8. You're Right Here

4.8K 427 53
                                    

Toneri mengadakan jamuan makan bersama Hinata agar ia lebih dekat kepada gadis Hyuuga tersebut. Ia sama sekali tidak tahu kegelisahan yang terpancar dari sepasang lavender milik gadis itu. Hinata tidak tahu lagi bagaimana harus menghadapi situasi ini. Bulan akan jatuh ke Bumi. Ia harus menikah dengan Toneri. Byakugan Hanabi diambil. Ia harus menemukan dan menghancurkan tenseigan, dan Sasuke entah bagaimana keadaannya.

"Lebih enak makan bersama seseorang, karena kita bisa memulai satu obrolan."

Suara Toneri mengalihkan atensi Hinata dari segala kegelisahannya, tapi gadis Hyuuga itu memilih diam. Seharusnya ada celah di mana Toneri lepas dari kewaspadaannya, toh ia diperbolehkan pergi ke manapun dalam lingkup istana Toneri, kecuali untuk mendekati Sasuke dan Urashiki.

"Coba ceritakan tentang dirimu," ujar Toneri.

"Belum terlambat bicara pada shinobi Bumi."

"Apa?" Toneri menghentikan pergerakan sendok dan garpu di atas piringnya.

"Kau memang benar, shinobi Bumi memang menggunakan cakra dalam peperangan, tapi kini sudah berbeda. Untuk melindungi Bumi, semua shinobi telah bergabung. Jadi ...."

"Tapi mereka akan berperang lagi." Toneri meneguk air dari gelas yang ada di sisinya. "Dunia Rikudou-sennin harus dimusnahkan."

"Tapi ...."

Brak.

Toneri meletakkan gelasnya ke atas meja dengan kasar membuat getaran di meja itu. Sedikitnya Hinata tersentak atas aksi Toneri.

"Jangan dibahas lagi," ucapnya dengan tegas. "Sekarang diam dan makanlah."

Hinata hanya memejamkan mata sejenak untuk menenangkan diri. Ia tetap tidak boleh gegabah dalam hal ini. Lawannya bukanlah ninja dari desa lain ataupun seorang missing-nin, melainkan seorang Otsutsuki yang kekuatannya setara dengan Dewa. Menghela napas sejenak, atensi gadis Hyuuga itu beralih pada sebuah pulau yang melayang melewati tepi jendela besar tempat ia makan bersama Toneri.

"Pulau itu?"

"Akhirnya muncul juga." Toneri turut menoleh demi melihat pulau yang melayang itu. "Itu adalah kuil Hamura. Tiap tahun selama Festival Rinne, kuil itu selalu muncul."

Merasa curiga dengan kuil itu, Hinata diam-diam mengaktifkan byakugan tanpa sepengetahuan Toneri, dan ternyata byakugan-nya tidak bisa menembus ke dalam kuil itu.

"Tidak salah lagi, di sanalah tenseigan disembunyikan," batinnya.

Suasana dalam ruang makan itu kembali tenang. Toneri menjelaskan banyak hal tentang kuil Hamura, sementara Hinata mendengarkan penjelasan Toneri dengan baik. Lelaki Otsutsuki itu juga mengajak Hinata untuk pergi ke kuil Hamura usai mereka makan.

"Hamura pasti senang kau ingin mengabdi padanya," kata Toneri saat berjalan menuju kuil Hamura bersama Hinata, dua pelayan boneka pendek yang membawa lentera dan seorang pelayan boneka yang mengurus segala keperluan Hinata.

"Aku sangat yakin tenseigan disembunyikan di sini."

Manik lavender Hinata menyipit begitu ia mendapati benda berbentuk aneh, sama seperti yang diperlihatkan oleh keluarga utama Otsutsuki ketika ia dan yang lain berada di ruang bawah tanah.

"Ini ...."

"Inilah ... tenseigan."

"Apa ini senjata Otsutsuki yang bisa memindahkan Bulan?" Hinata menoleh Toneri yang berada di sisi kanannya.

"Hinata-sama, hanya petapa yang boleh melihat tenseigan yang asli." Hinata menoleh pada pelayan boneka yang ada di belakangnya dan juga Toneri. "Ini kuil untuk orang yang ingin berdoa."

The Sun and Another Moon ¦ ENDWhere stories live. Discover now