11 | Musuh?

5.4K 971 82
                                    

Revina Dewata atau yang dikenal sebagai Revi adalah seseorang di balik nama Pelangi Putih. Siapa yang menyangka cewek itu ternyata memiliki bakat yang tidak biasa? Bahkan, Anya pun akan tertawa tidak percaya jika ia sampai mendengar kabar itu. Pasalnya, Revi tidak terlihat seperti seorang penulis!

Memang seperti apa sih ciri-ciri penulis? Kalau ditanya begini sih, Anya juga tidak tahu. Tapi yang jelas, Anya tidak pernah melihat Revi sedang melakukan sesuatu hal yang berhubungan dengan "kepenulisan".

Ingat saat Revi tidak sengaja membawa kabur novel Rain? Anya langsung mengernyit bingung. Ya, itulah sebabnya. Revi tidak pernah terlihat gemar membaca atau menyukai novel di depan Anya, bahkan semua teman-temannya di sekolahnya. Hanya Rain. Dan kalau bukan karena cowok itu, mungkin Anya tidak akan pernah tahu jika Revi gemar membaca novel saat SMP. Begitulah yang Revi katakan pada Anya.

Hobi Revi di sekolah cuma dua. Mencoret-coret bukunya sendiri dan tidur—jika tidak ada guru di kelas. Kalau ada yang bilang Revi itu ternyata adalah seorang pelukis, Anya baru percaya!

Bagi sebagian besar orang, menulis merupakan talenta yang luar biasa. Tidak semua orang bisa. Tidak semua orang mampu membius para pembaca dengan tulisannya. Memang benar kata orang tentang, "don't judge book by its cover". Buktinya adalah Revi, cewek biasa di sekolahnya yang ternyata merupakan seseorang di balik penulis best seller.

Revi menelungkupkan tubuhnya di atas kasur. Wajahnya tersembunyi di atas bantal.

Harusnya, hari ini ia senang karena mendapat laporan positif tentang pre order novel ketiganya. Tapi ternyata, kemarahan Rain padanya sangat berpengaruh! Cewek itu bahkan tidak begitu antusias membalas pesan Tika dan malah mengharapkan balasan dari Rain.

Akhir-akhir ini Revi jadi tidak semangat sekolah karena Rain masih menjauhinya. Cowok itu berpura-pura sibuk dengan teman-temannya setiap kali Revi ingin menghampirinya. Revi yang tidak enak mengusik pun mengurungkan niatnya untuk berbicara dengan Rain.

Revi terduduk lesu. Ia masih bingung karena kejutan yang dibuatnya untuk Rain ternyata malah mengejutkannya. Revi benar-benar tidak menyangka, rencananya selama ini ternyata menyakiti dan membuat cowok itu kecewa. Padahal, Revi sudah membayangkan ekspresi kagum dan bangga Rain padanya. Membayangkan jika cowok itu akan bersikap selayaknya Rain di hadapan Pelangi Putih. Revi telah berpikir terlalu jauh karena berani berekspetasi jika Rain akan memeluknya dengan bangga di depan umum dan memperkenalkan diri cowok itu sebagai "teman" dari Pelangi Putih.

Sial! Revi benar-benar galau saat ini!

***

"Kak? KAK RAYIIIIN!"

Rain langsung terburu-buru menuruni tangga saat suara cempreng Raya memanggilnya. "Apaan sih?" sahutnya kesal, begitu sampai di beranda rumahnya.

"Yeh, sewot!" balas Raya lantas menunjuk sebuah kotak di atas kursi beranda dengan ujung sapu ijuknya. "Tuh, ada paket."

Rain meraih kotak itu dan langsung mendengus melihat nama pengirimnya.

"Kok bete gitu?" tanya Raya penasaran. Biasanya, Rain itu selalu antusias menyambut paket untuknya. Apalagi kalau isinya novel.

Rain tidak menjawab. Cowok itu malah memberikan paket yang dibungkus dengan sampul cokelat itu pada Raya. Membuat sang adik mengernyit, menatap punggung Rain yang kembali masuk ke dalam rumah dengan bingung.

Penasaran, Raya pun menyandarkan sapu ijuknya ke dinding dan membuka paket tersebut.

"OMG!" pekiknya tertahankan. Kedua mata cewek itu berbinar bahagia melihat isi di dalamnya. "Wow, wow, wow!" gumamnya lantas berdecak kagum. "Jadi, Pelangi Putih udah ngeluarin buku ketiga? Gils!"

Warna Untuk Pelangi [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang