13. Trauma

834 63 55
                                    

Hari ini cuaca sangat cerah, Pak Bim ingat kalau hari ini ia ada janji dengan Mey.
Begitupun Mey dia tidak lupa jika hari ini dia akan mengajak Pak Bim kesuatu tempat. Mungkin, tempat ini salah satu tempat yang paling Mey sukai.

Mey selalu bersahabat dengan tempat ini. Ketika keadaan sedang membuatnya terpuruk tempat ini lah tempat kedua yang Mey datangi setelah Bundanya.

Ketika Mey mendengar deburan ombak, hatinya akan merasa tenang. Entah mengapa bisa seperti itu?.

Mey sangat menyukai keindahan alam yang satu ini, Mey akan sangat senang jika ada seseorang yang mengajaknya kesini.

Tetapi, Dia tidak pernah mengajak siapapun ketempat ini. Mungkin, sekarang Pak Bim lah satu-satunya seseorang yang ia ajak kesinih.

Mey melangkahkan kakinya menuruni anak tangga, kini dia tidak kesulitan lagi untuk menuruni tangga atau menaikinya. Dia sangat senang hanya saja dia masih perlu menjaga tubuhnya agar tetap berada dikisaran sehat.

Terlihat Sarah sedang menyiapkan dan menata beberapa makanan diatas meja.

"Mamah?" Sapa Mey, bibirnya langsung mencium pipi Sarah sambil memeluk Sarah dari belakang.

"Uuuh anak Mamah, ada apa nih kayak nya seneng banget" tanya Sarah.

"Oh iya jadikan ajak nak Bim ke Pantai?" Lanjutnya.

"Seneng dong, Mey seneng banget karena Mey bisa buktiin ke orang-orang yang selalu ngehina Mey bahwa Mey bisa lebih baik lagi."

"Mey juga bisa lebih percaya diri, oh iya soal ngajak Pak Bim jadi mah bentar lagi juga berangkat tinggal nunggu Pak Bim jemput aja" lanjutnya.

"Jadi dulu, Mey ngga percaya diri?" Tanya Sarah sambil menyuruh Mey duduk.

"Ngga gitu mah, Mey dulu percaya diri ko. Mey ngga pernah ngerasa Mey ngga suka dengan keadaan Mey dulu, malah Mey sangat beruntung apa lagi yang lahirin Mey malaikat pelindung kayak mamah" jelas Mey.

"Apa sih kamu ah ngaur deh" ucap Sarah sedikit malu dengan pujian anaknya itu.

"Ihh beneran mah Mey ngga bohong"

"Iya percaya.."

Keduanya kini menikmati sarapan yang sengaja Sarah buat untuk Mey.
Tiba-tiba saja diluar terdengar bunyi klakson mobil yang beberapa kali dibunyikan.

"Kayaknya itu Pak Bim deh mah"

"Biar Mey liat dulu deh"

"Udah biar mamah aja, kamu lanjutin aja sarapannya" balas Sarah.

Sarah pun pergi untuk melihat siapa yang berada diluar rumahnya itu, ternyata ada seorang lelaki dengan paras tampannya sedang berdiri didekat mobil.

Siapa lagi jika bukan Pak Bim, dia hanya berdiri saja tanpa berusaha mengetuk pintu rumah Mey.

"Nak Bim, tante kira siapa"

"Ko malah berdiri disitu aja ayo masuk" Ajak Sarah.

"Eh tante, ngga usah tante Bim nunggu disini aja" balasnya sopan.

"Ayo masuk kita sarapan dulu" ajaknya lagi.

"Tidak perlu tante, Bim udah sarapan tadi dirumah"

"Ya sudah sebentar biar tante panggil Mey dulu"

Beberapa saat kemudian Mey keluar dari rumah, entah apa yang Pak Bim rasakan getaran kecil itu kembali muncul didadanya.

Paras cantik Mey sudah membuat hati Pak Bim benar-benar luluh sekarang, walaupun sebenarnya dia sudah menyukai Mey dari sebelum Mey seperti sekarang.

You Are Different [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now