Tepatnya menyesal.
Tidak ada kata lain selain kata paling jelata yang satu itu. Siapa pun tidak ingin menemui penyesalan. Tapi, seseorang harus jadi Tuhan terlebih dulu jika ingin menjauhkan diri dari kata tersebut.
Manusia tempatnya salah, itu benar. Manusia yang salah tapi merasa benar, itu yang keliru. Mungkin Chanyeol hanya sedang tersesat. Bisa jadi nanti, dia akan mengakui kesalahannya. Tapi tidak sekarang.
Tidak di saat semua orang sedang menangis dan ketakutan. Termasuk dirinya sendiri. Sehun menjadi korban dari skenario dadakan yang ia buat. Sehun yang berdarah-darah, sama sekali tidak ada dalam daftar keinginan dalam hidupnya.
Chanyeol hanya ingin keluarganya mendapatkan keadilan yang tepat. Yeon Seok sudah menghancurkan kehidupannya. Segala yang indah di dalam hidup Chanyeol, sudah Yeon Seok rampas. Meski nyatanya, kehidupan Yeon Seok tak jauh lebih baik dari dirinya, tapi Chanyeol punya pemikirannya tersendiri.
Anak dan istri Yeon Seok, meninggal dalam keadaan mengenaskan tapi bahagia. Sedangkan ibunya, ibunya meninggal karena depresi dan sakit hati berkepanjangan. Itu tidak adil, kamus hidup Chanyeol yang memutuskannya.
Semalam, Chanyeol memutuskan untuk memulai sebuah drama. Dia menghubungi Jang Hyuk, mengabari hal yang luar biasa nistanya. Sebuah fitnah ia lantunkan lewat telepon berdurasi lima menit itu.
"Samchon, aku sudah menemukan Sehun. Sehun ada di Jeolla. Di rumah seorang pria asing yang tidak aku kenali. Dia baik, tapi saat aku mencoba mengajak Sehun untuk pulang ke Seoul, dia melarang kami pergi. Sehun dikurung di dalam rumahnya. Sehun juga terluka. Cepat selamatkan kami, Samchon."
Secara garis besar, Chanyeol tidak bilang bahwa Yeon Seok menculik. Jang Hyuk yang menyimpulkannya sendiri. Chanyeol hanya sudah menduga bahwa reaksi keluarga Sehun pasti akan sangat berlebihan.
Katanya, Baekhyun pernah diculik. Sehun juga pernah hilang. Jika sekarang penculikan itu kembali terulang, pasti rasanya akan sangat menakutkan. Keluarga Oh pasti akan memberikan perlawanan yang hebat. Dengan langsung melibatkan polisi misalnya.
Nyatanya, tebakan Chanyeol seratus persen menjadi nyata. Pagi itu, Jang Hyuk datang membawa polisi untuk menangkap Yeon Seok. Chanyeol bahagia bukan main di balik wajahnya yang ia buat sendu sedemikian rupa.
Tapi, sendu pura-pura itu lantas berubah jadi petaka tatkala Sehun berlari kesetanan. Seolah tak terkejar. Hingga akhirnya, tubuh Sehun terpental setelah dihantam sebuah bus sekolah yang melaju dengan kecepatan sedang.
Mungkin tidak parah. Tapi yang jelas, kaki Chanyeol spontan gemetaran begitu mendapati darah menggenang di sekitar tubuh Sehun.
"Chan, sudah jangan menangis. Sehun akan baik-baik saja." Baekhyun bersuara sambil merangkul bahu Chanyeol yang duduk di sampingnya.
"Darahnya banyak sekali, Hyung. Darah Sehun banyak sekali." Chanyeol terisak. Lalu menunduk sambil menutup wajah dengan kedua tangannya. Frustasi!
Bahkan saat Jang Hyuk menangis histeris sambil memangku tubuh lunglai Sehun, dia hanya bisa menatapnya dari jauh. Chanyeol hanya bisa melihat jemari Sehun yang terbiasa ia genggam saat kecil dulu terlihat merah oleh darah.
Demi Tuhan, Chanyeol takut kehilangan Sehun. Benar-benar takut kehilangan Sehun. Berpisah selama beberapa malam saja dia sudah kesepian. Maka, jika Tuhan akan membawa Sehun pergi kali ini, biarkan Chanyeol keluar dari jalurnya, tidak percaya kepada Tuhan lagi selama sisa usianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAMU ✔
Fanfiction***Sehun Exo Fanfiction*** Bumi di mata Yoo Yeon Seok sudah berhenti berputar. Tidak ada matahari, tidak ada rembulan. Yang hakiki hanya kegelapan. Matanya masih menangkap rupa dan warna, tapi hatinya lah yang buta. Sebabnya, karena Yeon Seok kin...