SARANGHAE End!

1K 111 5
                                    


Hari ini tepat tanggal 19,hari jadi Jihoon dan Daniel yang  enam bulan,dan Jihoon sudah tak tahan terus berjauh dengan Daniel,ia memberanikan diri untuk menemui Daniel di ruang Osis tempat biasa Daniel menghabiskan waktu nya

"Niel hyung..."panggil Jihoon,Daniel yang tengah sibuk entah dengan kertas apa menengok masih menampilkan wajah datar nya,Jihoon mencoba bersikap biasa,ia menarik nafas nya dan melangkah masuk

"Hyung...."panggil nya lagi,Daniel berdehem dengan tatapn yang masih fokus pada kertas-kertas itu

"Hari ini adalah hari jadi kita"Jihoon menggigit bibir bawah nya gugub dan kembali melanjutkan perkataan nya

"Hyung bisakah temuai aku di taman yang dulu?nanti sore,aku tidak memaksa hy___"

"Aku Datang...."balas Daniel cepat,Jihoon tersenyum lega,Ia kembali meyakin kan meski Ia hanya taruhan selama Ini,tapi dalam hati kecil nya Ia yakin Daniel menyayangi nya

"Baiklah terimakasih..."Jihoon pergi pergi dari ruangan itu,menyisakan Daniel yang kembali sibuk dengan sesuatu yang Ia kerjakan
.
.
.

Jam menunjukan pukul 05:30,Jihoon masih diam duduk di bangku taman menunggu Daniel,sambil menggenggam sebuah kotak yang tak terlalu besar entah apa isi nya

Ia hanya ingin memberikan nya pada Daniel,Ini sudah setengah Jam ia menunggu nya,bahkan Ia tak perduli langit yang mulai mendung,Jihoon yakin Daniel datang

Satu jam lebih sudah,dan Daniel belum juga, datang,Jihoon tetap tak bergeming,Ia masih setia menunggu dan memeluk kotak yang Ia bawa dengan erat tidak perduli grimis yang mulai turun....

Hujan sudah turun sejak setengah Jam lalu,tapi Jihoon masih yakin Daniel akan datang tubuh nya sudah menggigil tapi Ia tak perduli

"Niel hyung pasti datang...aku hanya harus menunggu nya..."ucap nya meyakinkan diri sendiri dengan bibir yang bergetar kedinginan

Jihoon merasa ada seseorang yang berdiri di hadapan nya,dan ia juga merasa Hujan tak lagi mengenai tubuh nya Ia senang Daniel pasti datang,namun saat Ia mendongak yang Ia lihat justru Guanlin yang tengah memayungi nya dan
menatap nya sendu

"Guanlin?...."

"Kenapa kau begitu bodoh menunggu nya?!!"

"Guanlin..."

"Berhentilah menjadi orang bodoh Jihoon!!"

Guanlin membentak nya,Jihoon sedikit tersentak akan hal itu,mereka diam sebelum Jihoon tersenyum dan berucap

"Aku memang bodoh...aku tau...bodoh mengharapkan nya,bodoh tetap di sisi nya,bodoh rela tersakiti asal aku tetap bersama nya,banyak yang bilang begitu pada ku,bahkan sahabat ku sendiri,aku memang bodoh,dan aku bodoh karna aku mencintai seorang Kang Daniel..."

Guanlin tertegun,Ia terdiam memandangi Jihoon yang tengah menahan dingin

"terimakasih mau mencintai orang bodoh ini,tapi aku sangat lah mencintai nya,sekalipun aku terluka,atau pun bahan taruhan...."
.
.
.

Daniel tengah menyenderkan tubuh nya pada sofa ruang Osis pekerjaan nya baru saja selesai,Ia menatap ke arah luar jendela

"Hujan...."gumam nya,dan Daniel terperanjat saat ia mengingat seseorang

"Jihoon"Daniel berlari menuju mobil nya,Ia segera melajukan mobil nya menuju taman itu

"Ini Hujan dia tidak mungkin masih di sana bukan?"

Gumam nya,Ia menyetir dengan kondisi cemas

"Tapi anak bodoh itu,bisa saja masih menunggu"

Daniel telah sampai,Ia segera turun mengenakan payung mencari Jihoon,dan Ia tak menemukan siapa pun di taman itu,Ia bernafas lega,namun saat Ia berbalik berniat kembali sebuah suara menghentikan nya

"Dia menunggu mu tadi...di bawah guyuran Hujan"Daniel baerbalik dan melihat Guanlin yang tak jauh dari nya,menatap nya dengan pandangan tajam,Ia tak perduli dengan tatapn itu

"Berhentilah menyakiti nya,lepaskan dia,biarkan dia bahagia bersama ku!"Guanlin berucap lantang,Daniel mengepalkan tangan nya menahan emosi,Ia sudah cukup sabar membiarkan Guanlin dekat dengan Jihoon

"Apa maksud mu!!"

"Kau tau maksud ku kau,hanya membuat nya tersakiti,lepaskan dia pada____"

Bugh

Daniel tak tahan lagi Ia segera memukul Guanlin,membuat Guanlin jatuh tersungkur ke tanah,Guanlin menatap nya dengan pandangan mencemoh

"Aku mencintai nya!!park Jihoon hanya milik ku cam kan itu!!"

Setelah mengatakan itu,Daniel segera pergi meninggal kan Guanlin yang hanya tersenyum miring,sambil menghapus darah di sudut bibir nya,pukulan Daniel tidak main-main

Skip....

Tok tok tok

"Jihoon-ah...bukalah,kau di dalam kan?"Daniel langsung pergi menuju rumah Jihoon saat ini,ini pertama kali nya Ia kesini,dan itupun Ia harus meminta bantuan Jinyoung tadi

Cklekk....

Jihoon membuka pintu rumah nya wajah nya begitu kusut hidung nya memerah,mata nya juga sembab,Daniel yakin Jihoon habis menangis dan terserng flu ringan,Jihoon menatap Daniel datar

"mau apa?"tanya nya dingin,Ada rasa sakit saat Jihoon seperti ini pasa nya,Ia hanya Jihoon yang periang bukan Jihoon yang seperti ini

"Biarkan aku masuk lebih dulu"Jihoon akhir nya membiarkan Daniel untuk masuk,Ia berlalu ke dapur untuk menyiapkan teh hangat untuk Daniel

Daniel terus memperhatikan nya,rumah Jihoon memang tidak terlalu besar mengingat dia yang hidup sendiri,namun rumah ini begitu nyaman

Jihoon kembali dan meletakan teh tepat di hadapan Daniel,Ia langsung duduk bersebrangan dengan Daniel,dan terus memandang ke arah lain tak ingin bertatapn dengan Daniel

"Jihoon-ah..."panggil Daniel,namun Jihoon enggan menengok,Daniel mendekat Ia menggenggam tangan Jihoon,terasa begitu pas pada genggaman nya dan tangan nya yang begitu lembut,kenapa Daniel tidak menggenggam tangan mungil ini sejak dulu

"Maaf...."lirih nya,Jihoon terkejut dengan ucapan Daniel yang meminta maaf

"Maaf kan aku,aku tau aku salah,memperilakukan mu seperti bukan ke kasih ku,aku juga tau kau pasti mendengar percakapan ku dengan sohyee di lorong bukan?,Jihoon ahh...memang benar saat itu aku menjadikan mu kekasih hanya sebagai taruhan.."

Tes...

Air mata Jihoon menetes saat itu juga,mendengar pengakuan itu langsung dari Daniel,hati nya terasa di remas,dan Daniel bersumpah Ia tidak akan memaafkan diri nya sendiri jika melihat air mata Jihoon kembali jatuh karna diri nya

"Tapi Itu dulu...sikap mu yang begitu sabar mencintai ku,sikap mu yang begitu tulus akhir nya menyadarkan ku Jihoon....menyadarkan ku,bahwa aku mencintai mu...."

Jihoon menoleh,dengan air mata yang masih mengalir

"Jika kau hanya ingin menghiburmu dengan pengakuan cinta palsu itu,tidak usah"

"Tidak Jihoon...tatap aku"Daniel menangkup kedua pipi Jihoon lembut,dan menatap dalam Manik coklat indah Jihoon

"Apa ada kebohongan?,aku...aku benar-benar telah jatuh pada mu Jihoon pada mu"JI-hoon terdiam mencoba mencari ke bohongan di mata tajam Daniel,namun nihil dan itu membuat air mata nya semakin menetes

"K..kau...be..benar...mencintai ku?"tanya nya terbata,Daniel mengangguk dan tersenyum lembut

"Maafkan sikap ku,maafkan,aku hanya mencintai park Jihoon tidak ada yang lain,aku berjanji akan berubah,maaf kan aku"Daniel memeluk tubuh Jihoon

Jihoon langsung membalas nya Ia terisak dalam pelukan itu,tak bisa di pungkiri Jihoon bahagia saat ini mendengar semua pengakuan Daniel,Ia bahagia sungguh

"Aku...selalu memaafkan mu hyung...selalu...selalu..."


The end!

Voment nya jangan lupa:)

NIELWINK STORY || BOYXBOYWhere stories live. Discover now