22. Kabar

10.5K 956 207
                                    

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."
(QS. Al-Baqarah: 155)

Allah akan menguji hamba-Nya dengan berbagai cobaan, dengan musibah, bala', fitnah, dan yang lainnya. Terkadang seorang hamba akan merasa sedih jika diberikan sebuah cobaan, yaitu mereka hanya bisa menyalahkan Rabbnya. Mereka hanya bisa mengeluh dengan takdir yang Allah berikan kepadanya. Mereka hanya akan sedih berkepanjangan, hingga saat iman sudah keluar dari hatinya maka hanyalah keputus asaan yang menimpa dirinya. Seseorang akan memilih mengakhiri hidupnya dan tak perduli akan orang di sekitarnya. Mereka tenggelam dengan keegoisan mereka sendiri, maka hanyalah api neraka yang pasti membakar mereka di akhirat nanti.

Sungguh, cobaan yang Allah berikan mungkin terlihat berat. Namun, banyak sekali hikmah yang Allah sisipkan pada ujian-ujian yang Allah berikan. Kuncinya yaitu sabar, Allah memberikan sebuah pelajaran bagi hamba-hamba-Nya yang mau bersabar. Mereka pun harus merasa ikhlas dan bersyukur,  maka itu sudah menjadi tameng bagi mereka sendiri bahwa mereka telah membangun mental yang kuat dengan hati yang bersih. Allah memberikan cobaan karena Allah senantiasa menyayangi mereka, Allah ingin menguji iman hamba-Nya melalui cobaan. Semakin tingginya iman, maka semakin tinggi pula cobaan yang mereka dapatkan.

Asfa tersenyum dengan sedikit memaksa. Ia menatap Nafisya yang tertawa polos saat bermain dengan Rania, Guntur, dan Anel. Sungguh sangat bahagia melihat Nafisya yang tertawa tanpa beban, bahkan saat ini Nafisya sedang diajari berdiri oleh mereka. Pertumbuhan Nafisya memang cukup cepat, anak itu sudah bisa mengucapkan kata-kata sederhana seperti; ibu, iya, kakak, dan yang lainnya. Asfa sangat bersyukur ketika masih banyak orang-orang yang menyayangi Nafisya juga dirinya. Namun, hal itu belum bisa mengobati kesakitan yang ia rasakan. Kesedihan sudah meliputi dirinya dan hidupnya.

Asfa yang sejak tadi berdiri sambil memegang tiang infusan itu berjalan keluar dari kamarnya. Ia butuh udara segar, cukup menyesakkan jika harus menghirup udara AC di ruangannya itu. Saat keluar, ia melihat Ridwan yang sedang duduk pada bangku rumah sakit. Asfa menghampiri Ridwan sambil memegang perutnya yang sedikit buncit. Ia duduk disampingnya, lalu bersender pada bangku itu.

Asfa menghela nafasnya. "Kau masih di sini, mas?" tanya Asfa membuat Ridwan menoleh.

Ridwan tersenyum kecil, sekarang sudah siang dan ia belum juga kunjung berdagang ke central dates market. Saat kemarin ia mumpung sedang libur bekerja di Al-Baik, namun untuk sekarang mungkin Ridwan akan mengambil cuti satu hari untuk menjaga Asfa. Pasalnya ia diberitahu oleh Guntur kalau Irfan saat ini pergi ke rumah Zain. Entah, ia tak tahu bagaimana reaksi Zain nanti saat dituding bahwa dirinya Nazmal oleh Irfan. Ridwan pun cukup bingung dengan Zain, lelaki itu memang mirip dengan almarhum suami Asfa, namun selama ini ia tidak pernah mendengar Zain berkata tentang Asfa, Nazmal, atau siapapun. 

Ia menatap Asfa, wanita itu terlihat sangat khawatir. Ia menatap langit-langit atap rumah sakit sembari melamun memikirkan sesuatu. Sungguh, melihatnya seperti itu cukup membuat Ridwan kesakitan. Entah kenapa posisi dirinya kini mungkin akan digantikan oleh Zain. Ia sangat mencintai Asfa, ia sangat tertarik pada Asfa seperti lebah yang tertarik pada indahnya bunga. Hatinya selalu bergemuruh saat melihat sosok Asfa, bahkan jantungnya pun saat ini berdegup dengan kencang. Inilah alasan yang membuat Ridwan ingin menikahi Asfa, sosok yang lembut dan cocok untuk menjadi ibu bagi anak-anaknya kelak. Ia sangat tak perduli pada status Asfa dan masa lalunya yang kelam. Ridwan menyayangi Asfa dan Nafisya, juga entah rasanya saat kedua kalinya ia bertemu dengan Asfa, ia merasa telah Allah titipkan Asfa untuknya.

Tetapi, apa yang ia rasa mungkin hanyalah halusinasi saja. Allah telah menunjukkan bahwa ada seorang lelaki yang bisa menempati hati Asfa dengan cepat pada hati yang sempat Ridwan tempati. Ridwan bukanlah apa-apa, ia hanyalah seorang lelaki yang ingin memiliki seorang Asfa. Hatinya terlalu menggebu-gebu, bahkan seringkali Ridwan beristighfar saat hatinya terlalu terpaut pada makhluk yang indah itu.

Izinkan Aku Memilikimu 2Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin