mengerti pikiran Yangyong, lalu menjelaskannya.

“kelihatannya anda salah paham, maksudku aku menemukan calon istri idealku dan aku ingin memintamu mencari nama dan informasi keluarganya”

“ah . . . dengan senang hati. Bisa tuan Beile berikan alamat dan ciri-cirinya?” Yangyong merasa lega.

“wanita itu terlihat berusia 17- 19 tahun, wajahnya lonjong, matanya besar dan bulat, alisnya tipis tapi panjang, kalau dia tak berbicara terlihat bijak dan anggun, sebaliknya kalau dia bicara terlihat sangat berani . . . what else?, Oh! Tingginya sejajar dengan siku tanganku. Rumahnya besar terletak di bagian barat kota Peking, kadang-kadang ada beberapa prajurit memasuki kediaman tersebut” Albert menjelaskan penuh semangat.

“bagian barat? Ada tentara mengunjunginya? Mungkinkah kediaman jendral Chen Wenxiong?” Yangyong menimbang-nimbang dalam hati.

Yangyong tersenyum, dia menepuk lengan Albert.

“aku tahu keluarganya. Gadis itu mungkin salah seorang dari putri jendral tingkat satu Chen Wenxiong. Tapi aku tak pernah melihatnya. Jendral Chen memiliki 2 orang anak perempuan, anak pertama bernama Chen Xiufeng, dan si bungsu Chen Furong. Keduanya merupakan wanita tercantik kota Peking”

“thank you very much! Selanjutnya aku akan cari tahu sendiri”

Albert kegirangan, dia menari tango seraya meninggalkan ruangan itu, meninggalkan menteri Fucha Yangyong sendirian, Yangyong tersenyum licik, dia tertawa terbahak nadanya melengking. Dia duduk kembali menikmati teanya.

“jendral Chen, kau mati! Pak tua itu pasti akan menolak permintaan si barbar! Dia akan dalam masalah besar aku tak perlu susah-susah melenyapkannya, dia akan lenyap sendiri!”

------

Furong POV

Ciuman itu masih membekas dihatiku, setiap sentuhan lembut di bibirku masih dapat kurasakan hingga hari ini. Semalam rasanya seperti mimpi. aku patah hati, saat aku terpuruk dalam kesedihan Mingli menciumku. Tapi kok aku tak menolaknya? Aku merasa heran sendiri.

Sepanjang hari, aku mondar-mandir tak tenang di taman bunga kesayangan ayah. Aku memetik setangkai bunga serunai mulai menghitung.

“berikan . . . tidak . . . .berikan . . . tidak . . . berikan . . .tidak . . .”

Seterusnya hingga tersisa satu kelopak bunga, aku memetiknya ‘berikan’, alhasil aku tambah tegang. Bagaimana bisa hatiku berubah haluan semudah layar kapal seperti itu? Apa patah hatiku itu hanya ilusi? Aku tak percaya. Kupetik lagi setangkai bunga serunai dan mulai menghitung ulang, berkali-kali hasilnya tetap sama ‘berikan’ aku bertambah jengkel.

catatan :

beile : ranking tingkat tiga gelar seorang pangeran, sama artinya dengan lord dalam bahasa inggris

pembaca2 sekalian, terima asih telah membaca, chapter selanjutnya mungkin akan sedikit lambat postingannya saya mohon maaf. jangan lupa vote dan comment kalau kalian menyukai chapter ini ^^ xiexie 谢谢!

Only LastWhere stories live. Discover now