chapter 3

429 19 0
                                    

Ali POV

Sekarang aku dan papanya Prilly berada di dalam ruang dokter.

Walaupun mamaku tidak mengizinkan ku kesini tapi aku tetap nekat.

Mama bilang aku harus istirahat tapi aku benar-benar ingin mengetahui kondisi Prilly.

" Kenapa Putri saya tidak bisa menggerakkan kakinya, dok? " Ucap papa Prilly.

" Begini pak. Putri anda mengalami....... lumpuh " ucap dokter.

Deggg

Bagai di terjang badai.

Enggak Prilly, Prilly ku tidak akan lumpuh.

" Kecelakaan itu menyebabkan saraf motorik pada kaki Prilly rusak dan akibatnya adalah lumpuh " penjelasan dokter.

" Tapi dok, Prilly bisa sembuh kan!!! " Ucap papa Prilly khawatir.

" Kemungkinan Prilly sembuh hanya 2%. Prilly mengalami lumpuh permanen bukan lumpuh sementara " ucap dokter.

" Arghhh, ini semua gara-gara Ali om. Kalau saja Ali bisa berhati-hati membawa mobil, pasti ini semua tidak akan terjadi. Dan Prilly, Prilly tidak akan lumpuh seperti ini " ucap ku terisak.

Ya. Aku menangis.

Aku menangis karena yang membuat Prilly seperti ini adalah aku.

Aku merutuki diriku sendiri.

Kenapa bukan aku saja yang lumpuh.

Kenapa???

Kenapa harus Prilly gadis ku yang tidak bersalah itu yang harus mengalami ini.

" Tidak Li. Ini bukan kesalahan kamu. Ini adalah takdir " ucap papa Prilly berusaha tegar tapi tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran dimatanya.

###

Author POV

Tadinya papa Prilly dan Ali berniat menyembunyikan ini dari Prilly.

Tapi nihil.

Entah bagaimana caranya Prilly mengetahui hal ini.

Prilly POV

" Ma, apa benar aku lumpuh? " Tanya ku pada mama.

Mama ku diam.

" Pa, Jawab pertanyaan Prilly pa " ucap ku pada papa.

Papa ku diam.

" Ali. Apa benar aku lumpuh Li? " Ucap ku pada Ali.

Ali ku diam.

" Kalau kalian masih tetap diam. Aku anggap jawabannya iya "

Mereka tetap diam.

" Mama. Bilang sama ily. Kalau Prilly akan sembuh. Bilang mah " ucap ku mulai terisak.

" Iya sayang. Kamu pasti sembuh. Prilly pasti sembuh " ucap mama yang kini sudah terisak.

" Mama bohong. Prilly tahu kalau kaki Prilly lumpuh permanen. Prilly tidak akan sembuh ma " ucap ku yang kini sudah berada di pelukan mama.

" Enggak sayang kamu pasti sembuh. Prilly pasti sembuh " ucap papa.

Aku tegakkan tubuh ku.

Aku pukul kaki ku dengan tangan ku sekeras mungkin.

Tapi nihil.

Kaki ku tidak merasakan apa-apa.

" Prilly apa yang kamu lakukan? " Ucap mama.

" Prilly tidak mau punya kaki lumpuh mah. Tidak mau. Lebih baik Prilly mati daripada hidup dengan kaki lumpuh " ucap ku sambil menangis sejadi-jadinya.

Ali menghampiri ku.

Memeluk ku erat.

Dia berusaha menenangkan ku.

Aku perlahan mulai berhenti menangis.

Papa dan mama meninggalkan ku dengan Ali berdua disini.

Tubuh ku kembali tegak.

" Gw ga mau lumpuh Li, ga mau " ucap Prilly sambil memukul kakinya yang sekarang sudah tidak bisa digerakkan lagi.

" Aku tahu kamu bisa sayang, semuanya akan berakhir. Kamu percaya sama aku, kamu harus yakin kalau kamu pasti bisa jalan lagi " ucap Ali berusaha menenangkan ku.

" Gw ga bisa hidup seperti ini, gw gx bisa jalan lagi, dokter bilang kalau lumpuh gw itu permanen. Lebih baik gw mati " ucap ku emosi yang sontak membuat Ali mengangkat tangannya dan menampar pipi chubby ku.

" Maaf sayang, aku benar-benar tidak sengaja " ucap Ali merasa bersalah.

Seketika hening.

" Lo pasti malu kan, punya cewek lumpuh kaya gw " ucap ku yang membuat Ali menempatkan jari telunjuknya di depan bibir ku untuk membuatku diam, tapi bukannya diam aku makin menjadi-jadi.

" Li, gw minta sekarang Lo pergi dari sini, tinggalin gw, gw gx mau lihat Lo lagi, toh bentar lagi gw bakal mati ko "

" Prilly, kamu bicara apa si sayang "

" Gw gx mau lihat Lo susah gara² gw, pergi dari sini, pergi " ucap Prilly dengan nada tinggi.

" Enggak sayang aku tidak akan pergi, aku tidak akan meninggalkan kamu. Kita lewati ini sama² ya "

Ini keputusan ku Ali.

Kita tidak bisa bersama lagi.

Aku tidak mau mendampingi mu dengan kondisi yang cacat seperti ini.

Aku sudah tidak pantas lagi untuk mu.

Aku akan pergi Li.

Maafkan aku.

#####

Huaaa author sedih nulisnya. Sedih banget.

Please vote and comment cerita ini

Dan jangan lupa follow me

See you next chapter

Salam Alpril

BAM (Betapa Aku Menyesal) {END}Where stories live. Discover now