apakah ini pertanda takdir?

5K 275 0
                                    

Kini,aku sedang melalui tahap berhijrah ku,untuk pindah ke sikap yang lebih baik.

Aku sudah belajar mulai dari keramahanku.dan niatku dan langkah ku ini,adalah dukungan dari teman ku,icha.

"Tugas kampus udah selesai,kerjaan di kantor dah beres,dan minggu depan kampus libur seminggu... Hmm,kayanya aku pulang aja deh ke mama,duit aku juga udah ke kumpul banyak,siapa tau aku bisa ngebaginya separuh sama mama..." kata ku dalam hati setelah aku menerima gaji ku dari hasil kerjaku di kantor.

"Mba grace.."
"Iya shya.."
"Ashya mau pamit pulang..."
"Hah?lah,emang ga ke kampus kamu?"
"Tugas aku dah selesai semua di kampus,dan kerjaan aku di sini dah beres,jadi,untuk seminggu ini,aku bakal pulang ke mama..."
"Udh bilang ke pak hasan?"
",udh mba.."
"Ywdh klo gitu,saya harap kamu ga kapok kerja sama saya disini.."
"Nggk ko mba.."

Lalu mba grace menoleh ke samping kiri melihat kedua ustadz kembar nan tampan itu,yang ternyata menyimak pembicaraan ku dengannya.

"Hey ustadz! Napa pada bengong..,"
"Gpp mba grace.." kata ustadz Riki
"Kita bakal ketemu lagi ga yah.." kata ustadz kiki dengan melihat ku yang membuat ku salah tingkah.

"Emang kamu teh mau pulang kapan?" tanya ustadz kiki.
"Sore ini ustadz ..."
"Ooh sore ini,..di jemput sama keluarga apa,.."
"Berangkat sendiri ustadz dari terminal."
"Oh dari terminal?sore ini?bisa bareng atuh.."
"Mau kemana emang kmu ki.." tanya ustadz riki.
"Pan ibu sama bapa teh kesini...",
" bukannya naik mobilnya si bapa?"tanya ustadz riki.
"Ibu teh kmarin ngabarin lagi,katanya karena ibu bapa teh ga tau kan,kita tinggal di sebelah mananya,nah,akhirnya kata bapa teh,tunggu bapa sama ibu di terminal...kitu.."
"Ohh.."

03:00 pm.
Barang barang sudah siap untuk ku bawa.tak lain adalah baju baju ku.tak banyak ku bawa,karena masih ada pakaian ku di rumah.dan aku hanya membawa tas gendongku yang cukup besar.

"Shya..hp kamu bunyi tuuuhh" kata icha.
"Iya cha bntar.."
.
Dan ternyata ustadz kiki menelponku.sungguh sangat terkejut.lalu aku angkat telpon darinya.

Dan,ternyata ustadz kiki mengajakku berangkat bersama untuk ke terminal,karena kebetulan dia juga harus menjemput orang tuanya.

"Maaf ustadz kiki,ustadz riki,saya,takut ngerepotin kalian,..."
"Gpp,kita kan manusia,harus saling membantu..ya kan ki.."
"Iya...ayo!".

Akhirnya aku menaiki mobil mereka,untuk keterminal.

Sesampainya di terminal, kedua ustadz kembar nan tampan itu, langsung bertemu orang tuanya,sedangkan aku masih mencari bus yang harus ku naiki.

" seneng nya liat kalian.."kata ku saat aku melihat mereka saling berpelukan.

Lalu mereka semua tersenyum.
"Ki,mau pulang sekarang,?"tanya ustadz riki pada saudara kembar nya itu.
" kamu pulang duluan aja rik,sama bapa ibu,tar kiki nyusul .."

Akhirnya disana tinggal aku dan ustadz kiki.

"Ai,kamu teh mau pulang kemana?"
"Bogor.."
"Oh..jauh juga yh.."
"Lumayan,ai ustadz teh,nunggu siapa?ko ga pulang bareng ustadz riki?"
"Saya mah mau jemput neng nissa dulu,soalnya kedatangan orang tua saya kesini itu ada maksud dan tujuan tertentu.."
"Klo boleh tau,ada tujuan apa ya ustadz?"
"Ngelamar neng nissa..."
"Oh" jawabku dengan singkat dan dengan pandangan kosong.

Lalu,tak lama kemudian, bus jurusan kota bogor sampai.

"Saya pamit dulu ya ustadz.."
"Iya hati hati di jalan,.."
"Abis ini,ustadz mau ke ka nissa yh,?"
"Iya knp?"
"Saya minta ke ustadz, ustadz jangan lewat jalan gede yah,"
"Knp?"
"Saya takut ada sesuatu yang terjadi pada ustadz,perasaan saya ga enak.."

Lalu,sambil tersenyum manis pada ku,dia berkata..

"Jangan khawatir,insyaallah,saya bisa jaga diri..."

Lalu ustadz kiki meninggalkan ku.
Entah kenapa hati ku sungguh tak enak,rasanya ingin sekali tak menaiki bis dan pergi ikut bersamanya.

Lalu,saat ia sudah sampai di mobilnya,aku berteriak sekencang kecangnya dan mengulangi kata kata ku yang sudah kuucapkan padanya.dan lagi lagi ia tersenyum manis pada ku dan sesekali ia melambaikan tangannya.

Setelah itu,aku berlari menuju bus yang aku ku tumpangi.lalu aku berusaha mengambil ponselku dalam tas ku untuk mengabari mama  kalo aku akan berjalan pulang menuju rumah.

Lalu tak lama kemudian, ponsel ku tiba tiba terjatuh. Dan saat itu juga,terdengar suara seperti ledakan dan satu tabrakan hebat.lalu,aku langsung menoleh kebelakang, dan seketika aku ingat akan ustadz kiki yang melewati jalan besar itu dan pusat suara ledakan itu adalah,dari jalan besar itu.

Tanpa fikir panjang,aku berlari menuju tempat kejadian itu,untuk memastikan apakah yang kuduga adalah benar atau hanya perasaan ku saja.

Dan ternyata...
Itu semua benar....

"Ustadz kiki..!!!!!!" teriak ku sambil menangis.

Terlihat darah yang bercucuran di sekujur tubuhnya membuat ku semakin histeris,lalu semua orang segera memanggil ambulance untuk membawa ustadz kiki ke rumah sakit terdekat.

Lalu,sesampainya aku di rumah sakit,jasad yang masih bernafas itu segera di bawa keruang perawatan.

Kini yang tersisa adalah peci dan sorban yang menghiasi leher sang ustadz tampan itu.

Aku memegang erat sorban dan peci miliknya sambil menangis.

"Mengapa aku hanya melarangnya,mengapa aku tak memaksanya untuk tak melewati jalan besar itu..pasti semua ini ga bakal terjadi..ya allah,apakah ini adalah takdir dari mu,melalui kecelakaan dan di awali dengan perasaan ku yg kurang enak,supaya aku tetap tinggal di sini...ya allah..apa kah ini jalan dari mu..."

My Ustadz Is My First Love (PROSES REVISI)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora