6. Sayonara

6.7K 442 72
                                    

Kelopak mata pucat itu membuka perlahan dengan dahi mengerut ketika sepasang mata berbeda warnanya mendapati tempat asing yang belum pernah dilihatnya. Uchiha Sasuke mengerang pelan begitu merasakan pening saat berusaha bangun.

"Akhirnya kau bangun juga, Sasuke-chan." Suara yang ia kenali sebagai suara Sakura itu menyapa indra pendengarannya.

"Sasuke, kau tidak apa-apa?"

Sasuke berkedip beberapa kali guna memastikan penglihatan dan pendengarannya. Suara Sakura dan wajah panik Naruto. Memangnya dia ada di mana? Bukankah orang-orang ini sedang menjalani misi?

"Aku... di mana?" tanyanya berusaha duduk sambil memegangi pelipisnya yang berdenyut.

"Kau diculik oleh seseorang." Naruto bernapas lega begitu Sakura memastikan gadis Uchiha-nya baik-baik saja. "Apa yang dilakukan Ino dan Baa-chan, hm? Kenapa kau bisa diculik?" Naruto menatap penuh curiga pada Sasuke sementara gadis itu dengan tatapan tanpa bersalahnya hanya menjawab singkat.

"Aku sedang berjalan pulang bersama Ino dan Tsunade-sama." Sasuke benar-benar tidak tahu kalau Naruto bisa marah besar jika terjadi hal-hal buruk padanya.

"Shikamaru, kurasa kita tidak punya banyak waktu lagi untuk mengantar Sasuke pulang. Lagipula mereka juga mengincarnya, jadi biarkan dia ikut, aku yang akan bertanggung jawab terhadapnya."

"Kurasa kita memang tidak punya pilihan lain. Sebaiknya kita lekas pergi," gumam Shikamaru menanggapi ucapan Naruto.

Keenam orang itu bergegas keluar dari goa. Tadi Shikamaru, Sai, dan Sakura berniat kembali untuk menyusul Naruto dan Hinata yang begitu lama, tapi mereka malah berhadapan dengan monster kepiting yang menciptakan gelembung-gelembung oranye yang menjebak mereka dalam genjutsu. Saat mereka baru saja mengalahkan monster itu, Naruto muncul dengan wajah paniknya sambil menggendong Sasuke, diikuti oleh Hinata. Mereka berdua mengatakan jika boneka-boneka milik Toneri juga berniat menculik Sasuke. Misi ini akan terasa semakin runyam.

"Tempat apa ini?" Shikamaru melebarkan mata begitu mereka keluar dari goa.

Mereka ada tepi sebuah tebing, lautan terhampar di bawah mereka dengan pegunungan yang mengelilinginya. Langit biru beserta deretan awan putih melengkapi pemandangan, hanya saja sebuah pulau yang melayang beserta Matahari di bawahnya terasa janggal dalam penglihatan.

"Pulau itu terbang?" tanya Naruto.

"Tidak, permukaan lautnya mencekung," jawab Shikamaru.

"Di bawahnya juga ada Matahari." Sakura mengernyit saat melihat Matahari di bawah pulau

"Bukankah itu palsu?"

"Matahari buatan manusia?" Sai mengusap dagu tampak berpikir menanggapi ucapan Shikamaru.

"Ya."

Mereka berenam melanjutkan perjalanan dengan menaiki burung tinta milik Sai. Naruto bersama Sasuke, Sakura bersama Hinata, sementara Shikamaru dan Sai dengan burung tinta masing-masing. Byakugan aktif Hinata tetap mengawasi sekeliling untuk memastikan keadaan dan pergerakan musuh di dunia buatan yang mereka lalui itu.

"Hinata, apa ada pergerakan musuh?" tanya Shikamaru.

"Tidak, kita baik-baik saja."

"Musuh pasti tahu kita di sini, kenapa mereka tidak menyerang?" tanya Sakura.

"Ya, ini menyebalkan. Keadaannya terlalu tenang," sahut Shikamaru.

Mereka berenam tidak menyadari jika di dalam hutan lebat di bawah mereka ada ribuan boneka yang sudah dipersiapkan oleh Toneri.

The Sun and Another Moon ¦ ENDWhere stories live. Discover now