chapter 13

281 15 11
                                    

Prilly's POV

Sekarang aku berada di dalam sebuah gedung. Gedung yang sama yang tidak sengaja tadi siang aku datangi.

Ternyata dugaanku benar, Ara adalah sahabatnya Farel yang sedang berulang tahun. Aku berpikir sepertinya Farel belum mengetahui hubungan Ara dengan Ali.

"Eh, itu kan Prilly. Mantannya Ali."
"Eh iya. Kasihan ya, Ali udh berpaling dari dia."
"Lo ngapain kasihan sama dia. Lagi pula wajar kali Ali lebih milih cewek baik kaya Ara dibanding Prilly yang pembohong."
"Iya juga sih Lo benar. Coba aja kalau dia ga memalsukan kematiannya, pasti Ali sekarang sama dia."

Teman-teman Ali membicarakanku terus sejak tadi. Aku bahkan tidak tahu dari mana mereka mengetahui soal aku dengan Ali. Kalau bukan karena Farel, aku sudah pergi dari sini.

"Pril, sorry ya lama. Aku habis ngucapin selamat ulang tahun tadi." ucap Farel menghampiriku yang sedang duduk sendiri.

Aku sudah tidak mendengar lagi suara orang yang yang menyebutkan namaku. Mungkin mereka merasa tidak enak, karena ada Farel di samping ku sekarang.

"Oh ya Pril, aku tadi melihat Ali di samping Ara. Aku pikir mereka punya hubungan spesial." benar bukan Farel belum mengetahuinya.

"Iya mereka pacaran"

"Kamu kenal sama Ara?" Aku hanya mengangguk mengiyakan.

"Kamu gppa kan?" ucap Farel yang merasa aku tidak nyaman di sini.

"Aku gppa ko" aku tersenyum menjawab.

Tidak mungkin aku merusak suasana dengan mengatakan kalau aku cemburu melihat Ali bersama Ara.

"Teman-teman, sekarang adalah waktu yang di tunggu-tunggu. DANSA. Setiap pasangan di sini boleh melakukannya. Kecuali yang jomblo hehe." ucap pemandu acara.

"Oh iya. Kalian tidak hanya berdansa dengan pasangan kalian. Tapi kalian juga akan bertukar rekan dansa saat musik berganti. Oke sekarang waktunya!" lanjut si pemandu acara menjelaskan.

"Pril, dansa yuk!" ajak Farel.

"T-tapi" belum sempat aku menolak Farel sudah menarik tanganku menuju lantai dansa.

Musik mulai diputar. Lampu yang bercahaya dimatikan seketika. Hanya ada lampu yang berkelap-kelip menyala mengitari lantai dansa.

Farel meletakkan lengannya di pinggangku, dan aku mengalungkan tanganku di lehernya.

Kami saling menatap. Namun, tidak ada getaran aneh yang ku rasakan seperti aku menatap Ali.

"Kamu jago juga dansanya Pril" ucap Farel.

"Kamu juga ga kalah jago Rel"

Tiba-tiba musik berganti. Semua pasangan pun berganti rekan dansa. Farel yang di hadapanku, ku lihat dia sudah menemukan rekan dansa barunya.

Sepasang tangan dengan kasar berada di pinggangku. Aku mendongak, tentu saja itu Ali.

"Yang tersisa cuma Lo. Ga usah baper."

Kini aku mengerti tatapan lain dari mata Ali. Sekarang tatapan benci itu terlihat jelas dimatanya.

Ali, apa kisah kita hanya tinggal kenangan?
Aku mencintaimu Ali.

Tanpa sadar air mataku sudah berada di pipi.

"Ga usah cengeng jadi cewek" ucap Ali tepat di depan telingaku.

Bahkan aku bisa merasakan hembusan nafasnya.

Kemudian Ali menjauh dariku. Dan seketika musik berhenti. Lampu yang bercahaya kembali menyala.

Ali berdiri di tengah lantai dansa. "Maaf saya minta perhatian kalian sebentar. Saya ingin mengungkapkan sesuatu kepada orang yang sedang berulang tahun malam ini."

Ara yang mendengar itu seketika langsung penasaran apa yang ingin Ali ungkapkan.

"Aku tahu, aku mungkin bukan laki-laki yang sempurna untukmu. Aku masih suka menyakitimu. Aku masih suka membuatmu kesal dan menangis. Tapi yang kuingin kau tahu, aku ingin memulai semuanya kembali denganmu dari awal. Dengan hubungan yang lebih serius." Ali berjalan mendekati Ara.

Ali menuntun Ara ke tempat ia berdiri tadi. Lalu di hadapan Ara ia berlutut sambil menjulurkan cincin di tangannya.

"Will you marry me?"

"Terima-terima" ucap semua tamu yang datang.

Aku tidak sanggup lagi melihatnya. Aku berlari ke luar gedung. Berlari sekencang-kencangnya.

Farel mengikutiku, rupanya dia menyadari kepergianku.

#####

See you next chapter

Salam Alpril

BAM (Betapa Aku Menyesal) {END}Where stories live. Discover now