RE-WRITE | BAB SATU

57.6K 5.4K 134
                                    

Tujuh tahun yang lalu...

"Dia kelihatan gugup ya, Di?" tanya Nina, kakaknya.

Dani membuka pintu gereja sedikit dan melihat calon suami kakaknya. Alexander Alden. Ya, Alexander Alden, adalah calon suami kakanya. Pria itu terlihat sangat tampan mengenakan tuksedo Kiton hitam dengan dasi hitam berwarna sama. Sebenarnya Alex tidak perlu mengenakan tuksedo termahal sedunia untuk membuktikan betapa gagah, tampan, dan seksi dirinya sekarang. Hanya orang bodoh yang tidak melihatnya.

Ia tidak bisa melihat jelas wajah pria itu, tapi ia tahu, Alex pasti sangat gugup. Tentu saja Alex akan sangat gugup, karena pria itu akan menikahi kakaknya, Nina Maziyar. "Pasti Alex sangat gugup, tapi hari ini ia berhasil terlihat rapih," kata Dani menutup kembali pintu di belakangnya.

Nina terlihat amat sangat cantik dengan gaun sederhana yang dibuatkan oleh Carolina Herrera untuknya, menunjukan parasnya yang sempurna. Semua orang sangat menanti-nanti pernikahan ini. Sebagian besar mereka iri karena Alexander Alden akhirnya akan menikah. Sebagian orang lainnya, ingin melihat apa yang Nina kenakan. Dani tahu, apapun yang dikenakan Nina akan terlihat cantik. Apapun yang Nina lakukan, selalu benar.

"Aku gugup," Nina membenarkan letak gaunnya.

Dani berjalan ke arah kakaknya dan tersenyum, "Kak, kenapa Kakak harus gugup? The man you're going to spend forever is waiting for you. Alex sedang berdiri menunggu Kakak."

"Tapi aku pasti terlihat kacau sekarang, bukan?" tanya Nina.

"Kakak terlihat cantik," Dani membenarkan letak veil Nina yang berhiaskan mutiara-mutiara kecil dari atas hingga ujungnya.

Pada saat itu, ayahnya datang dan Dani memberikan sedikit ruang agar kakaknya dapat berbicara berdua. Ia dapat mendengar Michael Maziyar bertanya kepada kakaknya, "Kamu siap?"

"Papa siap?" balas Nina yang hampir menangis.

Ayahnya memegang pelan pipi kakaknya dan menghapus air mata, "I've been waiting for this, Nina. Berjalan bersamamu, mengantarkan kamu kepada pria yang benar mencintai kamu. Papa merasa sangat bangga karena telah membesarkan kamu, Nina. You are the light of my life."

"Pa," Nina tersenyum dan air matanya hampir menetes kembali. "I love you, Pa. Selamanya."

"I love you more, Sayang."

Stephanie Indri Maziyar, ibunya berjalan memegang hand-boquet mawar putih untuk Nina yang lalu diberikannya. Stephanie terlihat sama bangganya dengan Michael melihat Nina pagi hari ini. Sempurna, anaknya akan sebentar lagi menjadi bagian keluarga Alden. Keluarga terkaya di Asia akan menjadi keluarganya. Nina bukan saja membuatnya bangga, tapi ia merasa semua keberuntungan terjadi karena Nina. Tidak ada orang lain yang dapat dan mungkin membuat Alexander Alden jatuh cinta kecuali Nina, anaknya.

Di sebelahnya Dani tersenyum kepadanya, "Aku akan berjalan terlebih dahulu, Ma."

"Apa kamu mengenakan make-up, Dani?" tanya ibunya. "Aku sudah mengatakan kepada kamu—..."

"Ya," Dani berkata dengan sabar, "Aku tidak mengenakan rias wajah, Ma. Seperti ya Mama minta. Lagipula aku tidak tahu apa bedanya eyeliner dan mascara."

"Di," panggil kakaknya. "Aku siap sekarang."

Dani mengangguk dan meninggalkan ibunya. Michael berdiri di samping Nina dan ibunya berada di belakang keduanya sementara Dani berdiri di depan mereka semua. Pintu terbuka dan semua tamu undangan berdiri menyambut sang pengantin.

Dani merasakan mata-mata terarah kepadanya. Pada saat itu Alex berbalik dan pria itu tersenyum. Senyum pria itu membuat jantung Dani berdebar-debar. Sangat berdebar-debar, Dani tidak tahu apa ia sebenarnya masih sanggup untuk berjalan ke arah pria itu.

You fool, he's not smiling at you, Dani menyadari hal itu. Ketika ia melihat dengan lebih jelas seiringnya ia berjalan, Alex tidak pernah tersenyum kepadanya.

Alex tengah tersenyum kepada wanita yang ia cintai.

Hari itu Alex mencium Nina, yang telah sah menjadi istrinya.

Hari itu Dani harus berkata kepada dirinya sendiri, "Ya, lo yang bego Di."

Pria seperti Alexander Alden menikahi wanita seperti Nina Maziyar, semua orang tahu. Alex melihat Nina bagaikan kakaknya adalah matahari, bulan, dan bumi. Banyak yang berkata, "Tidak heran Alex memilih Nina."

Kata mereka, "Nina adalah wanita yang dapat mencintai Alexander Alden."

Banyak yang menambahkan, "Istri yang tepat."

"Suami yang tepat."

"Mereka tepat untuk bersama." 

LUMIÈRE BLANCHE | ALDEN SERIES #1Onde histórias criam vida. Descubra agora