6.mata-mata darkness

2.8K 231 2
                                    

“untuk apa aku menjadi temanmu?”

“dasar monster”

“memang dia bisa apa?”

“penampilam seperti bule. Mungkin dia di cat,ya?”

“hahahahahahahahahaha”

“dasar makhluk hina!”

.

.

.

.

.
Aku terbangun dengam nafas yang memburu. Aku berkeringat dingin. Aku menggigit bibir bawah ku.

“violeta!”

“vio!!”

“akhirnya kau sadar”

Aku mendengar teman-teman ku menghampiri ku. Aku tersenyum simpul. Itu hanya masa lalu yang bisa diubah,bukan?,batinku.

“berapa lama aku pingsan?”

“4 hari”

Kata rosa dengan tampang watados(wajah tanpa dosa). Aku melihat kanan dan kiriku.

“dimana aku?”

“dirumah sakit”

Kata emely dingin. Aku ingin menggerakkan tanganku, tapi, tidak bisa.

“kau jangan bergerak dulu. Istirahat lah”

“kenapa?”

“dibilang istirahat malah nanya”

Kata emely. Aku hanya memuat bola mataku kesal.

“ngomong-ngomong kenapa tadi ada pedang. Dan mengapa aku bisa menggunakan controller?

“itu pedang karena kau ada tekat.sementara kekuatanmu yang satunya, itu karena kau berfikir sangat serius hingga pingsan”

Kata Subaru panjang lebar. Aku hanya mengangguk.

“tapi,kan.kemarin aku pingsan. Siapa yang membawaku kesini?”

Semua yang ada disini langsung berdeham. Aku menatap mereka bingung. Sementara Subaru hanya menghela nafas dan geleng-geleng kepala.

“kalian kenapa?”

“tidak ada, Violeta”

Aku hanya memajukan bibirku. Aku menghela nafas panjang. Aku yang tidak suka dengan tindakan mereka langsung tiduran di kasur dan menutupi diriku dengan selimut.

1 Minggu kemudian...

Sekarang aku sudah boleh pulang. Aku mengambil sapuku dengan controller. Kalau ada yang nanya mengapa aku menggunakan kekuatan ini. Jawabannya aku malas berjalan walau berdiri dan aku sekarang bisa mengendalikan kekuatan ini. Aku mengendarai sapuku dan berjalan menuju kamarku. Saat sampai dikamar, aku merebahkan tubuhku kasur. Tak lama ada suara ketukan pintu. Aku membuka pintu itu.

“ada apa?”

“kau dipanggil himana sensei

“salahku apa?”

“kau disuruh kesana segera”

Aku mengambil sapu terbangku,menggunakan controller dan meninggalkan Riya. Dimana ketemu himana sensei,ya? Eh? Tadi,kan aku belum nanya, batinku. Aku berbalik dan menemui Riya.

“riya! Dimana ketemunya?”

“di kelas”

“ok!”

the legend of whitchWhere stories live. Discover now