Chapter 4 : Compliment

4K 612 27
                                    

Sunhee's POV

"Sudah, lo sekarang masuk aja. Ga usah takut."

"Siapa juga yang takut sama pecundang kayak gitu? Yang ada, dia yang takut sama gue."

Chanyeol mendorong gue untuk naik ke kelas gue, berusaha meyakinkan gue untuk benar-benar menghadiri kelas hari ini. Sejak kejadian gue dengan Kak Lay waktu itu, Chanyeol menasehati gue panjang lebar tanpa henti setiap paginya ketika gue akan keluar membeli sarapan. Sungguh mengganggu gue.

Hari ini, Chanyeol menelepon gue beberapa kali agar masuk kuliah dan tidak ketinggalan kelas lagi.

Ah, jujur saja, gue benar-benar tidak memiliki mood untuk kuliah beberapa hari ini.

Ditambah lagi, kegiatan mengajar dan menjaga anak-anak di tempat kursus bukanlah perkara mudah. Kemarin saja, seorang anak menumpahkan bekalnya yang berupa kari ayam ke pakaian gue. Sialnya, Pak Junmyeon sedang pergi 2 hari terakhir ini, sehingga tak ada yang dapat 'menghibur' gue. Karena kejadian itu, gue harus menanggung malu di dalam bus perjalanan pulang.

"Kalau ada masalah, telepon aja gue! Jangan sungkan!" seru Chanyeol sambil melambaikan tangannya ke arah gue.

Gue harus mengatakan ini, namun gue akui bahwa Chanyeol sebetulnya tak buruk seperti kesan pertama yang dibuatnya. Iapun telah jarang memutar musik kencang-kencang, ataupun grasak-grusuk.

Mungkin, ia takut gue akan menjauhinya secara kami sama-sama tak memiliki banyak teman?

Gue melempar senyum, lalu naik ke ruangan kelas gue. Lorong ini masih agak sepi, mungkin karena kelas sebelumnya belum keluar dan baru akan selesai 20 menit lagi. Semua teman perkuliahan gue tak serajin gue, ternyata.

"Hai." Sebuah suara lumayan mengejutkan gue, berasal dari kakak tingkat jangkung yang memisahkan gue dan Kak Lay waktu itu. Ia berdiri di belakang gue, tersenyum kecil.

"Oh, hai. Kenapa?" Gue begitu canggung.

"Akhirnya kamu masuk lagi. Kamu tahu, ngga? Kami para kakak tingkat cari-cari kamu dari kemarin, loh."

Terus gue peduli, gitu? desis gue dalam hati. "Oh, ya? Hahahaha."

"Cuma kamu yang berani ngelawan seorang Lay Zhang, tau engga sih. Kenapa kemarin engga masuk?"

"Males," jawab gue seadanya.

"Nama kakak Hyungsik, kalau kamu belum tahu."

Kak Hyungsik mengulurkan tangannya, mengajak bersalaman. Gue menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki, sampai akhirnya gue membalas salamannya dengan lumayan dingin.

"Sunhee," ucap gue cepat.

Langkah kaki terdengar begitu kentara sepanjang lorong ini, membuat gue dan Kak Hyungsik langsung menoleh. Sialan, si bocah itu datang kemari.

"Lay! Ini nih, yang kita omongin dari kemarin!" Kak Hyungsik berseru, sambil menunjuk-nunjuk gue yang memasang raut masam. Kak Lay hanya diam berdiri di samping Kak Hyungsik. Jelas, kedua matanya menyiratkan ia berada dalam perasaan canggung.

"Minta maaf, kek.." ucap Kak Hyungsik sambil menyenggol tangan Kak Lay. Kak Lay masih tak bergeming dari tempatnya, lalu mendecak kecil.

"Nanti kita ke studio, kan? Latihan buat show Minggu besok?" Kak Lay mengalihkan pembicaraan. Namun, Kak Hyungsik malah tersenyum kecil.

"Minta maaf dulu lah, Bro. Lo kan laki, masa ga bisa ngalah sama cewek?"

"Minta maaf apanya? Lah si piyik ini yang nyolot kemaren."

Apartment 69 | Park Chanyeol AU✅Where stories live. Discover now