RE-WRITE | BAB ENAM

33K 4.3K 42
                                    

Dua hari berikutnya, Danielle Maziyar—Dani, sudah mulai merasakan rutinitas bangun pagi tanpa jetlag yang dideritanya selama seminggu terakhir. Ia baru saja sampai kembali ke Jakarta bersama dengan teman dekatnya Efra karena ayahnya memintanya pulang dan Dani mulai berpikir ia tidak bisa menghindari kota ini lebih lama lagi. Ia tidak bisa menghindari Alexander Alden, lebih tepatnya.

Efra meneleponnya pagi hari ini dan Dani mengangkatnya dengan malas-malasan, "Mau apa?"

"Udah siap-siap belom?"

"Udah."

"First day," ujar Efra.

"Ya, first day."

Sebelum ia kembali ke Jakarta, dua bulan yang lalu ia mengirimkan CV-nya kepada head-hunter dan sebulan sebelum ia sampai, ia mendapatkan tawaran pekerjaan di sebuah perusahaan e-commerce bernama "Soho". "Head-marketing," Efra kembali berbicara. "Soho needs someone like you Di."

"Berisik lo, Fra," Dani tertawa dan Efra membalasnya, "Gue akan menjemput lo tiga puluh menit lagi ya. Awas jangan lupa sarapan."

"Oke."

Dani berpakaian rapih pagi hari ini—gaun hitam sederhana dengan stocking hitam, lalu ia memakai hak tingginya sebelum Efra meneleponnya kalau pria itu sudah berada di bawah apartemennya. Efra mengantarkannya, membuat Dani sedikit tidak gugup dan Efra mengatakan kalau ia akan menjemputnya kembali sore nanti.

"See you, thanks for the ride."

Dani keluar dari mobil dan melangkah masuk ke dalam gedung tinggi yang bertuliskan logo Soho diatasnya. Dani menghembuskan napas dan berjalan dengan percaya diri. "Danielle Maziyar," katanya kepada resepsionis yang bertanya kepadanya.

"Mohon tunggu sebentar," kata resepsionis tersebut.

Dani mengangguk dan menunggu. Kurang dari dua menit kemudian Dani disambut oleh Gabriella Rania, regional director yang salah satu orang yang mewawancarainya sebelum ia mendapatkan pekerjaan ini. "Hi Danielle, senang akhirnya bisa bertemu kamu. It has been a tough process, huh? Lima wawancara dan akhirnya kamu bisa menjadi bagian dari tim aku. Aku menaruh banyak harapan kepada kamu setelah call kita terakhir."

"Thank you," kata Dani kepada Gabrielle.

"No worries, aku sangat menginginkan kamu di posisi ini Danielle. Bukan karena kamu berpengalaman tapi aku mendengar kalau kamu yang terbaik. Soho baru saja berekspansi dari bisnis e-commerce menuju digital platform and content. Kita membutuhkan tim marketing yang bisa mengerti pasar Indonesia dan selanjutnya Asia untuk mempromosikan Soho dengan baik dan sesuai dengan visi kami.

Dani mengangguk dan Gabrielle menunjukan ruangan kantornya di lantai tiga puluh gedung tersebut. Ruangannya sangat luas dan indah, Gabrielle bertanya, "Apa kamu menyukainya? Kalau kamu mau kamu bisa merubah apapun di dalam ruangan ini. Ana, sekretaris kamu akan membantu kamu untuk apapun yang kamu inginkan."

Gabrielle mengenalkan Ana, sekretaris pribadi untuknya dan dengan cepat ia mengubah topik ke hal-hal yang lebih serius, "So here's the thing Danielle, ada beberapa perubahan yang akan terjadi dalam minggu-minggu terakhir ini."

Dani mengangguk dan menunggu, "Soho baru saja di beli oleh perusahaan lainnya dan sangat penting bagi kita semua untuk melakukan transisi ini dengan benar."

"Apa yang bisa aku lakukan, Gabrielle?"

"Kita akan melakukan press-conference di hari kita mengumumkan Soho dan perusahaan lain akan bergabung. Hal ini sangat besar Danielle. Kita akan menjadi e-commerce terbesar di Asia."

"Apa aku tahu dengan siapa Soho akan bergabung?"

"Alden & Co., apa kamu tahu?"

"Ya," mulut Dani terasa begitu kering ketika ia menjawab pertanyaan Gabrielle. Tentu saja ia tahu. Karena yang memiliki perusahaan tersebut...

"Alexander Alden, apa kamu juga pernah mendengar namanya?"

Pernah mendengar namanya? Pria itu adalah kakak iparnya sendiri. "Oh, ya, aku pernah mendengar namanya," kata Dani berbohong. Ia berhasil berbohong dengan cepat dan ia merasa bangga kepada dirinya sendiri. Gabrielle tidak perlu tahu apa-apa.

Gabrielle tersenyum dan Dani tahu dari senyum wanita cantik dihadapannya yang tidak jauh lebih tua daripadanya, wanita itu menyukai Alex. Dani tahu setiap orang menyukai pria itu, terlebih lagi karena sekarang pria itu tidak lagi berstatus sebagai suami seseorang. "He's technically our boss's boss' boss, Danielle. Aku akan melapor ke James, CCO kita di Singapura. Lalu James akan melapor ke Board of Members Alden & Co. sebelum ke Alex. Nobody communicates with Alex easily."

"Oh..."

"Dan... and you know what? Alex akan berada di kantor ini minggu depan untuk melakukan transisi Soho dan Alden & Co., Danielle. Aku dengar dari orang-orang yang mulai membicarakan mengenai kedatangannya kalau Alex jarang sekali melakukan hal ini. Soho adalah proyek penting baginya makannya ia melakukan hal ini."

Dani mengangguk kembali. Pria itu akan datang minggu depan? Apa ia harus mengundurkan diri sekarang? Apa ia akan bertemu pria itu? Mungkin tidak.

"Ya," Dani mengangguk. Ia hanya bisa mengatakan hal itu kepada Gabrielle tidak tahu apalagi yang bisa ia katakan.

"Dan jangan lupa Danielle. I know seharusnya aku tidak mengatakan ini dan seharusnya aku bersikap sangat profesional, but oh God, he's incredibly hot and sexy. Alexander Alden adalah spesimen yang sangat indah, bukan?"

Dani tidak tahu harus menjawab apa.

Gabrielle tertawa dan wajahnya memerah, "I know it's silly, but I have a little crush on him. Semenjak aku tahu kalau Alden & Co. akan membeli Soho, aku sangat tertarik mengenai CEO Alden & Co. Alexander Alden."

Dani mencoba untuk tersenyum dan ia memaksakannya, Gabrielle terus berbicara sementara ia mendengarkan, "Danielle, whoever got his heart, she must be one lucky girl. Don't you think so? Taming the beast in Brioni suit is one hell of a catch."

Gabrielle lalu mengalihkan topik pembicaraan, "Maaf, maaf, aku melantur. Anyway, welcome to the team. Aku akan berada di kantorku kalau kamu perlu membicarakan apapun atau membutuhkan sesuatu. Glad you're here just in time Danielle. Beberapa minggu kedepan akan banyak hal yang terjadi. We'll be busy."

Gabrielle meninggalkan Dani sendiri di kantor barunya.

Lalu Dani tersenyum menatap kota Jakarta di pagi hari mengingat kata-kata Gabrielle. Ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Nina memenangkan hatinya dan hanya Nina yang akan mengisi hatinya untuk selamanya." 

LUMIÈRE BLANCHE | ALDEN SERIES #1Where stories live. Discover now