chapter 4

313 14 2
                                    

Maaf ya readers, aku baru up lagi. Aku saranin baca chapter sebelumnya biar ingat lagi hehe.
Semoga suka ya.Maaf ya readers, aku baru up lagi. Aku saranin baca chapter sebelumnya biar ingat lagi hehe.
Semoga suka ya.
****

Ali POV

2 tahun berlalu tanpa kamu Pril, kamu tega meninggalkan aku. Padahal kita sudah berjanji akan bersama selamanya.

Prilly kamu akan tetap ada di hatiku dan aku tidak akan bisa melupakanmu. I Love you Prilly.

" Li, kita Lunch di tempat biasa kan? " Tanya Ara. Aku hanya menjawabnya dengan anggukan.

Aurora adalah pacarku sekarang. Aku biasa memanggilnya Ara. Dan aku terpaksa pacaran dengannya. Karena permintaan Papa. Sebenarnya aku bisa saja memutuskan dia tapi aku tidak sejahat itu. Ara terlalu baik untuk aku sakiti hatinya. Dia yang selama 2 tahun ini mendukungku. Dan aku hanya bisa berharap suatu saat nanti aku bisa membalas perasaannya.

" Ali kamu mau makan apa? "

Aku tidak mendengar Ara berbicara, karena aku sedang memikirkan Prilly.

" Kamu merindukan Prilly ya Li? "

Ara selalu tahu apa yang aku rasakan. Ya aku merindukan Prilly, Prillyku.

Flashback on

" Om, Tante jawab aku Prilly dimana? Kenapa dia ga ada di ruang rawatnya? " Tanya Ali.

" Kamu harus kuat Li, Prilly sudah pergi. Prilly sudah meninggalkan kita semua " jawab Mama Prilly.

" Ga, ga mungkin, Prilly ga mungkin meninggal " jawab Ali frustasi.

Deg, rasanya jantungku sudah tidak ada lagi di tempatnya. Bagaimana mungkin orang yang sangat aku cintai pergi begitu saja. Bahkan Prilly belum sempat mengucapkan selamat tinggal.

" Jenazah Prilly akan dimakamkan di Singapura " ucap Papa Prilly.

" Kalau begitu aku akan menyusul Prilly Om " ucap Ali.

" Tidak Li. Prilly berpesan kalau dia meninggal, dia tidak ingin kamu melihat pemakamannya " ucap Mama Prilly.

" Tapi kenapa Tan? Tidak aku harus tetap ke Singapura "

" Kalau kamu sayang sama Prilly, tolong ikuti permintaannya "

Flashback off

" Mba saya pesan Spaghetti 1 dan jus alpukat 1 " ucapku pada seorang waiters.

" Baik mas ditunggu ya "

" Li " Ara memanggilku.

" Iya "

" Apa yang harus aku lakukan, agar kamu tidak selalu kepikiran dengan Prilly? "

" Aku tidak akan bisa berhenti memikirkannya "

" Aku tahu. Aku tidak memintamu berhenti memikirkannya. Aku hanya ingin kamu tidak selalu kepikiran dengannya. Li kalau Prilly terus menguasai hati dan pikiranmu aku tidak akan bisa masuk ke dalam hatimu. "

" Ara aku sayang sama kamu. Aku tahu mungkin memang Prilly yang masih menguasai hatiku. Aku butuh waktu Ra, untuk menjadikan kamu satu-satunya di hatiku. "

" 2 tahun belum cukup Li "

" Maaf Ara "

" Kamu tidak seharusnya minta maaf. Aku yang salah. Tidak seharusnya aku berani mencintaimu padahal aku sendiri tahu kalau kamu cintanya cuma sama Prilly. "

" Ara kenapa kamu bicara seperti itu? Aku yang bego Ra, kamu sudah begitu baik denganku tapi untuk jatuh cinta denganmu itu sulit. "

" Jujur aku sudah lelah menunggumu. Aku ingin hatimu seutuhnya untukku. Entah kapan itu akan terwujud atau mungkin tidak akan pernah. Aku harus pergi Li "

" Biar aku antar "

" Aku bisa sendiri "

Mengapa Ara berbicara seperti itu. Apa dia juga akan pergi meninggalkanku. Aku tidak akan membiarkannya. Aku tidak ingin kehilangan yang kedua kalinya.

Sesaat aku ingin meninggalkan Kafe ini. Aku menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal.

" Halo, maaf ini siapa ya? "

" Ali "

Tut Tut Tut telepon terputus

Deg, aku mengenali suara itu. Suara yang ingin sekali aku dengar selama 2 tahun ini.

Tidak mungkin Prilly sudah meninggal. Aku pasti hanya berhalusinasi karena terlalu memikirkannya.

#####

Hai Gaes! BAM IS BACK.
Sekarang kan lagi #dirumahaja. Jadi buat kalian yang ingin aku cepet² up komen sebanyak-banyaknya.

Please vote and comment cerita ini

Dan jangan lupa follow me

See you next chapter

Salam Alpril

BAM (Betapa Aku Menyesal) {END}Where stories live. Discover now