kelima

822 57 10
                                    

'Sahabat Turki'

"Dilla, gue masih bingung."kata Tania memecah keheningan.

"Bingung gimana?"tanya Dilla menatap heran Tania.

"Apa yang diucapin Pak Amir gue enggak ngerti,"kata Tania menatap Dilla.

"Yang mana kan banyak ucapannya?"kata Dilla menggeleng gelengkan kepalanya.

"Bingung yang mana? Nak Tania?"tanya Pak Amir.

"Jangan bilang semua yang mereka ucapin elo enggak tau Tania?"tanya Alexxa menatap Tania.

"He.. Eum" kata Tania menunjukan wajah Polos.

"Astaga, gue heran sama lo Tan. Lo pinter sih iya, tapi lemotnya minta ampun. Gue nyerah! tanya Dilla ajah tuh!"kata Alexxa menunjuk Dilla yang sedang mendengarkan music lewat earphone, kenapa Alexxa bisa Dilla sedang mendegarkan music? Jawabannya gampang yaitu, Dilla mengangguk nganggukan kepalanya dan mulutnya berdendang.

"Yang mana sih?"kata Dilla melirik malas kearah Tania, tadi dia sedang mendegarkan lagu tiba tiba earphonenya dilepas paksa oleh Alexxa.

"Semuanya, maksudnya kesimpulan ini apa Dil?"desak Tania menatap Dilla.

"Jadi gini sahabat gue yang paling lemot, orang tua kitakan ngasih Surprise tuh, nah Surprisenya ada di Indonesia, dan kita ke Indonesia buat surprisenya bukan? Nah kita udah di Indonesia tadi orangtua kita ngasig tau kalau kita akan di Indonesia selama tiga bulan tinggal di Pesantren ini. Kita disuruh perbaikin sikap, akhlak dan belajar menjadi diri yang lebih baik lagi. Bentar gue lanjut lagi jangan dipotong" kata Dilla menatap Tania yang dari tadi ingin bertanya, tapi saat Dilla berkata tadi jadi ia urungkan.

"Misalkan kita disini kabur atau gak betah selama tiga bulan, maka semua fasilitas yang kita dapat akan dicabut. Tapi, kalau kita tiga bulan disini berhasil dan berubah menjadi lebih baik lagi, maka dari itu orang tua kita memberikan hadiah, yaitu kita boleh meminta apapun yang kita mau, tapi jatahnya satu doang. Paham?..." Lanjut Dilla menatap Tania yang dari tadi tampak mengangguk nganngukan kepalanya.

"Paham Dilla, thank you babe. Tapi, Dil apa itu Pesantren?"kata Tania menatap Dilla memelas.

"Tanya ajah sama yang punya, gue mau dengerin music!"kata Dilla melirik Pak Amir.

"Pesantren itu adalah sebuah tempat untuk pendidikan Tradisional, yang kitanya harus menginap diasarama dan tinggal bareng yang lainnnya. Kita dididik selama 24 jam, baik itu dari segi kerohanian, pengetahuan umum, dan keterampilan. Pesantren disebut juga sebagai tempat untuk memperdalam agama."kata Pak Amir menatap kearah Tania.

"Paham, kok. Oke!"kata Tania tersenyum.

'Tok... Tok... Tok...'
Ketukan Pintu Ruangan Kepala Sekolah, membuat semua orang yang berada diruangan tersebut mengalihkan perhatian mereka.

"Silahlahkan, masuk."kata Pak Amir.

Tak lama kemudian masuklah empat orang laki laki dan tujuh orang perempuan, salah satunya adalah Ustazah Naura.

"Nah, anak anak ini adalah Ustadz dan teman teman yang akan menjadi teman sekamar kalian nanti,"kata Pak Amir.

"......"tak ada sahutan pun dari Dilla, Tania, atau Alexxa mereka sedang sibuk dengan dunia mereka sendiri sampai sampai tak tahu kalau ada orang yang datang.

I LIKE PESANTREN (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang