Bab 2

5.5K 608 26
                                    

.

.

.

.

.

Saat ini...

.

Lima belas mil di luar kota ternyata sudah cukup jauh. Tidak ada seorangpun yang pergi sejauh ini dari Sumit hanya untuk pergi ke apotik. Kecuali, tentu saja kalau mereka berusia sembilan belas tahun dan sedang memerlukan sesuatu yang tidak ingin warga kota mengetahui apa yang mereka beli. Sesuatu yang di beli di apotik lokal akan tersebar ke seluruh kota kecil Sumit, Alabama dalam beberapa jam. Terutama jika kau belum menikah dan membeli kondom...atau alat tes kehamilan.

.

Taehyung meletakkan alat tes kehamilan di atas meja dan tidak menatap pada kasir. Dia tidak bisa. Rasa takut dan bersalah di matanya adalah sesuatu yang tidak ingin dia bagi dengan orang asing. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dia katakan pada Jimin. Sejak Taehyung mendorong pergi Jungkook keluar dari kehidupannya tiga minggu lalu dia perlahan-lahan kembali ke rutinitasnya dulu dengan menghabiskan waktu bersama Jimin. Ini mudah. Jimin tidak menekannya untuk berbicara tapi ketika Taehyung membicarakannya dia mendengarkan.

.

"Enam belas dolar lima belas sen," wanita di samping meja kasir berkata. Taehyung bisa mendengar nada keprihatian dalam suaranya. Tidak mengejutkan. Ini adalah sesuatu yang memalukan bagi seorang pemuda sepertinya, mungkin gadis ini mengira dia telah menghamili anak orang. Taehyung memberinya dua puluh dolar tanpa mengangkat mata dari kantong kecil yang ia letakkan di depan. Kantong itu menyimpan satu jawaban yang dia butuhkan dan itu membuat nya sedikit takut. Mengabaikan fakta bahwa ada banyak hal berubah sejak dua minggu lalu dan menganggap hal seperti ini tidak terjadi dengan mudah dia adalah laki-laki. Tapi bagaimanapun juga dia harus mencari tahu.

.

"Kembalianmu tiga dolar dan delapanpuluh lima sen," katanya saat Taehyung meraih dan mengambil uang itu dari tangannya yang terulur.

.

"Terima kasih," gumam Taehyung dan mengambil kantongnya.

.

"Kuharap semuanya baik-baik saja," kata wanita itu dengan suara lembut. Taehyung mengangkat mata dan bertemu sepasang mata coklat penuh simpati. Dia orang asing yang tidak akan pernah akan Taehyung lihat lagi tapi saat ini sangat membantu jika ada orang lain yang Taehyung kenal. Dia tidak merasa begitu kesepian.

.

"Aku juga," Taehyung menjawab sebelum berbalik dan berjalan menuju pintu. Kembali ke matahari musim panas yang menyengat. Mengambil dua langkah menuju tempat parkir ketika matanya menatap pada sisi kemudi truk. Jimin bersandar di sana dengan lengan bersedekap. Topi baseball abu-abu yang ia pakai bertuliskan Univertas Alabama ditarik kebawah menutupi dengan rendah tatapan matanya dari Taehyung.

.

Taehyung berhenti dan menatapnya. Tidak ada kebohongan tentang ini. Dia tahu Taehyung tidak ke sini untuk membeli kondom. Ada ada satu kesimpulan lain. Meskipun tak mampu melihat ekspresi matanya Taehyung tahu...kalau dia tahu.

.

Menelan gumpalan di tenggorokannya yang sudah dia tahan sejak mengendarai truk pagi ini dan pergi ke luar kota. Sekarang bukan hanya Taehyung yang tahu. Sahabat baiknya juga juga tahu. Taehyung memaksakan diri untuk melangkah mendekat. Jimin akan bertanya sesuatu dan Taehyung akan menjawab. Setelah beberapa minggu berlalu dia layak mendapatkan jawaban. Jimin layak tahu yang sebenarnya. Tapi bagaimana Taehyung menjelaskan ini?

JATUH [Book 2] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang