The Sun and Another Moon ¦ END

11. The Sun and Another Moon

Di tengah pertarungannya dengan patung Hamura, Kurama merasakan cakra asing yang membelenggu separuh dirinya yang ada dalam tubuh Naruto. Bersamaan dengan itu, patung Hamura berhasil memojokkan dan menghujaninya dengan pukulan bertubi-tubi. Kurama yang tergeletak memanfaatkan kesempatan saat patung Hamura memukulinya dengan menggunakan bijuu dama.

"Dasar menyebalkan."

Duar.

Kurama memuntahkan bijuu dama yang langsung membuat patung Hamura terpental hingga hancur dan setiap bagian tubuhnya terpecah di langit hingga tak bisa mengembalikan dirinya seperti saat pecahan bagian tubuhnya berada di Bulan. Rubah berekor sembilan itu sudah akan pergi ke tempat Naruto tapi sebagian dirinya yang ada dalam diri Naruto memberitahunya agar ia menulis pesan untuk para shinobi yang ada di Bumi. Tanpa menunggu lebih lama lagi Kurama segera melakukan tugas itu.

Sementara Kurama menulis pesan di permukaan Bulan pada para shinobi Bumi, Naruto dan yang lain sudah dalam keadaan separuh badan yang membeku. Uzumaki Naruto masih menatap nyalang pada Urashiki yang membawa Sasuke bersamanya. Ia tahu ia harus menyelesaikan semua ini, melindungi Bumi dan juga Sasuke-dunianya-tapi, apa lagi yang bisa ia lakukan sekarang? Separuh bagian tubuhnya dan juga teman-temannya telah membeku dan ia sama sekali tidak bisa menggunakan cakra, baik cakra miliknya maupun milik Kurama. Naruto juga telah memberitahu sebagian diri Kurama yang tak besamanya untuk menulis pesan pada shinobi Bumi, karena ia yakin ia bisa menyelesaikan ini semua.

"Ini akan segera berakhir, mereka semua akan musnah, menyisakan aku dan kau yang akan membangun kembali klan Otsutsuki."

Urashiki mengusap sebelah pipi Sasuke membuat kemarahan makin berkobar di mata biru Naruto. Uchiha Sasuke menatap ke dalam mata biru Naruto yang dipenuhi kemarahan dan itu membuatnya teringat pada kemarahan yang sama di mata Naruto ketika ia memutuskan pergi ke tempat Orochimaru. Iris berbeda warnanya bergulir demi mendapati sepasang biru yang selalu menenggelamkannya sejak dulu, dan saat itu ia bisa melihat keseluruhan memori Naruto selepas kematian sosoknya yang dulu, sama seperti bagaimana ia melihat memori Naruto ketika mereka berdua yang masih bergender sama terbaring penuh luka di lembah akhir.

Sekali lagi tetesan liquid bening mengalir dari sudut mata Sasuke. Perasaan seorang gadis begitu rapuh, dan Sasuke masih belum terbiasa dengan segala kesensitifan dari sosoknya saat ini, tapi itu tidak penting, karena yang harus dilakukannya sekarang adalah menyelamatkan Naruto dan yang lain. Satu-satunya yang seharusnya mati adalah dia, bukan Naruto pun seluruh shinobi di Bumi.

Uchiha Sasuke memejamkan mata sejenak untuk meyakinkan diri, dan ketika ia membuka matanya lagi, sebelah manik hitamnya telah berubah merah dengan pola eternal mangekyou sharingan yang bertatapan dengan biru mata Naruto. Senyum tipis terbit di bibir ranum Sasuke dan saat itu rasanya Naruto ingin berteriak, tapi ia tidak bisa melakukannya karena es yang membelenggunya kian naik ke areal leher.

"Kenapa kau berpikir semuanya akan berakhir secepat itu?"

Sasuke melepas sebelah tangan Urashiki yang melingkari pinggangnya. Urashiki sedikit terkejut dengan pergerakan Sasuke. Lelaki Otsutsuki itu menghela napas setelah ia mengetahui kesalahannya. Ia memang mengetahui fakta bahwa rinnengan Sasuke bisa membatalkan jutsunya yang menghentikan perputaran waktu dan ia juga tahu ke-64 titik cakra Sasuke telah ditutup oleh Hinata, tapi Urashiki melupakan fakta bahwa cakra Naruto masih belum sepenuhnya hilang dari tubuh Sasuke yang membuat gadis bersurai panjang itu bisa segera memulihkan aliran cakranya yang ditutup setelah jeda beberapa waktu.

"Dengan sedikit cakra yang kau miliki itu, apa yang akan kau lakukan Sasuke? Manusia biasa sepertimu tidak akan pernah bisa mengalahkan Dewa sepertiku, bahkan Toneri tidak bisa menyentuhku seujung rambut pun. Sekarang katakan apa yang bisa dilakukan makhluk lemah sepertimu? Berhentilah melawan dan jadilah pengantinku."