3. I am Seo Jin-hee

917 161 14
                                    

.3. 

I am Seo Jin-hee

"Seo Jin-hee!" panggil seorang gadis yang mengenakan seragam SMP pada gadis berambut pendek yang duduk didalam kelasnya.

Gadis itu tak berani menoleh hingga tiba-tiba sebuah penghapus papan tulis mendarat tepat dikepalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gadis itu tak berani menoleh hingga tiba-tiba sebuah penghapus papan tulis mendarat tepat dikepalanya. Gadis itu menunduk takut tanpa bergerak sedikit pun dari tempat duduknya.

Gadis bername-tag 'kang gyuri' itu mendekati gadis yang barusan ia panggil sebagai Seo Jin-hee itu sembari membawa sebuah ember. Ketika sudah dekat, gyuri menyiramkan air ember itu ke kepala Jin-hee.

Gadis berambut pendek bernama lengkap Seo Jin-hee itu mengepalkan tangannya, amarahnya hendak meledak tapi ia tak mampu melawan.

"sebaiknya kau membersihkan semua ini sebelum jam istirahat berakhir" ucap gyuri lalu pergi meninggalkan kelas itu.

Jin-hee melangkah keluar dari kelasnya menuju toilet untuk mengambil alat pel namun sesampainya di toilet ia justru di dorong kedalam salah satu toilet dan dikunci disana. Kepala Jin-hee terbentur dinding toilet, ia meringis kesakitan.

"tolong buka pintunya!" teriak Jin-hee sembari menggedor pintu. Suara langkah gadis-gadis terdengar semakin dekat dan membuat Jin-hee mengurungkan niatnya untuk menggedor pintu toilet lagi.

"bos. Dia terus memanggilmu" ucap suara seorang gadis yang Jin-hee sadar dia adalah gyuri.

Seketika pintu toilet terbuka dan seorang gadis bername-tag 'Jeon hyebin' menarik rambut Jin-hee dengan kasar dan menyeret Jin-hee keluar dari bilik toilet.

Hyebin bahkan mendorong Jin-hee hingga Jin-hee terlempar di lantai begitu saja. Gadis-gadis remaja itu mulai memukuli Jin-hee yang juga tengah beranjak remaja itu tanpa ampun.

Semuanya memukuli tanpa henti hingga Jin-hee harus kesakitan diseluruh tubuhnya. Hidungnya bahkan mengalirkan darah segar tanpa henti. Mata bulat Jin-hee juga turut membengkak akibat penganiayaan hebat itu.

Jin-hee keluar dari toilet dengan seragam yang tak lagi berbentuk seragam, ia berjalan gontai menuju kelas dan mengambil tasnya. Jam pelajaran sudah usai dan Jin-hee tahu, besok pasti ia dipanggil ke ruang kepala sekolah akibat membolos dimata pelajaran pak kepala sekolah.


-monolog by another Seo Jin-hee-

-monolog by another Seo Jin-hee-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

You'll also like

          

"benar. namaku Seo Jin-hee"

Jin-hee melangkah dengan gontai melewati lorong-lorong sempit sembari berusaha menahan perih disekujur tubuhnya.

"seo adalah nama keluargaku yang meninggalkanku di panti asuhan saat umurku 6 tahun. Aku terlahir dengan tulisan nama yang sama seperti Seo Jin-hee yang terkenal dan kaya raya, tapi nasib kami bertolak belakang."

Jin-hee masuk ke rumahnya yang gelap gulita dan menyalakan lilin. Jin-hee keluar dari rumah yang berukuran 4x4 meter itu dan mencuci seragamnya yang kotor.

Kini Jin-hee mengenakan kaos oblong yang tampak kumuh dengan celana short. Jin-hee mencuci pakaiannya, wajahnya yang membengkak masih belum terobati sama sekali.

"tidak seperti Seo Jin-hee yang mewarisi harta keluarganya, aku terlahir untuk mewarisi semua hutang ayahku meski ayahku telah meninggalkanku di panti asuhan begitu saja."

Jin-hee memeras pakaiannya dengan susah payah karena tangannya yang kesakitan akibat penganiayaan yang menimpanya.

"aku selalu berakhir seperti ini: mereka membuliku karena aku berbagi nama yang sama dengan Seo Jin-hee, pewaris sneils co yang di idolakan semua orang bagaikan seorang putri"

Jin-hee menjemur pakaiannya dengan wajah yang sudah lebam tak beraturan. Tak ada setetes air mata pun yang menetes dari bola matanya.

"apa kalian ingin bertanya kenapa aku tak menangis meski diperlakukan dengan begitu kejamnya?"

Jin-hee mencuci wajahnya dengan air tanpa perduli rasa sakit yang ia rasakan setiap tangannya menyentuh lebam di wajahnya.

"air mataku sudah kering sejak bertahun-tahun yang lalu. Aku menolak untuk menangis karena jika aku menangis, itu artinya aku harus menangis seumur hidupku"

Jin-hee membaringkan tubuhnya diatas kasur tipisnya dan mulai memejamkan matanya dengan tenang.

0_0


Satu tahun kemudian ~

-2000-

Jin-hee memberi makan pada woohee yang diikat didepan halaman rumah Jungkook. Jungkook datang menghampiri Jin-hee sembari membawa buku bacaannya. Jin-hee melirik sejenak pada Jungkook lalu kembali focus memberi susu pada woohee mini.

"apa kau tidak bosan dengan bukumu?" tanya Jin-hee.

"kau menikmati waktumu. Aku juga akan menikmati waktuku" jawab Jungkook dingin.

"mengapa kau bisa berubah-ubah? Kadang kau sangat baik dan sekarang, kau seperti mengidap penyakit multiple disorder" ketus Jin-hee.

"apa itu?" sahut Jungkook. Jin-hee menatap Jungkook tak percaya, ini pertama kalinya anak 11 tahun itu tak mengerti akan sesuatu yang berbaur ilmu.

"itu penyakit kelainan kepribadian. Tak ku duga, si jenius Jeon Jungkook benar-benar bodoh dibidang science" ledek Jin-hee tersenyum puas.

"tertawa saja semaumu" ujar Jungkook sebal, perlahan tapi pasti matanya menangkap sesuatu yang janggal setelah ia menyadari pakaian Jin-hee hari ini.

"apa kau akan pergi ke suatu acara?" tanya Jungkook dari ujung kaki hingga kepala. Jin-hee mengenakan dress rapi dengan rambut yang diikat keatas.

"aku akan keluar kota, aku akan mengunjungi nenekku" jawab Jin-hee menjelaskan.

"kapan kau pulang? Besok adalah ulang tahun anak kita" Jungkook memperingatkan.

"aku hanya 2 hari disana. Tenang saja" ujar Jin-hee.

The Beat of My Heart is You (TBOMHIY)Where stories live. Discover now