chapter 17

561 23 2
                                    

Author's POV

Prilly baru saja selesai mempersiapkan dirinya untuk menghadiri pernikahan Ali dengan Ara.

"Sayang kamu sudah melupakan perasaanmu dengan Ali bukan?" tanya mama Prilly khawatir.

"Sudah Ma" ucap Prilly berbohong.

"Ayo Ma, Prilly kita harus segera ke acaranya. Tidak enak bukan kalau kita tidak datang lebih awal padahal kita berada di hotel yang sama." ucap Papa Prilly.

Prilly akhirnya berada di acara pernikahannya. Sekarang Prilly benar-benar sedang menguatkan dirinya untuk menyaksikan ijab qobul Ali dengan Ara.

Suasana di resort sudah cukup ramai. Dan Prilly memilih untuk duduk sebentar di kursi yang terletak cukup jauh dari pusat acara.

"Pril, mama sama papa mau menyapa orang tua Ali dulu ya." Prilly hanya mengangguk mengiyakan.

Sebenarnya Prilly belum ingin mendekati Ali. Tapi mamahnya sudah memberikan isyarat agar dirinya menghampirinya mereka.

Mama Ali langsung mendekap Prilly ke dalam pelukannya. Karena dulu semasa Ali dan Prilly berpacaran, mama Ali sangat sayang dengan Prilly.

"Prilly kamu bagaimana kabarnya?" tanya mama Ali.

"Aku baik-baik saja Tan" jawab Prilly.

"Dulu Tante pengen banget kamu yang jadi menantu Tante. Tapi Tante sebagai ibu cuma bisa mendukung keputusan anak." ucap mama Ali menjelaskan.

Prilly hanya tersenyum menanggapi. Prilly kemudian berjalan mendekati sepasang kekasih yang sebentar lagi akan menjadi sepasang suami istri yang sah di mata agama dan hukum.

Ara terlihat sangat cantik menggunakan gaun berwarna putih yang panjang. Terdapat banyak manik-manik yang membuat gaun itu terlihat semakin elegan.

Sedangkan Ali tidak kalah tampan menggunakan stelan jas hitam dengan kemeja putih di dalamnya.

"Aku minta maaf Ali. Sebelumnya aku tidak tahu kalau kamu dan Ara akan menikah di sini." ucap Prilly.

"Kamu tidak perlu minta maaf. Aku yang harusnya minta maaf karena selama ini aku sudah bersikap kasar denganmu." ucap Ali.

"Oh ya, selamat untuk pernikahan kalian."

Ara memeluk Prilly "kamu tetap di sini kan sampai ijab qobulnya selesai?" tanya Ara.

Prilly menjawab mengiyakan.
Sementara dirinya sendiri tidak tahu, akan sanggup atau tidak menyaksikan ijab qobulnya.

30 menit kemudian

Prilly berdiri di tepi pantai. Memang cukup jauh dari tempat ijab qobulnya, namun wajah Ali masih terlihat jelas olehnya.

"Bagaimana apa ijab qobulnya sudah bisa dimulai?" tanya pak penghulu.

Ali tersenyum mantap sambil menjabat tangan pak penghulu.

"Saudara Aliando Syarief, saya nikahkan engkau dengan Jennifer Aurora Ribero binti Luigi Ribero dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai."

Prilly sudah tidak sanggup lagi menyaksikan ini semua. Ia berlari ke arah laut.

Kebetulan ia melihat ada banyak jet ski yang terparkir rapih. Prilly pun langsung mengendarai salah satunya. Ia ingin pergi ke mana pun asal tidak di sini.

Sedangkan di satu sisi bukan menjawab penghulu Ali malah asik memperhatikan Prilly yang mengendarai jet ski dengan sangat cepat. Apalagi ia tidak memakai baju pelampung.

Tiba-tiba kenangannya dengan Prilly melintasi otaknya.

"Li, kamu tahu tidak? kenapa aku tidak pernah mau belajar renang sekalipun belajarnya sama kamu" tanya Prilly.

"Ga tahu emang kenapa?"

"Karena aku mau setiap aku tenggelam kamu yang akan menyelamatkanku"

Janji Ali "kamu lihat mata ku, aku janji sama kamu dimana pun kita berada dan dalam keadaan apapun aku akan menjadi penyelamat kamu disaat kamu tenggelam"

Ali melihat ada banyak ombak besar di hadapan Prilly. Semua orang di sini hanya memperhatikannya tidak ada yang memperhatikan Prilly.

Ali akhirnya berlari cepat untuk mengendarai jet ski dan ia tidak lupa membawa 1 baju pelampung.

Ali sama sekali tidak menghiraukan orang-orang yang memanggilnya. Di pikirannya sekarang hanya ada keselamatan Prilly.

Hampir saja Ali sampai di tengah laut, tempat Prilly berada. Namun Prilly sudah terhempas oleh ombak.

Dengan cepat Ali melompat dan menyelam ke laut. Ali melihat Prilly yang berusaha naik ke darat dengan nafas yang tersengal-sengal.

Ali langsung saja membawa Prilly ke atas. Ia membawa Prilly duduk di jet ski yang tadi ia gunakan.

"Kamu pakai baju pelampung ini" Prilly mengangguk mengiyakan masih dengan nafas yang tersengal-sengal.

Baru saja Ali ingin ikut naik ke atas jet ski namun dirinya terseret ombak. Ombak itu menggulung Ali hingga membawanya ke dasar laut.

~selesai~

Please vote and comment cerita ini

Dan jangan lupa follow me

See you next chapter

Salam Alpril

BAM (Betapa Aku Menyesal) {END}Where stories live. Discover now