Rima yang melihat Renanda ketakutan, langsung mengajaknya untuk pergi dari kantin. Menurut Rima sendiri, Angkasa memang sudah keterlaluan kepada sahabatnya ini. Rima bahkan tau sendiri bagaimana sikap dan sifat Renanda sebenarnya sehingga dia sendiri juga berpihak kepada Renanda, ingin sekali Rima kembali ke kantin dan menampar wajah Angkasa untuk kedua kalinya setelah Renanda. Namun hal itu ia urungkan karena yang lebih penting dari itu adalah keadaan Renanda sekarang, gadis itu terlihat menguatkan diri bahkan beberapa kali memperlihatkan tatapan tajamnya kepada orang orang yang menatapnya kasihan.
Renanda dan juga Rima langsung masuk kedalam kelas, "Ini yang harusnya keluar gue apa mereka?" Tanya Renanda
"Heh ko gitu?"
"Ya kesannya kek gue tuh ngeganggu semua orang yang ada disini karena gue anak dari yang punya sekolah."
"Mereka Cuma belum ngerti aja kalo kamu itu baik Re, coba deh jangan terlalu tertutup. Kamu harus bisa nerima siapa aja orang yang pengen deketin kamu."
"Gue gak bisa, gue takut mereka semua itu fake."
"Aku nyuruh kamu buat lebih terbuka, bukan nyuruh kamu untuk jadiin mereka temen atau sahabat."
"Caranya?"
Rima tersenyum lalu membisikan sesuatu kepada Renanda, "Kamu bisa mulai dari temen sekelas dulu, kalau kamu bisa dan terbiasa kamu bisa lakuin itu ke anak Ananta."
"Semua anak Ananta?"
"Semua anak Ananta Re."
Renanda tersenyum, "Oke, aku coba tapi gak hari ini."
"Kapanpun kamu siap, aku selalu bantu dan dukung."
"Thanks Rim."
...
Esoknya Renanda datang ke sekolah dengan pandangan menunduk tidak angkuh seperti biasanya, gerakannya dalam langkah masuk ke kelas juga ia percepat karena ia tidak mau berlama lama di koridor. Disana sudah ada Rima yang ternyata juga sudah menunggunya, nafas Renanda tidak beraturan membuat Rima tertawa kecil.
"Rileks Re, hari ini bakal kamu laluin dengan hasil yang baik." Ucap Rima
"Amin. Jadi kita mulai dari siapa?"
"Hm, dia."
"Rim, serius si Kiki?"
"Iya, kita mulai dari bangku pertama."
"Kamu tau kan dia?"
"But apa masalahnya Re, toh kamu juga cuma tinggal ngobrol sedikit."
Renanda menarik nafas, "oke."
Rima mengangguk setelah itu Renanda bergerak menuju bangku yang ditempati oleh seseorang bernama Kiki, kemudian ia duduk diatas meja dan melirik kearah Kiki. Namun tidak lama Renanda kembali melirik Rima yang sebelumnya membunyikan sesuatu sehingga membuatnya menoleh, terlihat Rima menunjuk menggeleng gelengkan kepalanya sambil memperagakan sesuatu. Renanda sempat tidak mengerti, Rima ternyata menyuruhnya untuk tidak duduk di meja karena itu adalah langkah yang salah. Renanda mengangguk lalu berdiri dan kembali melihat kearah Kiki, melihat ada Renanda di dekatnya membuat lelaki itu balik melihat Renanda.
"Apa?" Tanya Kiki
"Gue cuma mau nyapa lo aja kok."
"Oh."
"Hai." Renanda melirik Rima, sahabatnya itu mengacungkan jempol atas apa ynag dikatakan Renanda baru saja.
"Hm Hai."
KAMU SEDANG MEMBACA
D R E A M
Teen FictionMasih tentang hujan dan ia yang tak kunjung datang. I T 'S J U S T D R E A M 🎖️#1 Bogor 🎖️#1 Disappointed 🎖️#1 Relationshit 🎖️#1 Friendshit 🎖️#3 Bandung